Partai Perindo Minta Selidiki Kerusuhan Kanjuruhan, Mahyudin: Ini Tragedi Sepak Bola Indonesia
loading...
A
A
A
MALANG - Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Mahyudin menyampaikan duka cita mendalam atas tewasnya ratusan orang pascakericuhan di Stadion Kanjuruhan , Malang, Sabtu (1/10/2022).
"Kami keluarga besar Partai Perindo mengucapkan duka cita mendalam atas terjadinya tragedi yang menelan korban jiwa pascapertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang," katanya, Minggu (2/10/2022).
Mahyudin menyesalkan terjadinya kericuhan yang menimbulkan korban ratusan jiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Menurutnya, kejadian tersebut merupakan tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Bahkan, menjadi terbesar kedua dalam jumlah suporter yang tewas setelah tragedi Estadio Nacional, Lima, Peru tahun 1964 yang menewaskan 328 orang.
"Kita sangat menyesalkan terjadinya kericuhan, yang menimbulkan jumlah korban tewas dengan rekor terbesar kedua di dunia," tegasnya.
Mahyudin berharap kejadian ini tak lagi terulang. "Kita harap ini yang terakhir, karena tidak ada pertandingan sepak bola sebanding dengan nyawa manusia," katanya.
Mahyudin meminta pihak Menpora, Polri, PSSI dan pihak-pihak terkait lainnya untuk duduk bersama, melakukan penyidikan atas kejadian ini.
Ia juga meminta dilakukan evaluasi menyuruh terhadap sistem pengamanan yang dilakukan dalam pertandingan Liga 1 selama ini, terutama dalam pertandingan yang banyak menyedot animo masyarakat.
"Harus segera dilakukan penyidikan siapa yang bertanggungjawab atas kejadian ini. Evaluasi terkait pengamanan dan persyaratanizin dalam pertandingan," katanya.
"Kami keluarga besar Partai Perindo mengucapkan duka cita mendalam atas terjadinya tragedi yang menelan korban jiwa pascapertandingan sepak bola di Stadion Kanjuruhan, Malang," katanya, Minggu (2/10/2022).
Mahyudin menyesalkan terjadinya kericuhan yang menimbulkan korban ratusan jiwa di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Menurutnya, kejadian tersebut merupakan tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Bahkan, menjadi terbesar kedua dalam jumlah suporter yang tewas setelah tragedi Estadio Nacional, Lima, Peru tahun 1964 yang menewaskan 328 orang.
"Kita sangat menyesalkan terjadinya kericuhan, yang menimbulkan jumlah korban tewas dengan rekor terbesar kedua di dunia," tegasnya.
Mahyudin berharap kejadian ini tak lagi terulang. "Kita harap ini yang terakhir, karena tidak ada pertandingan sepak bola sebanding dengan nyawa manusia," katanya.
Mahyudin meminta pihak Menpora, Polri, PSSI dan pihak-pihak terkait lainnya untuk duduk bersama, melakukan penyidikan atas kejadian ini.
Ia juga meminta dilakukan evaluasi menyuruh terhadap sistem pengamanan yang dilakukan dalam pertandingan Liga 1 selama ini, terutama dalam pertandingan yang banyak menyedot animo masyarakat.
"Harus segera dilakukan penyidikan siapa yang bertanggungjawab atas kejadian ini. Evaluasi terkait pengamanan dan persyaratanizin dalam pertandingan," katanya.