Romantisme Sungai Citarum dan Kenangan Doni Monardo

Sabtu, 19 November 2022 - 09:17 WIB
loading...
A A A
“Bapak Citarum Harum”, Letjen TNI (Purn) Doni Monardo mengapresiasi Dankodiklatad dan penyelenggara yang telah menggagas program Bela Negara Menjaga Alam.

"Tanggung jawab membela negara bukan hanya menghadapi ancaman musuh dari luar tetapi termasuk ancaman kerusakan alam atau lingkungan ekosistem harus kita bela," ungkapnya.

Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum akan berakhir pada 2025. Doni Monardo berharap sudah mulai dipikirkan penanganan Sungai Citarum usai Perpres ini berakhir.

"Mohon kiranya Pak Wagub Jawa Barat (Uu Ruzhanul Ulum) dan tokoh masyarakat serta pihak terkait lainnya, mulai memikirkan masa depan penanganan Sungai Citarum setelah berakhirnya Perpres 15 Tahun 2018 ini," kata Doni.

Pasca Perpres, keterlibatan TNI-Polri menjadi berkurang. Karena itu, Doni menyarankan mulai sekarang sudah ada pembicaraan untuk menentukan pihak mana yang akan menjadi ujung tombak “pasukan penjaga Citarum Harum”. “Kalau perlu, bicarakan lewat pertemuan, seminar, atau forum lain,” ujar Kepala BNPB 2019-2021 itu.

Menurut dia, banyak organisasi, komunitas atau pegiat lingkungan di Jawa Barat, yang bisa diberdayakan terkait penanggulangan Sungai Citarum ke depan.

"Mohon dari TNI Polri bisa memberikan masukan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, sehingga konsep penataan Citarum ke depan tidak boleh berhenti, aktivitasnya berjalan terus," tegas Doni

Kenangan Buruk

Doni mengilas balik ke era kelabu, ihwal buruknya kondisi Sungai Citarum. Sungai itu bahkan dijuluki sebagai sungai terkotor di dunia. Jangankan untuk mandi, menyentuh air pun tangan bisa gatal-gatal.

“Namun sekarang, berkat kerja keras semua pihak, kondisinya jauh lebih baik," katanya.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2247 seconds (0.1#10.140)