Sepotong Senja 'Afrika Kecil' di Kaki Gunung Baluran

Jum'at, 04 November 2022 - 06:45 WIB
loading...
Sepotong Senja Afrika Kecil di Kaki Gunung Baluran
Taman Nasional Baluran di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso sering dijuluki sebagai Africa Van Java atau Little Africa In Jawa karena bentang alamnya mirip Afrika. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
BALURAN - BANDUL jam tepat menunjuk pukul 17.00 WIB. Belasan kerbau asyik berkubang di tengah padang luas savana. Di samping kanan kirinya belasan monyet tampak berlarian.

Jauh di sebelah belasan rusa berbaris berarak siap meramaikan senja di hamparan padang savana yang kering. Sesekali juga terlihat banteng dan juga burung merak.


Sepotong senja sebentar lagi tenggelam di ufuk barat. Belasan kerbau, monyet dan rusa itu tidak sedang berada di Taman Nasional Hwange Zimbabwe ataupun Taman Nasional Kruger Afrika Selatan yang dikenal dengan hewan hewan liarnya yang bebas di padang savana.

Sepotong Senja 'Afrika Kecil' di Kaki Gunung Baluran

Foto/Ist

Habitat satwa liar seperti rusa, kerbau, monyet, banteng dan merak itu adalah penghuni tetap Taman Nasional Baluran yang berada di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan KabupatenSitubondo Jawa Timur tepatnya di Jalan Banyuwangi-Situbondo km 35, Desa Wonorejo, Kecamatan Banyuputih.

Taman Nasional Baluran yang memiliki luas 25.000 Ha ini sering dijuluki sebagai Africa Van Java atau Little Africa In Jawa karena bentang alamnya mirip dengan Afrika di mana terdapat padang savana luas penuh satwa liar. Sejauh mata memandang yang tampak adalah padang tandus, pohon-pohon yang kering dan bebatuan.

Wilayah Taman Nasional Baluran terbagi menjadi daratan seluas 85% dan wilayah perairan seluas 15% dengan garis pantai yang tergolong panjang, yaitu mencapai 42 km yang menjadi penyusun tanjung dan teluk.



Sejumlah satwa liar yang hidup di Taman Nasional Baluran adalah rusa, kerbau, banteng, monyet ekor panjang, dan burung merak. Keberadaan ekosistem savana beserta bentang alamnya yang menjadi ciri khas kawasan konservasi Taman Nasional Baluran. Nama dari taman nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di dekatnya, yaitu Gunung Baluran.

Sepotong Senja 'Afrika Kecil' di Kaki Gunung Baluran

Foto/SINDOnews/Wahyono Sukoharyo

Secara garis besar keanekaragaman fauna dalam kawasan Taman Nasional Baluran dapat dikelompokkan ke dalam ordo mamalia (28 jenis), burung (196), ikan dan reptilia. Dari jenis-jenis yang diketahui tersebut 47 jenis merupakan satwa yang dilindungi undang-undang yaitu insektivora (5 jenis), karnivora (5), herbivora (4), burung (32) dan reptilia (1). Sementara mamalia besar yang khas di Taman Nasional Baluran adalah banteng (Bos javanicus) sebagai maskot.

Di kawasan Taman Nasional Baluran juga terdapat kurang lebih 444 jenis tumbuhan yang tersebar di berbagai tipe ekosistem. Sementara ekosistem sabana di kawasan Baluran mempunyai luas sekitar 10.000 hektar atau 40% dari luas taman nasional. Savana menjadi satu-satunya padang sabana alami yang ada di daratan Pulau Jawa dan berada pada ketinggian 50 meter di atas perukaan laut di wilayah perbukitan dan sekitar pantai.

Pemandu perjalanan, Arif menjelaskan, sebenarnya eksotisme Taman Nasional Baluran yang memiliki keunikan seperti di padang savana Afrika sebenarnya sudah dikenalnya cukup lama. Tetapi nama Taman Nasional Baluran dikenal luas sebenarnya belum terlalu lama. Hal itu menurut Arif karena dulu infrastruktur khususnya akses jalan menuju Baluran masih sangat minim sehingga sangat jarang masyarakat yang mau mengunjungi Baluran

Sepotong Senja 'Afrika Kecil' di Kaki Gunung Baluran

Foto/SINDOnews/Wahyono Sukoharyo

Namun seiring waktu dengan pembangunan infrastruktur jalan dan juga promosi, maka nama Baluran sebagai 'Afrika Kecil' mulai membetot perhatian publik. Terlebih dengan banyaknya event berskala nasional maupun internasional yang digelar di Banyuwangi ikut makin melambungkan nama Baluran kian tersohor.

Arif menambahkan selama ini Taman Nasional Baluran dibuka dari pagi hingga pukul 16.00 WIB. Dengan sudah adanya akses jalan yang sudah dibangun hingga sampai Pantai Bama yang masih berada di wilayah Taman Nasional Baluran, maka masyarakat yang akan mengunjungi Baluran menggunakan sepeda motor dan sepeda juga diizinkan karena dinyatakan aman.

Masyarakat diminta tidak khawatir adanya kemunculan hewan hewan liar karena biasanya mereka siang 'istirahat' dan baru muncul pada malam hari.

"Bagus sih mas, ya meski tidak sama dengan di Afrika tetapi setidaknya ini pengalaman menyenangkan bisa lihat hewan di padang savana langsung, "tutur Andi salah satu pengunjung di Taman Nasional. Baluran. Ya padang savana yang di bulan November ini tampak kering akan selalu menjadi saksi bisu bagaimana Kerbau, Monyet dan Rusa saling 'bercengkerama' di setiap senja di Taman Nasional Baluran.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.1062 seconds (0.1#10.140)