Gempa di Perairan Selatan Jatim, Ini Analisis PVMBG
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gempa bumi yang terjadi di periran Selatan jawa Timur pada Minggu 5 Juli 2020 pukul 02.09 WIB, dengan magnitudo 5,3 pada kedalaman 79 kilometer (km), selain Malang dan Blitar, juga dirasakan oleh warga Karangkates, Trenggalek, Nganjuk, Pacitan, dan Jember.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 112,31° Bujur Timur dan 9,29° Lintang Selatan (SL) atau 129 kilometer (km) Tenggara, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. (BACA JUGA: Dini Hari, Gempa Bermagnitudo 5.3 Guncang Malang dan Blitar )
Sedangkan GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman menginformasi, pusat gempa bumi berada pada koordinat 112,26° BT dan 9,18° LS dengan magnitudo 4,7 Mw pada kedalaman 93 km. (BACA JUGA: PVMBG: Gempa Morotai Berasosiasi dengan Penunjaman Lempeng Laut Filipina )
Sementara, The United States Geological Survey, Amerika Serikat melaporkan bahwa pusat gempa bumi berada pada koordinat 112,318° BT dan 9,023° LS dengan magnitudo 4,9 pada kedalaman 96,8 km. (BACA JUGA: Gempa Bumi Tektonik M 5,1 Guncang Morotai, Tak Berpotensi Tsunami )
Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) A Solikhin mengatakan, kondisi geologi daerah terdekat pusat gempa bumi, berdasarkan tatanan tektoniknya, Pulau Jawa dipengaruhi oleh zona penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di sebelah selatan.
"Kondisi ini memberikan kontribusi tektonik berupa keberadaan sesar-sesar aktif di daratan," kata Solikhin.
Solikhin mengemukakan, pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia, selatan wilayah Jawa Timur. Daerah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi yaitu bagian selatan Jawa bagian timur yang tersusun atas batuan berumur Tersier dan terdiri dari batuan sedimen, batuan karbonat dan batuan vulkanik dan sedimen berumur Kuarter.
"Getaran gempa bumi terasa lebih kuat pada batuan muda (Kuarter) yang bersifat urai dan tidak terkompaksi dan memperkuat efek guncangan gempa bumi," ujar dia.
Penyebab gempa bumi, tutur Solikhin, berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, kejadian gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas zona subduksi yang terbentuk akibat penunjaman Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa.
Solikhin menuturkan, berdasarkan informasi BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Blitar, Karangkates, Trenggalek, Nganjuk, Pacitan, Jember, dan Malang dengan intensitas III MMI _(Modified Mercalli Intensity).
Gempa, tutur Solikhin, juga dirasakan oleh masyarakat di Kulonprogo, Bantul, Cilacap, dan Wonogiri dengan intensitas II MMI. "Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini," pungkas Solikhin.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 112,31° Bujur Timur dan 9,29° Lintang Selatan (SL) atau 129 kilometer (km) Tenggara, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. (BACA JUGA: Dini Hari, Gempa Bermagnitudo 5.3 Guncang Malang dan Blitar )
Sedangkan GeoForschungsZentrum (GFZ), Jerman menginformasi, pusat gempa bumi berada pada koordinat 112,26° BT dan 9,18° LS dengan magnitudo 4,7 Mw pada kedalaman 93 km. (BACA JUGA: PVMBG: Gempa Morotai Berasosiasi dengan Penunjaman Lempeng Laut Filipina )
Sementara, The United States Geological Survey, Amerika Serikat melaporkan bahwa pusat gempa bumi berada pada koordinat 112,318° BT dan 9,023° LS dengan magnitudo 4,9 pada kedalaman 96,8 km. (BACA JUGA: Gempa Bumi Tektonik M 5,1 Guncang Morotai, Tak Berpotensi Tsunami )
Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) A Solikhin mengatakan, kondisi geologi daerah terdekat pusat gempa bumi, berdasarkan tatanan tektoniknya, Pulau Jawa dipengaruhi oleh zona penunjaman Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia di sebelah selatan.
"Kondisi ini memberikan kontribusi tektonik berupa keberadaan sesar-sesar aktif di daratan," kata Solikhin.
Solikhin mengemukakan, pusat gempa bumi berada di Samudera Indonesia, selatan wilayah Jawa Timur. Daerah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi yaitu bagian selatan Jawa bagian timur yang tersusun atas batuan berumur Tersier dan terdiri dari batuan sedimen, batuan karbonat dan batuan vulkanik dan sedimen berumur Kuarter.
"Getaran gempa bumi terasa lebih kuat pada batuan muda (Kuarter) yang bersifat urai dan tidak terkompaksi dan memperkuat efek guncangan gempa bumi," ujar dia.
Penyebab gempa bumi, tutur Solikhin, berdasarkan lokasi pusat gempa bumi dan kedalamannya, kejadian gempa bumi ini disebabkan oleh aktivitas zona subduksi yang terbentuk akibat penunjaman Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia di selatan Pulau Jawa.
Solikhin menuturkan, berdasarkan informasi BMKG, guncangan gempa bumi dirasakan di Blitar, Karangkates, Trenggalek, Nganjuk, Pacitan, Jember, dan Malang dengan intensitas III MMI _(Modified Mercalli Intensity).
Gempa, tutur Solikhin, juga dirasakan oleh masyarakat di Kulonprogo, Bantul, Cilacap, dan Wonogiri dengan intensitas II MMI. "Gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami, karena meskipun berpusat di laut namun energinya tidak cukup kuat untuk menyebabkan deformasi di bawah laut. Hingga tanggapan ini dibuat, belum ada informasi kerusakan yang diakibatkan gempa bumi ini," pungkas Solikhin.
(awd)