COVID-19 di Jayapura Meningkat, Ahli Epidemiologi Uncen Berikan Rekomendasi ke Pemda
loading...
A
A
A
JAYAPURA - Tingkat penyebaran wabah COVID-19 di Kota Jayapura sangat memprihatinkan. Kasus warga yang positif atas penyakit tersebut terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan an anjuran pemerintah menjadi salah satu faktor terus meningkatnya penyakit yang hingga kini belum ada vaksinnya tersebut.
Terkait hal itu, ahli epidemiologi dari Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Dolfinus "YUBO" Bouway, mengatakan, penyebaran COVID-19 di Kota Jayapura karena transmisi lokal sangat cepat dan masif. Hal ini dipicu masih rendahnya kesadaran warga untuk melaksanakan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. (BACA JUGA: Isak Tangis Warnai Pemakaman Anggota TNI AD yang Gugur di Kongo)
Menurut YUBO sapaan akrab Dolfinus Bouway, persentase pasien yang sembuh di Kota Jayapura pun masih rendah, yakni di bawah 5 persen. Idealnya, angka kesembuhan di atas 15 persen.
Dirinya pun memberikan rekomendasi kepada pemerintah Provinsi Papua dan Kota Jayapura untuk jangan dulu menetapkan status normal baru di Kota Jayapura, karena penyebaran virus ditengah-tengah warga masih sangat tinggi.
"Saya merekomendasikan pemerintah daerah setempat jangan dulu menetapkan normal baru di Kota Jayapura sebab penyebaran virus di tengah warga masih tinggi," ujar doktor Ilmu Epidemiologi jebolan Universitas Indonesia ini.
Sementara itu, hingga saat ini, tingkat kasus warga yang positif COVID-19 di kota Jayapura terus meningkat dalam kurun waktu beberapa hari terakhir. Tercatat hingga Kamis (2/7/2020), jumlah kumulatif kasus telah mencapai 1.051.
Salah satu faktor meningkatnya kasus Covid-19 tersebut, salahsatunya adalah akibat masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
Satuan Gugus Tugas pengendalian dan pencegahan Covid-19, Provinsi Papua meliris, hingga Kamis (2/7/2020), telah terjadi penambahan angka pasien positif yakni sebanyak 56 kasus baru. Sebanyak 732 pasien masih dalam perawatan, pasien sembuh mencapai 308 orang dan pasien meninggal mencapai 11 orang.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua mengkhawatirkan akan terjadi Kejadian luar biasa atas penyebaran wabah COVID-19 di ibu Kota Provinsi Papua, jika tidak terkendali. Hal itu karena jumlah pasien yang terus meningkat dan jumlah tenaga kesehatan yang sedikit jumlahnya. (BACA JUGA: Air Sungai Bone Mulai Masuk Kota, Pemkot Siapkan Tempat Pengungsian Warga)
Ketua IDI Provinsi Papua Donald Aronggear mengatakan, peran warga untuk melindungi tenaga kesehatan sangat diperlukan. Hal ini diperlukan agar pelayanan kesehatan bagi warga yang terjangkit COVID-19 maupun penyakit lainnya tidak terganggu.
Hingga saat ini, gugus tugas pengendalian dan pencegahan COVID-19, Provinsi Papua mencatat, jumlah akumulasi kasus COVID-19 di Papua telah mencapai 1.886 orang, dengan rincian 980 orang dalam perawatan, 888 orang sembuh, dan 18 orang meninggal. Sementara, jumlah pasien dalam pengawasan sebanyak 259 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 2.913.
Rendahnya kesadaran masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan an anjuran pemerintah menjadi salah satu faktor terus meningkatnya penyakit yang hingga kini belum ada vaksinnya tersebut.
Terkait hal itu, ahli epidemiologi dari Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Dolfinus "YUBO" Bouway, mengatakan, penyebaran COVID-19 di Kota Jayapura karena transmisi lokal sangat cepat dan masif. Hal ini dipicu masih rendahnya kesadaran warga untuk melaksanakan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah. (BACA JUGA: Isak Tangis Warnai Pemakaman Anggota TNI AD yang Gugur di Kongo)
Menurut YUBO sapaan akrab Dolfinus Bouway, persentase pasien yang sembuh di Kota Jayapura pun masih rendah, yakni di bawah 5 persen. Idealnya, angka kesembuhan di atas 15 persen.
Dirinya pun memberikan rekomendasi kepada pemerintah Provinsi Papua dan Kota Jayapura untuk jangan dulu menetapkan status normal baru di Kota Jayapura, karena penyebaran virus ditengah-tengah warga masih sangat tinggi.
"Saya merekomendasikan pemerintah daerah setempat jangan dulu menetapkan normal baru di Kota Jayapura sebab penyebaran virus di tengah warga masih tinggi," ujar doktor Ilmu Epidemiologi jebolan Universitas Indonesia ini.
Sementara itu, hingga saat ini, tingkat kasus warga yang positif COVID-19 di kota Jayapura terus meningkat dalam kurun waktu beberapa hari terakhir. Tercatat hingga Kamis (2/7/2020), jumlah kumulatif kasus telah mencapai 1.051.
Salah satu faktor meningkatnya kasus Covid-19 tersebut, salahsatunya adalah akibat masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
Satuan Gugus Tugas pengendalian dan pencegahan Covid-19, Provinsi Papua meliris, hingga Kamis (2/7/2020), telah terjadi penambahan angka pasien positif yakni sebanyak 56 kasus baru. Sebanyak 732 pasien masih dalam perawatan, pasien sembuh mencapai 308 orang dan pasien meninggal mencapai 11 orang.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua mengkhawatirkan akan terjadi Kejadian luar biasa atas penyebaran wabah COVID-19 di ibu Kota Provinsi Papua, jika tidak terkendali. Hal itu karena jumlah pasien yang terus meningkat dan jumlah tenaga kesehatan yang sedikit jumlahnya. (BACA JUGA: Air Sungai Bone Mulai Masuk Kota, Pemkot Siapkan Tempat Pengungsian Warga)
Ketua IDI Provinsi Papua Donald Aronggear mengatakan, peran warga untuk melindungi tenaga kesehatan sangat diperlukan. Hal ini diperlukan agar pelayanan kesehatan bagi warga yang terjangkit COVID-19 maupun penyakit lainnya tidak terganggu.
Hingga saat ini, gugus tugas pengendalian dan pencegahan COVID-19, Provinsi Papua mencatat, jumlah akumulasi kasus COVID-19 di Papua telah mencapai 1.886 orang, dengan rincian 980 orang dalam perawatan, 888 orang sembuh, dan 18 orang meninggal. Sementara, jumlah pasien dalam pengawasan sebanyak 259 orang dan orang dalam pemantauan sebanyak 2.913.
(vit)