Ketika Ibu Menemukan Anak Kandungnya yang Terpisah selama 25 Tahun di Jember
loading...
A
A
A
JEMBER - Perjuangan seorang ibu yang mencari anaknya sejak 25 tahun lebih berpisah akhirnya berbuah manis. Pencarian selama bertahun tahun itu berkat kerja keras relawan info warga Jember .
Sang ibu bernama Komariah (65) itu berjumpa kembali dengan anaknya Ahmad Fauzi (43) di Jember setelah dicari lewat media sosial.
Tangis haru pun pecah saat ibu dan anak kandung ini bertemu hingga sang anak langsung mencium kaki ibunya dan berpelukan.
Komariah (65) adalah warga Pleret Desa Sempro, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dia bertahun-tahun mencari keberadaan anaknya sejak tahun 2018 namun tak kunjung membuahkan hasil.
Pencarian akhirnya dibantu relawan info warga Jember, dan berhasil menemukan anaknya Ahmad Fauzi (43) yang kini tinggal di Dusun Glundengan, Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember.
Sejak Fauzi masih SMA, Komariah berpisah dengan suaminya yang saat itu berdomisili di Kecamatan Panti Jember.
Setelah berpisah, Komariah memilih mencari pekerjaan di Timur Tengah sebagai TKW. Sementara Fauzi sang anak tinggal bersama suaminya di Jember.
Semula antara anak dan ibu ini sempat menjalin komunikasi dengan HP jadul saat Komariah berada di Kota Purwakarta, Jawa Barat. Namun karena HP tersebut hilang maka ibu dan anak ini putus kontak.
Fauzi sempat mencari keberadaan ibunya di Purwakarta namun tidak ditemukan, hingga dirinya putus asa dan memilih pulang kembali ke Jember.
Tak disangka, sang ibu juga mencari keberadaan anak kandungnya itu sejak tahun 2018 namun tidak ditemukan.
Akhirnya, Komariah menikah lagi dengan warga Purwakarta hingga sang suami sambung meninggal, pun Komariah tak pernah lagi bertemu anak kandungnya.
Rasa rindu ingin bertemu sang buah hati terus menggelayut, bahkan Komariah tiap hari berdoa agar bisa menemukan anaknya.
Hingga akhirnya Komariah memberanikan diri meminta tolong anak perempuannya dari hasil pernikahannya dengan suami sambungnya dengan berbekal foto pernikahan Fauzi, rumah lama di Jember berikut foto Komariah dan satu nama “Glundengan” menjadi awal pencarian.
Pencarianpun dimulai dengan ikut group Desa Glundengan di Kecamatan Wuluhan Jember namun tetap tidak membuahkan hasil. Hingga akhirnya Komariah memberanikan diri pergi ke Jember mencari keberadaan alamat itu.
Dengan bantuan anaknya lewat media sosial dan dibantu relawan info warga Jember, akhirnya pertemuan ibu dan anak itupun terjadi.
Meski semula pencarian dilakukan di Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Jember namun tak membuahkan hasil, karena ternyata alamat tersebut merupakan Dusun Glundengan, Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember. Sempat putus asa lantaran sang ibu hendak kembali ke Purwakarta karena tak menemukan alamat itu.
Namun setelah ditelepon salah satu relawan IWJ bahwa anak kandungnya ditemukan, sang ibu kembali ke Jember meski telah sampai di Stasiun Probolinggo naik bus. “Sangat senang karena bisa bertemu anak kandung, pencarian bertahun tahun terbayar,” tutur Komariah haru.
Hal yang sama diakui Ahmad Fauzi, anak kandung Komariah. “Seperti mendapat emas segunung saat ibu kandung memeluk erat yang telah berpisah selama 25 tahun lebih,” katanya.
Sementara itu, Slamet relawan IWJ mengaku ikut senang setelah upaya pencarian lewat medsos dan IWJ ibu dan anak dapat bertemu kembali. “Kami sangat senang karena ibu dan anak kandung yang terpisah puluhan tahun akhirnya bisa bertemu kembali,” ujarnya.
Sang ibu bernama Komariah (65) itu berjumpa kembali dengan anaknya Ahmad Fauzi (43) di Jember setelah dicari lewat media sosial.
Tangis haru pun pecah saat ibu dan anak kandung ini bertemu hingga sang anak langsung mencium kaki ibunya dan berpelukan.
Komariah (65) adalah warga Pleret Desa Sempro, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Dia bertahun-tahun mencari keberadaan anaknya sejak tahun 2018 namun tak kunjung membuahkan hasil.
Pencarian akhirnya dibantu relawan info warga Jember, dan berhasil menemukan anaknya Ahmad Fauzi (43) yang kini tinggal di Dusun Glundengan, Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember.
Sejak Fauzi masih SMA, Komariah berpisah dengan suaminya yang saat itu berdomisili di Kecamatan Panti Jember.
Setelah berpisah, Komariah memilih mencari pekerjaan di Timur Tengah sebagai TKW. Sementara Fauzi sang anak tinggal bersama suaminya di Jember.
Semula antara anak dan ibu ini sempat menjalin komunikasi dengan HP jadul saat Komariah berada di Kota Purwakarta, Jawa Barat. Namun karena HP tersebut hilang maka ibu dan anak ini putus kontak.
Fauzi sempat mencari keberadaan ibunya di Purwakarta namun tidak ditemukan, hingga dirinya putus asa dan memilih pulang kembali ke Jember.
Tak disangka, sang ibu juga mencari keberadaan anak kandungnya itu sejak tahun 2018 namun tidak ditemukan.
Akhirnya, Komariah menikah lagi dengan warga Purwakarta hingga sang suami sambung meninggal, pun Komariah tak pernah lagi bertemu anak kandungnya.
Rasa rindu ingin bertemu sang buah hati terus menggelayut, bahkan Komariah tiap hari berdoa agar bisa menemukan anaknya.
Hingga akhirnya Komariah memberanikan diri meminta tolong anak perempuannya dari hasil pernikahannya dengan suami sambungnya dengan berbekal foto pernikahan Fauzi, rumah lama di Jember berikut foto Komariah dan satu nama “Glundengan” menjadi awal pencarian.
Pencarianpun dimulai dengan ikut group Desa Glundengan di Kecamatan Wuluhan Jember namun tetap tidak membuahkan hasil. Hingga akhirnya Komariah memberanikan diri pergi ke Jember mencari keberadaan alamat itu.
Baca Juga
Dengan bantuan anaknya lewat media sosial dan dibantu relawan info warga Jember, akhirnya pertemuan ibu dan anak itupun terjadi.
Meski semula pencarian dilakukan di Desa Glundengan, Kecamatan Wuluhan, Jember namun tak membuahkan hasil, karena ternyata alamat tersebut merupakan Dusun Glundengan, Desa Suci, Kecamatan Panti, Jember. Sempat putus asa lantaran sang ibu hendak kembali ke Purwakarta karena tak menemukan alamat itu.
Namun setelah ditelepon salah satu relawan IWJ bahwa anak kandungnya ditemukan, sang ibu kembali ke Jember meski telah sampai di Stasiun Probolinggo naik bus. “Sangat senang karena bisa bertemu anak kandung, pencarian bertahun tahun terbayar,” tutur Komariah haru.
Hal yang sama diakui Ahmad Fauzi, anak kandung Komariah. “Seperti mendapat emas segunung saat ibu kandung memeluk erat yang telah berpisah selama 25 tahun lebih,” katanya.
Sementara itu, Slamet relawan IWJ mengaku ikut senang setelah upaya pencarian lewat medsos dan IWJ ibu dan anak dapat bertemu kembali. “Kami sangat senang karena ibu dan anak kandung yang terpisah puluhan tahun akhirnya bisa bertemu kembali,” ujarnya.
(nic)