Sumpah Pemuda dan Cita-cita Indonesia Raya

Jum'at, 07 November 2014 - 05:05 WIB
Sumpah Pemuda dan Cita-cita Indonesia Raya
Sumpah Pemuda dan Cita-cita Indonesia Raya
A A A
BEBERAPA hari lalu, tepatnya pada 28 Oktober, bangsa Indonesia baru saja memperingati hari Sumpah Pemuda. Berbagai upacara peringatan pun dilakukan untuk memperingati hari bersejarah itu.

Sejumlah pemerintah daerah, memperingati hari Sumpah Pemuda dengan melaksanakan upacara bendera. Sedangkan sejumlah pemuda yang kritis dan prihatin dengan kondisi Indonesia kini, memilih untuk memperingatinya dengan melakukan aksi demonstrasi di jalan.

Pertanyaannya kemudian, apakah dengan melakukan sejumlah kegiatan seremonial setiap tanggal 28 Oktober, masalah kebangsaan yang terjadi di Indonesia bisa selesai? Sementara masalah besar menunggu?

Masalah kebangsaan pertama yang dihadapi Indonesia kini adalah, daerah perbatasan Indonesia. Sejumlah desa, di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia, di Kecamatan Long Apari, Kabupaten Mahakam Ulu, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), ingin bergabung ke Malaysia.

Ancaman ini merupakan satu pukulan keras bagi pemerintah. Kendati hanya 10 desa di perbatasan yang menyatakan siap bergabung dengan Malaysia, dari 10 desa itu bisa menjadi ratusan, bahkan menjadi satu kepulauan, jika tidak segera ditanggapi dengan serius.

Persoalan kedua yang sangat penting untuk disikapi adalah gerakan separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang ingin melepaskan diri dari cengkraman burung Garuda dan kibaran bendara merah putih. Cukup banyak nyawa melayang dalam konflik itu.

Pada Cerita Pagi kali ini, penulis ingin mengajak pembaca yang budiman untuk merenungkan kembali makna Sumpah Pemuda dan cita-cita Indonesia Raya, seperti yang diinginkan para pencetusnya.

Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober merupakan hasil dari Kongres Pemuda II Indonesia yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang diketuai oleh Soegondo Djojopoespito, pada 28 Oktober 1928, di Jakarta.

Kongres tersebut dihadiri berbagai wakil organisasi kepemudaan, seperti Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dan pemuda Tionghoa, seperti Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang, dan Tjoi Djien Kwie.

Rumusan Sumpah Pemuda itu, ditulis oleh Mohammad Yamin yang saat itu mewakili Jong Sumatranen Bond sebagai berikut:

Pertama, kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kedua, kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Ketiga, kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Rumusan itu awalnya ditulis dalam secarik kertas oleh Mohammad Yamin, dan dibacakan oleh Soegondo. Sedangkan penjelasan secara rinci isi dari Sumpah Pemuda dibeberkan oleh Mohammad Yamin.

Usai pembacaan Sumpah Pemuda, Kongres Pemuda II ditutup dengan didengarkannya lagu kebangsaan Indonesia Raya ciptaan WR Soepratman, untuk pertama kalinya. Sejak disiarkan oleh koran Sin Po, pada tahun 1928, lagu ini dilarang Pemerintah Hindia Belanda.

Namun begitu, para pemuda tetap menyanyikan lagu kebangsaan tersebut. Dengan demikian, ikrar Sumpah Pemuda menjadi hari lahirnya Bangsa Indonesia yang diproklamasikan, pada 17 Agustus 1945.

Indonesia merupakan negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 13.487 pulau besar dan kecil. Bahkan 6.000 pulau di antaranya tidak berpenghuni. Panjang negeri ini terbentang 3.977 mil antara Samudera Hindia dan Samudera Fasifik, dengan luas 1.922.570 km².

Wilayah perairan Indonesia juga sangat luas, mencapai 3.257.483 km². Dengan demikian, Indonesia merupakan negara besar, bukan hanya secara geografis. Tetapi karena jumlah penduduknya yang memiliki populasi 206 juta, dan pada tahun 2006 berpenduduk 222 juta.

Dengan luas, dan besarnya wilayah Indonesia, serta jumlah penduduk yang begitu banyak, tentu menjadi suatu tantangan tersendiri bagi Indonesia untuk melakukan pemerataan pembangunan.

Tentang hal ini, semua telah dipikirkan para pendiri bangsa. Mohammad Yamin pernah merancang pembangunan semesta berencana, saat menjadi Ketua Dewan Perancang Nasional tahun 1961-1969. Namun pembangunan itu terganjal peristiwa 30 September 1965.

Pembangunan semesta berencana, menurut Mohammad Yamin adalah, pembangunan secara merata, dan setiap daerah harus memiliki satu perusahaan besar yang memanfaatkan sumber kekayaan alam. Dengan demikian, kuncinya adalah pemerataan pembangunan di daerah.

Gagasan besar Mohammad Yamin lainnya adalah Indonesia Raya yang terdiri dari delapan wilayah bekas jajahan Belanda, Portugis, dan Inggris. Mohammad Yamin memimpikan kejayaan Indonesia, minimal seperti yang pernah dicapai Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit.

Pada tahun 1945, setelah Indonesia merdeka, Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia sempat membahas ide Mohammad Yamin itu. Pembahasan mencakup apakah bekas jajahan Pemerintah Hindia Belanda termasuk dengan semenanjung Malaya atau Malaysia.

Tokoh pergerakan yang juga bapak pendiri Negara Malaysia Ibrahim Haji Yaacob lah orang Malaysia pertama yang menginginkan Malaysia menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tidak hanya itu, Ibrahim Yaacob juga setuju untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu di Malaysia. Namun ide Ibrahim Yaacob tidak disetujui oleh sebagian besar kaum pergerakan di Malaysia yang lebih memilih merdeka di bawah Inggris.

Sedikitnya ada beberapa poin penting yang bisa ditarik dalam bahasan ini adalah langkah nyata pemerintah dalam melakukan pemerataan pembangunan, sesuai dengan pembangunan semesta berencana.

Begitupun dengan konflik yang kerap terjadi antara Indonesia-Malaysia. Solusinya adalah mengintegrasikan kedua negara, seperti diungkapkan sejarawan Asvi Warman Adam dalam bukunya Menguak Misteri Sejarah.

Dengan demikian, pembahasan singkat Sumpah Pemuda dan Cita-cita Indonesia Raya dalam Cerita Pagi kali ini diakhiri. Semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca setia Cerita Pagi dan umumnya.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8261 seconds (0.1#10.140)