Temui Pj Wali Kota, IDI Apresiasi Gerakan Bersama Lawan COVID-19
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar, memberikan apresiasi terhadap pencanangan gerakan bersama percepatan penanganan COVID-19 yang di inisiasi oleh Pemerintah Kota Makassar.
Sekertaris IDI Kota Makassar dr Nur Ashari, berharap gerakan edukasi massif ini berjalan sistematis hingga ke tingkat RT-RW, sehingga kepatuhan terhadap protokol kesehatan semakin tercipta dari waktu ke waktu.
“Kami mendukung gerakan ini, makanya harus digaungkan terus agar semakin banyak yang peduli, apalagi semangatnya untuk melibatkan seluruh elemen masyarakat sehingga tercipta solidaritas dan menjadikan COVID-19 sebagai tanggungjawab bersama," katanya.
"Edukasi massif dan juga langkah preventif yang dilakukan Pemkot Makassar sudah sangat tepat, termasuk rencana pembatasan akses masuk dan keluar Makassar sebagai episentrum penularan virus, kami berharap daerah juga melakukannya,” lanjut Nur Ashari saat berbicara dengan Pj Wali kota Makassar, Rudy Djamaluddin di Balaikota Makassar, Selasa (7/7/2020).
Hal senada diungkapkan dr Andi Muh Takdir Musba, delegasi IDI Makassar yang juga merupakan Dokter anestesi. Menurutnya, eduksi sangat penting demi melawan informasi hoaks yang berpotensi meruntuhkan moral tenaga medis.
“Ibarat main bola, tenaga kesehatan ini layaknya kiper yang menjadi pertahanan terakhir. jika ini bobol maka segala yang dilakukan di hulu menjadi sia-sia," katanya.
Dirinya mengaku saat ini banyak dokter yang terpapar, sehingga penanganan di hulu sudah sangat penting dilakukan.
"Makanya gerakan bersama ini harus terealisasi hingga kelapisan terbawah masyarakat kita. Jika kita massif satu bulan ini, maka peluang kita melandaikan tingkat pemaparan sangat terbuka,” ujarnya.
Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin mengatakan gerakan pencanangan bersama percepatan penanganan COVID-19 merupakan hasil pengamatan di lapangan, diskusi, buku, serta laporan-laporan ilmiah di internet tentang pola penanganan COVID-19 yang lebih efisien.
“Di seluruh dunia, semua masih bergulat menemukan formula hang tepat. Makanya tentu saja masih ada eror disana sini, yang kita lakukan adalah learning by doing, bekerja sambil terus belajar. Ibarat air yang mengalir, kunci penanganan bukan menyiapkan wadah, tapi menjadikan air mengalir sekecil kecilnya dengan mengendalikan di hulu," jelasnya.
Makanya kata dia, pihaknya harus memastikan semua orang menggunakan masker, karena masker menghambat penularan hingga 98,5.
"Selebihnya itu ditutupi dengan jaga jarak dan rajin cuci tangan,” ujar Rudy.
Ada tiga langkah yang menurut Rudy sedang massif dilakukan yakni edukasi massif, preventif massal, dan pengawasan massif.
“Edukasi massif sedang kita lakukan termasuk pengawasan dengan melibatkan seribu tim gabungan TNI Polri dan Pemkot Makassar. Perwali 36 tentang percepatan penangan Covid juga sedang di finalisasi, mudah-Mudah2an ini perwali terakhir yang bisa melandaikan virus ini,” ujarnya.
Sekertaris IDI Kota Makassar dr Nur Ashari, berharap gerakan edukasi massif ini berjalan sistematis hingga ke tingkat RT-RW, sehingga kepatuhan terhadap protokol kesehatan semakin tercipta dari waktu ke waktu.
“Kami mendukung gerakan ini, makanya harus digaungkan terus agar semakin banyak yang peduli, apalagi semangatnya untuk melibatkan seluruh elemen masyarakat sehingga tercipta solidaritas dan menjadikan COVID-19 sebagai tanggungjawab bersama," katanya.
"Edukasi massif dan juga langkah preventif yang dilakukan Pemkot Makassar sudah sangat tepat, termasuk rencana pembatasan akses masuk dan keluar Makassar sebagai episentrum penularan virus, kami berharap daerah juga melakukannya,” lanjut Nur Ashari saat berbicara dengan Pj Wali kota Makassar, Rudy Djamaluddin di Balaikota Makassar, Selasa (7/7/2020).
Hal senada diungkapkan dr Andi Muh Takdir Musba, delegasi IDI Makassar yang juga merupakan Dokter anestesi. Menurutnya, eduksi sangat penting demi melawan informasi hoaks yang berpotensi meruntuhkan moral tenaga medis.
“Ibarat main bola, tenaga kesehatan ini layaknya kiper yang menjadi pertahanan terakhir. jika ini bobol maka segala yang dilakukan di hulu menjadi sia-sia," katanya.
Dirinya mengaku saat ini banyak dokter yang terpapar, sehingga penanganan di hulu sudah sangat penting dilakukan.
"Makanya gerakan bersama ini harus terealisasi hingga kelapisan terbawah masyarakat kita. Jika kita massif satu bulan ini, maka peluang kita melandaikan tingkat pemaparan sangat terbuka,” ujarnya.
Pj Wali Kota Makassar Rudy Djamaluddin mengatakan gerakan pencanangan bersama percepatan penanganan COVID-19 merupakan hasil pengamatan di lapangan, diskusi, buku, serta laporan-laporan ilmiah di internet tentang pola penanganan COVID-19 yang lebih efisien.
“Di seluruh dunia, semua masih bergulat menemukan formula hang tepat. Makanya tentu saja masih ada eror disana sini, yang kita lakukan adalah learning by doing, bekerja sambil terus belajar. Ibarat air yang mengalir, kunci penanganan bukan menyiapkan wadah, tapi menjadikan air mengalir sekecil kecilnya dengan mengendalikan di hulu," jelasnya.
Makanya kata dia, pihaknya harus memastikan semua orang menggunakan masker, karena masker menghambat penularan hingga 98,5.
"Selebihnya itu ditutupi dengan jaga jarak dan rajin cuci tangan,” ujar Rudy.
Ada tiga langkah yang menurut Rudy sedang massif dilakukan yakni edukasi massif, preventif massal, dan pengawasan massif.
“Edukasi massif sedang kita lakukan termasuk pengawasan dengan melibatkan seribu tim gabungan TNI Polri dan Pemkot Makassar. Perwali 36 tentang percepatan penangan Covid juga sedang di finalisasi, mudah-Mudah2an ini perwali terakhir yang bisa melandaikan virus ini,” ujarnya.
(agn)