Memperkuat Tulang Punggung Ekonomi Melalui Digitalisasi
loading...
A
A
A
Saat ini total ada 8 Kampus UMKM Shopee. Khusus di Kota Malang, Kampus Shopee bersama UPT Pelatihan Dinkop dan UKM Jatim telah memfasilitasi 200 pelaku usaha sekitar yang belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Kampus UMKM Shopee menyediakan fasilitas edukasi kelas-kelas baik offline maupun online bagi pelaku UMKM lokal.
Serta memberikan fasilitas pendamping bisnis dari Tim Customer Service Shopee, Trainer Shopee bahkan hingga Tim Ekspor Shopee. Tak lupa, Shopee juga menjanjikan perluasan koneksi dengan hadirnya kampus ini. Menariknya, seluruh fasilitas yang disediakan ini tidak dipungut biaya (gratis).
Pelaku UMKM yang tertarik bergabung dengan program ini hanya perlu mengisi formulir pendaftaran yang bisa didapatkan secara online maupun offline dengan datang langsung ke lokasi Kampus UMKM Shopee. Namun, perlu diperhatikan adalah jika mendaftar pastikan telah memiliki akun penjual shopee yang telah aktif.
"Produk UMKM di beberapa daerah di Jatim, banyak yang unik dan memiliki value. Namun belum percaya diri untuk memiliki brand sendiri atas produknya. Sehingga, lanjutnya inisiasi melalui communal branding menjadi salah satu solusi. Bahkan saya membayangkan jika saya kumpulkan dari Desa Devisa yang statusnya communal branding, maka akan ada lompatan hebat dalam digitalisasi UMKM," imbuhnya.
Disisi lain, UMKM di Jatim menghadapi sejumlah tantangan ketika hendak menembus pasar internasional atau global. Tantangan itu diantaranya, standar kualitas dari luar negeri, proses perizinan yang rumit hingga kontinuitas barang yang dikirim. Kemudian akses pemasaran ke luar negeri dan juga jejaring. Bagi merek besar, bukan masalah karena jejaringnya luas. Tapi kalau merek yang tidak begitu dikenal, jejaringnya terbatas.
Sehingga, digitalisasi menjadi penting untuk menembus pasar global. Pengenalan produk dan pemasaran menjadi lebih mudah. Pengiriman barang juga tidak harus dalam skala besar. Dalam skala retail juga bisa. Namun, yang harus diperhatikan pelaku UMKM adalah terkait aturan di masing-masing negara tujuan ekspor. "Sebab, setiap negara memiliki aturan berbeda mengenai barang yang masuk ke negara mereka," kata Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak.
Emil menyampaikan ada dua cara penting yang harus dilakukan dalam mendukung bangkitnya perekonomian Jatim di tahun 2022. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh para pelaku UMKM adalah dengan memberikan value added terhadap produk-produk yang dihasilkan. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan tidak bergantung pada sumber daya yang dimiliki di Jatim. "Tetapi bisa mengimpor sumber daya dari provinsi lain atau luar negeri, lalu mengolahnya menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah," terangnya.
Langkah kedua, kata dia, adalah dengan menggali potensi pasar ekspor. Hal tersebut, menurut Emil bukan tanpa sebab. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, ekspor non-migas Jatim per Oktober 2021 mencapai angka 95,28 persen. Dimana ekspor Jatim mampu menjangkau pasar ASEAN hingga Uni-Eropa."Dengan digitalisasi, kini terbuka peluang yang lebih besar. Sehingga, selepas kurasi dan riset pasar secara digital melalui marketplace, maka harus dilakukan riset secara menyeluruh," ujarnya.
Emil pun mengimbau, agar para pelaku UMKM Jatim dapat sukses dalam segi ekspor. Termasuk di bidang riset terkait pasar negara yang ditarget, utamanya menyangkut supply and demand. Dirinya meminta agar hal tersebut harus betul-betul diperhatikan. "Kalau kita bicara ekspor, kita harus paham pasarnya di mana dan bagaimana. Kita harus melakukan market testing dan market research ke negara-negara lain, apabila kita ingin melakukan penetrasi ke pasar internasional," sebutnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu pun menekankan, bahwa upaya riset pasar dapat membuka peluang baru untuk menembus pasar internasional dengan produk-produk yang tidak mainstream. "Kita juga bisa melihat bagaimana kita mampu menembus pasar non-tradisional dengan produk yang kontinyu dan anti-mainstream," jelas Emil.
Dirinya kembali menjelaskan, bahwa beberapa poin penting juga harus diperhatikan oleh para pelaku UMKM jika ingin ekspornya hingga membuahkan hasil dan berkelanjutan. Yakni melakukan standarisasi produk, target pasar, penguatan produk dan pengenalan pasar."Kita harus menyalurkan dan menguatkan kemampuan UMKM Jatim agar menghasilkan energi yang sesuai. Kami optimis di tahun 2022, ini bisa benar-benar membawa hasil yang nyata," harapnya.
Serta memberikan fasilitas pendamping bisnis dari Tim Customer Service Shopee, Trainer Shopee bahkan hingga Tim Ekspor Shopee. Tak lupa, Shopee juga menjanjikan perluasan koneksi dengan hadirnya kampus ini. Menariknya, seluruh fasilitas yang disediakan ini tidak dipungut biaya (gratis).
Pelaku UMKM yang tertarik bergabung dengan program ini hanya perlu mengisi formulir pendaftaran yang bisa didapatkan secara online maupun offline dengan datang langsung ke lokasi Kampus UMKM Shopee. Namun, perlu diperhatikan adalah jika mendaftar pastikan telah memiliki akun penjual shopee yang telah aktif.
"Produk UMKM di beberapa daerah di Jatim, banyak yang unik dan memiliki value. Namun belum percaya diri untuk memiliki brand sendiri atas produknya. Sehingga, lanjutnya inisiasi melalui communal branding menjadi salah satu solusi. Bahkan saya membayangkan jika saya kumpulkan dari Desa Devisa yang statusnya communal branding, maka akan ada lompatan hebat dalam digitalisasi UMKM," imbuhnya.
Disisi lain, UMKM di Jatim menghadapi sejumlah tantangan ketika hendak menembus pasar internasional atau global. Tantangan itu diantaranya, standar kualitas dari luar negeri, proses perizinan yang rumit hingga kontinuitas barang yang dikirim. Kemudian akses pemasaran ke luar negeri dan juga jejaring. Bagi merek besar, bukan masalah karena jejaringnya luas. Tapi kalau merek yang tidak begitu dikenal, jejaringnya terbatas.
Sehingga, digitalisasi menjadi penting untuk menembus pasar global. Pengenalan produk dan pemasaran menjadi lebih mudah. Pengiriman barang juga tidak harus dalam skala besar. Dalam skala retail juga bisa. Namun, yang harus diperhatikan pelaku UMKM adalah terkait aturan di masing-masing negara tujuan ekspor. "Sebab, setiap negara memiliki aturan berbeda mengenai barang yang masuk ke negara mereka," kata Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak.
Emil menyampaikan ada dua cara penting yang harus dilakukan dalam mendukung bangkitnya perekonomian Jatim di tahun 2022. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh para pelaku UMKM adalah dengan memberikan value added terhadap produk-produk yang dihasilkan. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan tidak bergantung pada sumber daya yang dimiliki di Jatim. "Tetapi bisa mengimpor sumber daya dari provinsi lain atau luar negeri, lalu mengolahnya menjadi suatu produk yang memiliki nilai tambah," terangnya.
Langkah kedua, kata dia, adalah dengan menggali potensi pasar ekspor. Hal tersebut, menurut Emil bukan tanpa sebab. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, ekspor non-migas Jatim per Oktober 2021 mencapai angka 95,28 persen. Dimana ekspor Jatim mampu menjangkau pasar ASEAN hingga Uni-Eropa."Dengan digitalisasi, kini terbuka peluang yang lebih besar. Sehingga, selepas kurasi dan riset pasar secara digital melalui marketplace, maka harus dilakukan riset secara menyeluruh," ujarnya.
Emil pun mengimbau, agar para pelaku UMKM Jatim dapat sukses dalam segi ekspor. Termasuk di bidang riset terkait pasar negara yang ditarget, utamanya menyangkut supply and demand. Dirinya meminta agar hal tersebut harus betul-betul diperhatikan. "Kalau kita bicara ekspor, kita harus paham pasarnya di mana dan bagaimana. Kita harus melakukan market testing dan market research ke negara-negara lain, apabila kita ingin melakukan penetrasi ke pasar internasional," sebutnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu pun menekankan, bahwa upaya riset pasar dapat membuka peluang baru untuk menembus pasar internasional dengan produk-produk yang tidak mainstream. "Kita juga bisa melihat bagaimana kita mampu menembus pasar non-tradisional dengan produk yang kontinyu dan anti-mainstream," jelas Emil.
Dirinya kembali menjelaskan, bahwa beberapa poin penting juga harus diperhatikan oleh para pelaku UMKM jika ingin ekspornya hingga membuahkan hasil dan berkelanjutan. Yakni melakukan standarisasi produk, target pasar, penguatan produk dan pengenalan pasar."Kita harus menyalurkan dan menguatkan kemampuan UMKM Jatim agar menghasilkan energi yang sesuai. Kami optimis di tahun 2022, ini bisa benar-benar membawa hasil yang nyata," harapnya.