Turun ke Zona Kuning COVID-19, Sekda KBB Bilang Begini
loading...
A
A
A
BANDUNG BARAT - Berdasarkan hasil evaluasi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Pandemi COVID-19 Provinsi Jawa Barat, satus level kewaspadaan COVID-19 Kabupaten Bandung Barat (KBB) turun menjadi kuning dari asalnya biru.
Namun hasil evaluasi tersebut dinilai tidak tepat akibat terdapat perbedaan data antara GTPP COVID-19 KBB dengan yang dimiliki pihak Pemprov Jawa Barat. (BACA JUGA: 8 Daerah di Jabar Turun Kelas ke Zona Kuning saat New Normal )
"Bukan berarti kami mempertanyakan hasil evaluasi itu, tapi rilnya memang ada data-data yang berbeda dan sudah kami klarifikasi," kata Sekretaris Daerah (Sekda) KBB Asep Sodikin, Jumat (3/7/2020). (BACA JUGA: Reproduksi COVID-19 Naik, Gubernur Tak Akan Berlakukan Lagi PSBB Provinsi )
Asep mengakui jika berdasarkan evaluasi GTPP COVID-19 Provinsi Jawa Barat jika dari 8 kabupaten/kota yang turun dari zona biru ke kuning salah satunya adalah KBB. (BACA JUGA: 6 Pekan di Posisi Aman, Reproduksi COVID-19 Jabar Naik Lagi di Angka 1,01 )
Kondisi tersebut jelas tidak sesuai ekspektasi dari Pemda KBB yang menargetkan dari zona biru menjadi hijau. Ini tentunya menjadi perhatian agar jangan sampai muncul kasus baru COVID-19 di KBB.
Pihaknya juga setiap hari mengupdate perkembangan kasus dan penanganan COVID-19 di KBB ke pihak Provinsi Jawa Barat. Hanya di periode ini ada perbedaan terkait jumlah kasus dan tingkat kesembuhannya.
Pada periode keenam dari PSBB, secara kumulatif jauh lebih besar kasusnya yang ada di laporan evaluasi GTPP COVID-19 Jabar.
Itu yang diperkirakan menjadikan dasar KBB kembali masuk menjadi zona kuning. Sehingga saat ini dirinya sedang melakukan klarifikasi dengan pihak provinsi terkait kajian epidimologi. Sebab tidak ada pasien COVID-19 yang terjangkit di wilayah KBB.
"Datanya memang tidak sesuai. Contoh untuk kasus Parongpong ternyata sudah tiga tahun tinggal di Kota Bandung. Seperti yang begitu, kan bukan warga KBB lagi," ujar dia.
Secara total, tutur Asep, ada 11 kasus yang sudah diklarifikasi ternyata tidak berada di KBB. Tapi berpengaruh terhadap penilaian rasio persebaran angka reproduksi efektif (Rt) COVID-19.
Status kewaspadaan kuning KBB saat ini sifatnya dinamis yang artinya terus bergerak dan suatu saat bisa berubah ke biru bahkan hijau. Untuk itu kajian epidemologi lebih lanjut terhadap data akan dilakukan oleh Bappelitbangda dan Dinkes KBB.
"Kajian epidomologi terus dilakukan termasuk evaluasi data tingkat kesembuhan dan sebaran. Hal itu bisa mempengaruhi penilaian, sehingga datanya harus cepat masuk dan update," tutur Asep.
Seperti diketahui berdasarkan evaluasi GTPP COVID-19 Provinsi Jawa Barat, satus level kewaspadaan COVID-19 KBB turun menjadi kuning dari asalnya biru.
Wilayah berstatus zona kuning kini jumlahnya 16 kabupaten/kota, biru 10 kabupaten/kota, dan hijau satu kota, yakni Kota Sukabumi. Khusus Bandung Raya, Kota Bandung kini naik jadi zona biru, sedangkan kabupaten/kota lainnya menjadi zona kuning.
Namun hasil evaluasi tersebut dinilai tidak tepat akibat terdapat perbedaan data antara GTPP COVID-19 KBB dengan yang dimiliki pihak Pemprov Jawa Barat. (BACA JUGA: 8 Daerah di Jabar Turun Kelas ke Zona Kuning saat New Normal )
"Bukan berarti kami mempertanyakan hasil evaluasi itu, tapi rilnya memang ada data-data yang berbeda dan sudah kami klarifikasi," kata Sekretaris Daerah (Sekda) KBB Asep Sodikin, Jumat (3/7/2020). (BACA JUGA: Reproduksi COVID-19 Naik, Gubernur Tak Akan Berlakukan Lagi PSBB Provinsi )
Asep mengakui jika berdasarkan evaluasi GTPP COVID-19 Provinsi Jawa Barat jika dari 8 kabupaten/kota yang turun dari zona biru ke kuning salah satunya adalah KBB. (BACA JUGA: 6 Pekan di Posisi Aman, Reproduksi COVID-19 Jabar Naik Lagi di Angka 1,01 )
Kondisi tersebut jelas tidak sesuai ekspektasi dari Pemda KBB yang menargetkan dari zona biru menjadi hijau. Ini tentunya menjadi perhatian agar jangan sampai muncul kasus baru COVID-19 di KBB.
Pihaknya juga setiap hari mengupdate perkembangan kasus dan penanganan COVID-19 di KBB ke pihak Provinsi Jawa Barat. Hanya di periode ini ada perbedaan terkait jumlah kasus dan tingkat kesembuhannya.
Pada periode keenam dari PSBB, secara kumulatif jauh lebih besar kasusnya yang ada di laporan evaluasi GTPP COVID-19 Jabar.
Itu yang diperkirakan menjadikan dasar KBB kembali masuk menjadi zona kuning. Sehingga saat ini dirinya sedang melakukan klarifikasi dengan pihak provinsi terkait kajian epidimologi. Sebab tidak ada pasien COVID-19 yang terjangkit di wilayah KBB.
"Datanya memang tidak sesuai. Contoh untuk kasus Parongpong ternyata sudah tiga tahun tinggal di Kota Bandung. Seperti yang begitu, kan bukan warga KBB lagi," ujar dia.
Secara total, tutur Asep, ada 11 kasus yang sudah diklarifikasi ternyata tidak berada di KBB. Tapi berpengaruh terhadap penilaian rasio persebaran angka reproduksi efektif (Rt) COVID-19.
Status kewaspadaan kuning KBB saat ini sifatnya dinamis yang artinya terus bergerak dan suatu saat bisa berubah ke biru bahkan hijau. Untuk itu kajian epidemologi lebih lanjut terhadap data akan dilakukan oleh Bappelitbangda dan Dinkes KBB.
"Kajian epidomologi terus dilakukan termasuk evaluasi data tingkat kesembuhan dan sebaran. Hal itu bisa mempengaruhi penilaian, sehingga datanya harus cepat masuk dan update," tutur Asep.
Seperti diketahui berdasarkan evaluasi GTPP COVID-19 Provinsi Jawa Barat, satus level kewaspadaan COVID-19 KBB turun menjadi kuning dari asalnya biru.
Wilayah berstatus zona kuning kini jumlahnya 16 kabupaten/kota, biru 10 kabupaten/kota, dan hijau satu kota, yakni Kota Sukabumi. Khusus Bandung Raya, Kota Bandung kini naik jadi zona biru, sedangkan kabupaten/kota lainnya menjadi zona kuning.
(awd)