Jadi Tersangka Tragedi Kanjuruhan, Panpel Arema FC Abdul Haris Tuntut PSSI dan PT LIB Minta Maaf

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 18:27 WIB
loading...
Jadi Tersangka Tragedi...
Setelah ditetapkan menjadi salah satu tersangka Tragedi Kanjuruhan, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC Abdul Harris menuntut PSSI dan PT LIB minta maaf. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Setelah ditetapkan menjadi salah satu tersangka Tragedi Kanjuruhan, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC Abdul Harris menuntut PSSI dan PT LIB minta maaf.

Tuntutan agar PSSI dan PT LIB minta maaf disampaikan Abdul Harris di kantor Arema FC, Malang, Jumat (7/10/2022).

"Janganlah berbahagia di atas penderitaan, kesedihan kita, saya sangat respect ke otoritas pengelola operator pertandingan bola di Indonesia. Saya ingin mengetuk hati nurani sepakbola itu adalah jiwa sportivitas, jiwa sportivitas mengakui kalau salah minta maaf," ujar Abdul Harris.

Dia mengaku sempat tiga kali mengajukan pengunduran diri selaku Panpel Arema FC. Bahkan di tahun 2010 sempat diberikan sanksi oleh PSSI untuk tidak berkecimpung di persepakbolaan di Indonesia.

Namun di tahun 2011 akhirnya ia naik banding dan bebas dari sanksi, pada akhirnya ia pun kembali dipercaya menjadi ketua Panpel Arema FC.

"Saya sudah minta tiga kali mundur dari Panpel Arema FC karena mohon maaf beban ini terlalu berat bagi saya sebagai Panpel. Bukan hanya dari Aremania, tapi semua beban yang dipikulkan ke saya," tuturnya.

Maka pria berkacamata ini menuntut agar pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan di persepakbolaan Indonesia tidak berlindung dibalik regulasi dan lepas tangan.

Pasalnya secara pribadi dirinya siap bertanggungjawab dan telah mengakui kesalahan secara gentle atas konsekuensi jabatan.

"Jangan berlindung di balik regulasi. Bapak-bapak lepas cuci tangan secara moral saya tanggungjawab, sportif. Saya sebagai ketua Panpel tidak bisa menyelamatkan tidak melindungi suporter," sebutnya.

"Saya minta ampun ya Allah, saya amat pedih, bukan masalah dunia, tapi masalah akhirat. Saya disanksi seumur hidup nggak masalah, nggak masalah, karena ini masa kemanusiaan. Masih berkabung, masih sedih nggak apa-apa, itu tanggungjawab dari ketua Panpel," ujarnya.

Diketahui sebelumnya, kerusuhan pecah setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya. Pertandingan sendiri dimenangkan tim tamu Persebaya dengan skor 2-3.

Para suporter merangsak masuk ke lapangan dan menyerbu pemain. Banyak orang meninggal dunia karena tembakan gas air mata ke tribun, hingga membuat panik ribuan suporter dan terjadilah desak-desakan

Akibat kejadian hingga Jumat pagi pukul 06.00 WIB,ada 131 orang dikonfirmasi meninggal dunia dan 524 orang luka-luka. Para korban ini tersebar di 24 rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Kota Malang dan Kabupaten Malang.

Para korban mayoritas berdesakan meninggalkan stadion karena semprotan gas air mata polisi ke arah tribun penonton. Akibat para penonton mengalami sesak napas dan terjadi penumpukan hingga insiden terinjak-injak di pintu keluar stadion.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3369 seconds (0.1#10.140)