37.000 UMKM Terdampak Pandemi, Kang Emil Minta Pelaku Usaha Bertransformasi
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Ridwan Kamil meminta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Jawa Barat bisa beradaptasi dengan perubahan ekonomi berbasis digital pada masa adaptasi kebiasan baru (AKB). Hal itu penting melihat banyaknya pelaku usaha yang terdampak pandemi.
Menurut dia, akibat pandemi COVID-19, sebanyak 37.000 pelaku UMKM di Jabar mengalami guncangan usaha, baik ringan hingga berat. Padahal, selama ini mereka mampu menopang 60% produk domestik bruto (PDB) dan menyerap hampir 90% tenaga kerja.
(Bac juga: Kang Emil: Polda Jabar Mampu Amankan Pilkada di 8 Daerah )
"Pandemi ini memberi kita pelajaran, bahwa kita harus siap dengan era disrupsi. Saya titip UMKM agar bisa memanfaatkan disrupsi ini. UMKM harus memaksakan diri menggunakan sistem digital," kata Emil pada webinar nasional UMKM yang digelar Bank Indonesia Jawa Barat, Rabu (1/6/2020).
Diakui dia, sebelum covid hanya 17% UMKM di Jabar yang telah berbisnis secara digital. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan persentase nasional yang masih dibahas 13%.
"Saya mendoakan UMKM, mari segera hijrah, menggunakan digitalisasi untuk bisnis, untuk kejar potensi yang luar biasa di Jawa Barat. Sementara upaya yang kami lakukan diantaranya mempemrudah bahan baku, modal, memperlancar produksi dan distribusi, stimulasi daya beli, menaikkan omset penjualan," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala BI Jabar Herawanto mengatakan, selama ini UMKM biasa menjadi bumper ekonomi nasional juga daerah. Namum akibat pandemi, mereka beralih atau berhenti beroperasi sementara waktu karena konsumen turun.
"Sementara mereka 60% berkontribusi terhadap ekonomi nasional dan 90% rekrut tenaga kerja. Di Jabar juga kontribusi UMKM sangat besar. Sehingga penting dorong UMKM jadi bumper kembali. Mereka jadi tumpuan 45 penduduk Jabar," beber dia.
(Baca juga:Gugus Tugas-Polres Bogor Segera Periksa Rhoma dan Panitia Konser)
Kondisi ini, kata dia, tidak bisa dibiarkan. Upaya BI, salah satunya melakukan langkah peningkatan kapasitas UMKM untuk digitalisasi. UMKM berbisnis digital dinilai memiliki potensi besar.
Menurut dia, akibat pandemi COVID-19, sebanyak 37.000 pelaku UMKM di Jabar mengalami guncangan usaha, baik ringan hingga berat. Padahal, selama ini mereka mampu menopang 60% produk domestik bruto (PDB) dan menyerap hampir 90% tenaga kerja.
(Bac juga: Kang Emil: Polda Jabar Mampu Amankan Pilkada di 8 Daerah )
"Pandemi ini memberi kita pelajaran, bahwa kita harus siap dengan era disrupsi. Saya titip UMKM agar bisa memanfaatkan disrupsi ini. UMKM harus memaksakan diri menggunakan sistem digital," kata Emil pada webinar nasional UMKM yang digelar Bank Indonesia Jawa Barat, Rabu (1/6/2020).
Diakui dia, sebelum covid hanya 17% UMKM di Jabar yang telah berbisnis secara digital. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan persentase nasional yang masih dibahas 13%.
"Saya mendoakan UMKM, mari segera hijrah, menggunakan digitalisasi untuk bisnis, untuk kejar potensi yang luar biasa di Jawa Barat. Sementara upaya yang kami lakukan diantaranya mempemrudah bahan baku, modal, memperlancar produksi dan distribusi, stimulasi daya beli, menaikkan omset penjualan," imbuh dia.
Sementara itu, Kepala BI Jabar Herawanto mengatakan, selama ini UMKM biasa menjadi bumper ekonomi nasional juga daerah. Namum akibat pandemi, mereka beralih atau berhenti beroperasi sementara waktu karena konsumen turun.
"Sementara mereka 60% berkontribusi terhadap ekonomi nasional dan 90% rekrut tenaga kerja. Di Jabar juga kontribusi UMKM sangat besar. Sehingga penting dorong UMKM jadi bumper kembali. Mereka jadi tumpuan 45 penduduk Jabar," beber dia.
(Baca juga:Gugus Tugas-Polres Bogor Segera Periksa Rhoma dan Panitia Konser)
Kondisi ini, kata dia, tidak bisa dibiarkan. Upaya BI, salah satunya melakukan langkah peningkatan kapasitas UMKM untuk digitalisasi. UMKM berbisnis digital dinilai memiliki potensi besar.
(msd)