Ungkapan Penyesalan Ketua PKI DN Aidit Sebelum Tertangkap dan Ditembak Mati

Senin, 26 September 2022 - 10:37 WIB
loading...
A A A
Dalam perbincangan singkatnya, ia melihat Aidit terlihat panik. Juga tidak tampak isyarat hendak melanjutkan perjuangan. Munir tidak menerima petunjuk apapun dari ketua partainya. Yang banyak terlihat dari Aidit justru rasa penyesalannya.

"Borjuasi memang kuat betul, sudah digoyang-goyang begitu rupa belum juga bisa tumbang!," keluh DN Aidit seperti dikutip dari G30S Dan Kejahatan Negara.

Baca: Cerita Terungkapnya PKI Blitar Selatan Berawal dari Sampah Bungkus Rokok.

Munir yang pada tahun 1967-1968 terlibat aktif mempraktikkan tesis Kritik Oto Kritik (KOK) Sudisman di Blitar Selatan, Jawa Timur menyimpulkan DN Aidit bukan seorang pemimpin yang tangguh.

Meski berhasil membawa PKI dalam perolehan suara lima besar di Pemilu 1955, Aidit bukan pemimpin yang berpengalaman dalam memimpin aksi massa. Bahkan memimpin sebuah aksi buruh dalam memperjuangkan tuntutan, kata Munir juga tidak pernah.

Kurangnya pengalaman dalam memimpin gerakan menyebabkan Aidit tak bisa menemukan jalan keluar saat partainya berantakan. Ia juga tidak sanggup memberi petunjuk konkret untuk dilaksanakan anak buahnya.

Baca Juga: Kak Seto Ditolak saat Besuk Tahanan Perempuan yang Melahirkan di Rutan Sidoarjo.

Pada 22 November 1965, DN Aidit tertangkap. Pimpinan tertinggi PKI itu dibekuk di wilayah Solo, Jawa Tengah, di rumah Kasim alias Harjo Martono warga setempat.

Dalam perjalanan menuju ke Jakarta, DN Aidit dieksekusi di wilayah Boyolali, Jawa Tengah. Kabar yang beredar, tokoh PKI itu ditembak mati di dekat sumur tua di tengah kebun pisang.
(nag)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2252 seconds (0.1#10.140)