Kinerja Ekonomi Jatim Triwulan III 2022 Tumbuh Positif
loading...
A
A
A
SURABAYA - Kinerja ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2022 tumbuh positif sebesar 5,584 (yoy). Angka ini lebih rendah dibanding triwulan II 2022 (5,7696 yoy). Data ini diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Rizki E. Wimanda saat acara Jatim Talk, Selasa (15/11/2022).
"Di tengah divergensi tingkat pemulihan global dan eskalasi ketidakpastian global, perlu upaya ekstra untuk mendorong kinerja ekonomi Jawa Timur yang berdaya tahan dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional," kata Rizki di acara bertema “Mengoptimalkan Potensi dan Memperkuat Resiliensi Ekonomi Jawa Timur di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Global"
Dalam seminar yang membahas perkembangan ekonomi Jawa Timur terkini, potensi ekonomi, serta strategi untuk memperkuat resiliensi ekonomi Jawa Timur. Hadir dalam acara ini Konsulat Jenderal Jepang dan Morocco, Kepala Kanwil DJPB Jatim, Deputi Kepala Perwakilan OJK Jatim, Regional CEO BRI Kanwil Surabaya.
Kemudian Regional CEO Bank Mandiri Jawa Timur, Regional CEO BSI Kanwil Surabaya, Pimpinan Wilayah BNI Jawa Timur, Ketua GINSI Jatim, serta perwakilan Asosiasi Pelaku Usaha, Korporasi, dan Akademisi.
Baca juga: Gedung Baru Uinsa Surabaya Rp600 Miliar Integrasikan Sains dan Agama
Menurut Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, kondisi ekonomi global diperkirakan tumbuh melambat dari prediksi sebelumnya. Perlambatan pemulihan ekonomi ini karena disrupsi dari sisi permintaan akibat ketegangan politik Rusia-Ukraina.
"Bayang-bayang terjadinya resesi secara global memperlambat laju pertumbuhan ekonomi serta menekan investasi dan permintaan pasar. Perkembangan ekonomi Jawa Timur menunjukkan pemulihan yang signifikan ditandai dengan pemulihan sektor ekonomi utama, peningkatan mayoritas komponen PDRB dari sisi pengeluaran, peningkatan produkitivitas tenaga kerja, serta progres dari PMA dan PMDN yang cenderung lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi," terang Josua yang tampil sebagai narasumber.
Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Candra Fajri Ananda menerangkan, pemulihan ditunjukkan melalui penguatan beberapa sektor utama, pertumbuhan positif di berbagai provinsi, serta sisi konsumsi dan produksi yang cukup kuat.
Di tengah risiko ketidakpastian global yang eskalatif, beberapa strategi dilakukan yaitu dengan mengoptimalkan APBN sebagai shock absorberdan penguatan efektivitas anggaran untuk peningkatan produktivitas dan daya saing.
Pemulihan ekonomi Jawa Timur terus bergeliat dengan pertumbuhan di sektor transportasi dan pergudangan, menurunnya tingkat kemiskinan, dan pemulihan wilayah berbasis sektor primer (pertanian).
Menghadapi berbagai tantangan di 2023 dan 2024, penguatan strategi program prioritas dan pendanaan APBD diharapkan dapat mendukung kinera ekonomi di Jawa Timur yang resiliensi di tengah ketidakpastian.
"Di tengah divergensi tingkat pemulihan global dan eskalasi ketidakpastian global, perlu upaya ekstra untuk mendorong kinerja ekonomi Jawa Timur yang berdaya tahan dalam rangka mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional," kata Rizki di acara bertema “Mengoptimalkan Potensi dan Memperkuat Resiliensi Ekonomi Jawa Timur di Tengah Peningkatan Ketidakpastian Global"
Dalam seminar yang membahas perkembangan ekonomi Jawa Timur terkini, potensi ekonomi, serta strategi untuk memperkuat resiliensi ekonomi Jawa Timur. Hadir dalam acara ini Konsulat Jenderal Jepang dan Morocco, Kepala Kanwil DJPB Jatim, Deputi Kepala Perwakilan OJK Jatim, Regional CEO BRI Kanwil Surabaya.
Kemudian Regional CEO Bank Mandiri Jawa Timur, Regional CEO BSI Kanwil Surabaya, Pimpinan Wilayah BNI Jawa Timur, Ketua GINSI Jatim, serta perwakilan Asosiasi Pelaku Usaha, Korporasi, dan Akademisi.
Baca juga: Gedung Baru Uinsa Surabaya Rp600 Miliar Integrasikan Sains dan Agama
Menurut Chief Economist Permata Bank, Josua Pardede, kondisi ekonomi global diperkirakan tumbuh melambat dari prediksi sebelumnya. Perlambatan pemulihan ekonomi ini karena disrupsi dari sisi permintaan akibat ketegangan politik Rusia-Ukraina.
"Bayang-bayang terjadinya resesi secara global memperlambat laju pertumbuhan ekonomi serta menekan investasi dan permintaan pasar. Perkembangan ekonomi Jawa Timur menunjukkan pemulihan yang signifikan ditandai dengan pemulihan sektor ekonomi utama, peningkatan mayoritas komponen PDRB dari sisi pengeluaran, peningkatan produkitivitas tenaga kerja, serta progres dari PMA dan PMDN yang cenderung lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi," terang Josua yang tampil sebagai narasumber.
Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Candra Fajri Ananda menerangkan, pemulihan ditunjukkan melalui penguatan beberapa sektor utama, pertumbuhan positif di berbagai provinsi, serta sisi konsumsi dan produksi yang cukup kuat.
Di tengah risiko ketidakpastian global yang eskalatif, beberapa strategi dilakukan yaitu dengan mengoptimalkan APBN sebagai shock absorberdan penguatan efektivitas anggaran untuk peningkatan produktivitas dan daya saing.
Pemulihan ekonomi Jawa Timur terus bergeliat dengan pertumbuhan di sektor transportasi dan pergudangan, menurunnya tingkat kemiskinan, dan pemulihan wilayah berbasis sektor primer (pertanian).
Menghadapi berbagai tantangan di 2023 dan 2024, penguatan strategi program prioritas dan pendanaan APBD diharapkan dapat mendukung kinera ekonomi di Jawa Timur yang resiliensi di tengah ketidakpastian.
(msd)