Puncak Gebyar Batik Sleman 2022 Diwarnai Peragaan Busana 14 Desainer Kondang
loading...
A
A
A
SLEMAN - Malam puncak Gebyar Batik Sleman 2022 diwarnai dengan penampilan para model menawan yang melakukan peragaan busana dari 14 desainer kondang.
Di antaranya, Ari Catur Kundarwati, Dian Anugerah Dewi, Endah Wilujeng X Sanayya.id, Endah Sulastri Ningsih, Haryati Soeroso, Hermansyah Afthony, Julya Nasution, Melawati, Nining Soewarto, Nyudi Djiwo, Tanti Syarief, Tyas Moer, Yulian Widodo, dan Zahirah Ayya.
Bupati Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan, Peringatan Hari Batik Nasional di Kabupaten Sleman menunjukkan keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman untuk menjaga, menciptakan dan melestarikan batik.
"Terima kasih kepada Dekranasda Sleman yang telah sukses menggelar Gebyar Batik Sleman selama empat hari berjalan sukses. Semoga dengan gelaran ini makin mengenalkan batik ke seluruh Indonesia dan mancanegara, khususnya batik Sleman," ujar Kustini, Senin (24/10/2022).
Kustini menambahkan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung secara berkelanjutan penetapan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) oleh World Craft Council (WCC), sejak tahun 2014 sebagai Kota Batik Dunia.
“Kegiatan ini juga untuk mengoptimalkan pemanfaatan Gedung Dekranasda Kabupaten Sleman, dalam pembinaan dan pengembangan perajin Sleman maupun masyarakat umum," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Sleman, Sri Purnomo menjelaskan, kegiatan Gebyar Batik Sleman berhasil mencapai target yang ditetapkan.
"Selama empat hari tercatat ada 1.200 peserta yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Sementara untuk transaksi penjualan, tercatat Rp90 juta untuk transaksi tunai, sedangkan transaksi non tunai belum didata keseluruhan," paparnya.
Dijelaskan dia,target utama event ini adalah untuk mempromosikan batik Sleman ke seluruh Nusantara.
Terpisah,Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih berharap, Gebyar Batik Sleman dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap batik Sleman Parijotho Salak dalam dunia fashion.
"Batik Parijotho Salak selain bagus untuk busana sendiri, juga sangat cocok dikombinasikan dengan kain lainnya dalam dunia fashion," jelasnya.
Mae Rusmi mengungkapkan, di Sleman sendiri terdapat sekitar 580 perajin batik. Dalam gelaran Gebyar Batik Sleman ini, melibatkan sekitar 90 perajin baik perorangan maupun kelompok.
"Sebagai dukungan Pemda terhadap UMKM batik, kami juga menerapkan program berbusana batik untuk bekerja selama bulan Oktober," tambahnya.
Dilanjutkan dia, motif batik Parijotho Salak merupakan ciri khas dari Kabupaten Sleman. Parijotho merupakan tanaman endemik yang ada di lereng gunung Merapi, sementara salak adalah buah yang menjadi komoditas utama di Sleman.
"Motif batik Parijotho Salak ini adalah hasil dari perlombaan yang diadakan Dekranasda Sleman, yang kemudian terus berkembang dengan berbagai motif dan warna menjadi batik khas Sleman," pungkasnya.
Di antaranya, Ari Catur Kundarwati, Dian Anugerah Dewi, Endah Wilujeng X Sanayya.id, Endah Sulastri Ningsih, Haryati Soeroso, Hermansyah Afthony, Julya Nasution, Melawati, Nining Soewarto, Nyudi Djiwo, Tanti Syarief, Tyas Moer, Yulian Widodo, dan Zahirah Ayya.
Bupati Kabupaten Sleman, Kustini Sri Purnomo mengatakan, Peringatan Hari Batik Nasional di Kabupaten Sleman menunjukkan keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman untuk menjaga, menciptakan dan melestarikan batik.
"Terima kasih kepada Dekranasda Sleman yang telah sukses menggelar Gebyar Batik Sleman selama empat hari berjalan sukses. Semoga dengan gelaran ini makin mengenalkan batik ke seluruh Indonesia dan mancanegara, khususnya batik Sleman," ujar Kustini, Senin (24/10/2022).
Kustini menambahkan, kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung secara berkelanjutan penetapan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) oleh World Craft Council (WCC), sejak tahun 2014 sebagai Kota Batik Dunia.
“Kegiatan ini juga untuk mengoptimalkan pemanfaatan Gedung Dekranasda Kabupaten Sleman, dalam pembinaan dan pengembangan perajin Sleman maupun masyarakat umum," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Sleman, Sri Purnomo menjelaskan, kegiatan Gebyar Batik Sleman berhasil mencapai target yang ditetapkan.
"Selama empat hari tercatat ada 1.200 peserta yang mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Sementara untuk transaksi penjualan, tercatat Rp90 juta untuk transaksi tunai, sedangkan transaksi non tunai belum didata keseluruhan," paparnya.
Dijelaskan dia,target utama event ini adalah untuk mempromosikan batik Sleman ke seluruh Nusantara.
Terpisah,Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman, Mae Rusmi Suryaningsih berharap, Gebyar Batik Sleman dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap batik Sleman Parijotho Salak dalam dunia fashion.
"Batik Parijotho Salak selain bagus untuk busana sendiri, juga sangat cocok dikombinasikan dengan kain lainnya dalam dunia fashion," jelasnya.
Mae Rusmi mengungkapkan, di Sleman sendiri terdapat sekitar 580 perajin batik. Dalam gelaran Gebyar Batik Sleman ini, melibatkan sekitar 90 perajin baik perorangan maupun kelompok.
"Sebagai dukungan Pemda terhadap UMKM batik, kami juga menerapkan program berbusana batik untuk bekerja selama bulan Oktober," tambahnya.
Dilanjutkan dia, motif batik Parijotho Salak merupakan ciri khas dari Kabupaten Sleman. Parijotho merupakan tanaman endemik yang ada di lereng gunung Merapi, sementara salak adalah buah yang menjadi komoditas utama di Sleman.
"Motif batik Parijotho Salak ini adalah hasil dari perlombaan yang diadakan Dekranasda Sleman, yang kemudian terus berkembang dengan berbagai motif dan warna menjadi batik khas Sleman," pungkasnya.
(san)