Way Kanan Geger! Mayat Ditemukan Membusuk di Kursi Plastik Dalam Rumah
loading...
A
A
A
WAY KANAN - Masyarakat di Kampung Pakuan Baru, Kecamatan Pakuan Ratu, Kabupaten Way Kanan dibuat geger dengan penemuan mayat yang sudah membusuk di dalam rumah, Minggu (30/10) sekira pukul 13.00 WIB.
Diketahui, mayat laki - laki bernama Loso (70) yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Kapolres Way Kanan Teddy Rachesna melalui Kapolsek Pakuan Ratu Iptu Tosira menuturkan, kronologi kejadian bermula saat tetangga korban, mencurigai keberadaan korban yang dalam beberapa hari tidak terlihat.
Menurutnya, peristiwa penemuan mayat di rumah Mbah Loso, kejadian tersebut diketahui pada saat Suswiyati tetangga korban tidak melihat korban sejak dua hari terakhir.
“Merasa curiga sudah 2 hari tidak melihat korban sehingga Suswiyati mengecek di rumah korban, pada saat saksi sampai di rumah korban dan melihat banyak lalat yang mengelilingi rumah korban dalam keadaan tertutup dan terkunci dari dalam," tuturnya.
Sehingga kata dia, saksi memberitahukan kepada Sudanto bahwa banyak lalat di rumah korban dan pintu dalam keadaan terkunci dari dalam. Lalu Saudara Sudanto memanggil Supardi dan Sumiyati untuk melakukan pengecekan di rumah korban.
“Kemudian Supardi membuka pintu rumah korban menggunakan linggis. Dan setelah terbuka, saksi melihat korban sudah meninggal dunia dalam posisi duduk di kursi plastik yang roboh ke kiri ke lantai dan dipenuhi lalat. Kemudian saksi melaporkan peristiwa tersebut kepada aparatur kampung Pakuan Baru dan Bhabinkamtibmas," imbuhnya.
Masih kata Kapolsek, keterangan mengenai kehidupan Loso yang didapat dari kepala Kampung Pakuan Baru Edison dan saksi-saksi yang berada di sekitar rumah korban yang tak disebutkan identitasnya, bahwa korban selama ini hidup sebatang kara.
"Mbah Loso hidup sebatang kara dari zaman transmigrasi tahun 1986, alm mempunyai anak dan istri namun pulang ke Jawa dari tahun 1986, sejak saat itu almarhum mbah Loso hidup sendirian sebatang kara,” ujarnya.
Menurut keterangan dari tetangga, Mbah Loso sudah terlihat kurang sehat beberapa pekan terakhir, bahkan aparat kampung dan tetangga yang hendak membantu memperbaiki rumah namun ditolak.
“Warga pernah ingin membantu memperbaiki rumah namun dia menolak dan marah kalau diperbaiki dan dibersihkan,” kata kerabat korban yang berada di sekitar rumah Mbah Loso.
Saat ini, pihak kepolisian telah mengamankan tempat kejadian perkara (TKP), dan melakukan penyelidikan penyebab korban meninggal.
Diketahui, mayat laki - laki bernama Loso (70) yang sehari-hari bekerja sebagai petani.
Kapolres Way Kanan Teddy Rachesna melalui Kapolsek Pakuan Ratu Iptu Tosira menuturkan, kronologi kejadian bermula saat tetangga korban, mencurigai keberadaan korban yang dalam beberapa hari tidak terlihat.
Menurutnya, peristiwa penemuan mayat di rumah Mbah Loso, kejadian tersebut diketahui pada saat Suswiyati tetangga korban tidak melihat korban sejak dua hari terakhir.
“Merasa curiga sudah 2 hari tidak melihat korban sehingga Suswiyati mengecek di rumah korban, pada saat saksi sampai di rumah korban dan melihat banyak lalat yang mengelilingi rumah korban dalam keadaan tertutup dan terkunci dari dalam," tuturnya.
Sehingga kata dia, saksi memberitahukan kepada Sudanto bahwa banyak lalat di rumah korban dan pintu dalam keadaan terkunci dari dalam. Lalu Saudara Sudanto memanggil Supardi dan Sumiyati untuk melakukan pengecekan di rumah korban.
“Kemudian Supardi membuka pintu rumah korban menggunakan linggis. Dan setelah terbuka, saksi melihat korban sudah meninggal dunia dalam posisi duduk di kursi plastik yang roboh ke kiri ke lantai dan dipenuhi lalat. Kemudian saksi melaporkan peristiwa tersebut kepada aparatur kampung Pakuan Baru dan Bhabinkamtibmas," imbuhnya.
Masih kata Kapolsek, keterangan mengenai kehidupan Loso yang didapat dari kepala Kampung Pakuan Baru Edison dan saksi-saksi yang berada di sekitar rumah korban yang tak disebutkan identitasnya, bahwa korban selama ini hidup sebatang kara.
"Mbah Loso hidup sebatang kara dari zaman transmigrasi tahun 1986, alm mempunyai anak dan istri namun pulang ke Jawa dari tahun 1986, sejak saat itu almarhum mbah Loso hidup sendirian sebatang kara,” ujarnya.
Menurut keterangan dari tetangga, Mbah Loso sudah terlihat kurang sehat beberapa pekan terakhir, bahkan aparat kampung dan tetangga yang hendak membantu memperbaiki rumah namun ditolak.
“Warga pernah ingin membantu memperbaiki rumah namun dia menolak dan marah kalau diperbaiki dan dibersihkan,” kata kerabat korban yang berada di sekitar rumah Mbah Loso.
Saat ini, pihak kepolisian telah mengamankan tempat kejadian perkara (TKP), dan melakukan penyelidikan penyebab korban meninggal.
(nic)