Selain Makassar, 2 Daerah di Sulsel Ini Kemungkinan Akan Terapkan PSBB
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Virus corona baru alias covid-19 kian mewabah di Sulsel. Bahkan, provinsi ini masuk lima besar dengan kasus positif covid-19 tertinggi di Indonesia. Guna menekan penyebaran, Pemprov Sulsel mengambil sejumlah langkah strategis, termasuk memetakan sebaran virus ini di kabupaten/kota.
Episentrum covid-19 di Sulsel sejauh ini berada di Kota Makassar. Pemkot Makassar bahkan siap mengusulkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain ibukota provinsi, ternyata dua kabupaten penyangga: Maros dan Gowa juga kemungkinan akan mengusulkan penerapan PSBB.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, membenarkan bahwa ada tiga dari 24 kabupaten/kota di wilayahnya yang kemungkinan akan menerapkan PSBB. Namun, langkah itu baru akan diusulkan ke pemerintah pusat, bila langkah awal yang kini dilakukan gagal menekan penyebaran virus mematikan tersebut.
Saat ini, Sulsel menerapkan isolasi parsial di tingkat RT/RW, desa dan kelurahan yang teridentifikasi adanya penularan covid-19. Gubernur Nurdin menyebut pihaknya membuka opsi penerapan PSBB bila memang upaya yang dijalankan sekarang tidak berhasil menekan penyebaran virus corona.
Sesuai mekanisme, Gubernur Nurdin menyebut pihaknya menunggu usulan dari pemerintah kabupaten/kota terkait penerapan PSBB. Selanjutnya, usulan itu akan diteruskan ke pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Kalau upaya yang pertama telah kita lakukan dan memang tidak mampu kita memotong rantai penularan covid-19 ini, tentu akan kita akan usulkan pemberlakuan PSBB. (Bukan cuma Makassar), termasuk Kabupaten Gowa dan Maros,” ungkap Gubernur Nurdin, dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel.
Berdasarkan laman Sulsel Tanggap Covid-19, jumlah kasus positif corona di wilayah ini per Senin (13/4/2020) pukul 21:59 WITA sudah mencapai 223. Makassar menjadi episentrum dengan 155 kasus, disusul Gowa (22) dan Maros (18). Sebanyak 16 orang dilaporkan meninggal dan 34 pasien berhasil sembuh dari covid-19.
Puncak Diprediksi Mei
Penyebaran covid-19 di Sulsel merujuk prediksi Unhas diperkirakan sudah mencapai 2.614 kasus. Kalangan akademisi juga memperkirakan puncak penyebaran virus ganas ini di Sulsel terjadi pada 19 Mei mendatang. Prediksi melonjaknya kasus corona terjadi bila tak ada intervensi dari pemerintah.
“Saya juga sudah melihat presentase tersebut, itu skenario terburuk, kalau tidak ada intervensi. Oleh karena itu, kita terus mendorong sinergi TNI-Polri, Dinas Kesehatan dan BPBD serta seluruh masyarakat, bagaimana kita untuk tingkatkan kedisiplinan baik secara pribadi dan kolektif,” terang Gubernur Nurdin.
Olehnya itu, Gubernur Nurdin menyampaikan segala upaya tengah dilakukan pemerintah dalam menekan covid-19. Termasuk opsi penerapan PSBB. Lokalisir wilayah perlu dilakukan dan menjadi perhatian khusus. Di tengah pandemi ini, Sulsel juga berupaya mempertahankan produksi pangan mengingat daerahnya merupakan penyangga pangan nasional.
Khusus Makassar, lanjut Gubernur Nurdin diakui menjadi atensi khusus. Musababnya, ibukota provinsi ini menjadi episentrum penyebaran covid-19. “Kemarin kita sudah mengumpulkan camat dan lurah. Tentu akan kita perkuat di tingkat RT/RW. Apakah skenario yang betul-betul memotong rantai penularan. Kalau ini bisa berhasil kita lanjutkan, kalau tidak kita akan tingkatkan ke PSBB,” tandasnya.
Episentrum covid-19 di Sulsel sejauh ini berada di Kota Makassar. Pemkot Makassar bahkan siap mengusulkan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain ibukota provinsi, ternyata dua kabupaten penyangga: Maros dan Gowa juga kemungkinan akan mengusulkan penerapan PSBB.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, membenarkan bahwa ada tiga dari 24 kabupaten/kota di wilayahnya yang kemungkinan akan menerapkan PSBB. Namun, langkah itu baru akan diusulkan ke pemerintah pusat, bila langkah awal yang kini dilakukan gagal menekan penyebaran virus mematikan tersebut.
Saat ini, Sulsel menerapkan isolasi parsial di tingkat RT/RW, desa dan kelurahan yang teridentifikasi adanya penularan covid-19. Gubernur Nurdin menyebut pihaknya membuka opsi penerapan PSBB bila memang upaya yang dijalankan sekarang tidak berhasil menekan penyebaran virus corona.
Sesuai mekanisme, Gubernur Nurdin menyebut pihaknya menunggu usulan dari pemerintah kabupaten/kota terkait penerapan PSBB. Selanjutnya, usulan itu akan diteruskan ke pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
“Kalau upaya yang pertama telah kita lakukan dan memang tidak mampu kita memotong rantai penularan covid-19 ini, tentu akan kita akan usulkan pemberlakuan PSBB. (Bukan cuma Makassar), termasuk Kabupaten Gowa dan Maros,” ungkap Gubernur Nurdin, dilansir dari laman resmi Pemprov Sulsel.
Berdasarkan laman Sulsel Tanggap Covid-19, jumlah kasus positif corona di wilayah ini per Senin (13/4/2020) pukul 21:59 WITA sudah mencapai 223. Makassar menjadi episentrum dengan 155 kasus, disusul Gowa (22) dan Maros (18). Sebanyak 16 orang dilaporkan meninggal dan 34 pasien berhasil sembuh dari covid-19.
Puncak Diprediksi Mei
Penyebaran covid-19 di Sulsel merujuk prediksi Unhas diperkirakan sudah mencapai 2.614 kasus. Kalangan akademisi juga memperkirakan puncak penyebaran virus ganas ini di Sulsel terjadi pada 19 Mei mendatang. Prediksi melonjaknya kasus corona terjadi bila tak ada intervensi dari pemerintah.
“Saya juga sudah melihat presentase tersebut, itu skenario terburuk, kalau tidak ada intervensi. Oleh karena itu, kita terus mendorong sinergi TNI-Polri, Dinas Kesehatan dan BPBD serta seluruh masyarakat, bagaimana kita untuk tingkatkan kedisiplinan baik secara pribadi dan kolektif,” terang Gubernur Nurdin.
Olehnya itu, Gubernur Nurdin menyampaikan segala upaya tengah dilakukan pemerintah dalam menekan covid-19. Termasuk opsi penerapan PSBB. Lokalisir wilayah perlu dilakukan dan menjadi perhatian khusus. Di tengah pandemi ini, Sulsel juga berupaya mempertahankan produksi pangan mengingat daerahnya merupakan penyangga pangan nasional.
Khusus Makassar, lanjut Gubernur Nurdin diakui menjadi atensi khusus. Musababnya, ibukota provinsi ini menjadi episentrum penyebaran covid-19. “Kemarin kita sudah mengumpulkan camat dan lurah. Tentu akan kita perkuat di tingkat RT/RW. Apakah skenario yang betul-betul memotong rantai penularan. Kalau ini bisa berhasil kita lanjutkan, kalau tidak kita akan tingkatkan ke PSBB,” tandasnya.
(tri)