Diduga Diterkam Harimau, Saipul Ritonga Tinggal Tulang Belulang

Jum'at, 19 Agustus 2022 - 19:28 WIB
loading...
Diduga Diterkam Harimau, Saipul Ritonga Tinggal Tulang Belulang
Warga mengevakuasi jasad Saipul Ritonga (60) yang tinggal tulang belulang di Dusun Sitalak, Desa Lobu Tayas, Aek Bila, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Foto/Dok. YALS
A A A
TAPANULI SELATAN - Saipul Ritonga (60) ditemukan tewas mengenaskan di areal semak belukar di dekat Dusun Sitalak, Desa Lobu Tayas, Kecamatan Aek Bila, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara.

Jasadnya ditemukan dalam kondisi tinggal tulang belulang dan terpencar di beberapa titik. Saipul diduga tewas akibat dimangsa harimau Sumatera.



Direktur Yayasan Alam Liar Sumatera (YALS), Haray Sam Munthe mengatakan, Saipul terakhir terlihat pada Kamis (11/8/2022) lalu.

Saat itu sekitar pukul 14.00 WIB, Saipul berjalan meninggalkan Dusun Sitalak dengan berjalan kaki menuju rumah kerabatnya di Desa Silangkitang, Kecamatan Aek Bila, Tapanuli Selatan yang berjarak sekitar 5 kilometer.

Namun hingga pada Rabu 17 Agustus 2022 pagi, Saipul tak kunjung tiba di rumah kerabatnya. Salah seorang kerabat bernama Saruddin Ritonga kemudian berniat menyusul Saipul.

Namun sekitar 500 meter dari Dusun Sitalak, Saruddin menemukan tas, sepatu, parang dan beberapa potongan tulang- belulang di jalan menuju dusun tersebut. Saipul juga menemukan potongan kaki yang masih terlihat jelas telapak kaki yang dikenali adalah potongan tubuh milik Saipul.



"Sahruddin kemudian berusaha mengumpulkan anggota tubuh korban yang berserakan. Namun Saruddin mendengar suara-suara aneh dari balik rimbunan belukar yang diduga adalah harimau sumatera," kata Haray, Jumat (19/8/2022).

Sahruddin pun bergegas pulang dan memberitahu warga Dusun Adian dan menghubungi keluarga lainnya yang berdomisili di luar Desa Lobu Tayas.

Malam harinya beberapa puluh orang warga dari dusun lainnya bersama Kepala Desa Lobu Tayas mendatangi lokasi. Namun warga tidak berani mengumpulkan potongan tubuh korban yang tinggal tulang-belulang, karena harimau Sumatera tidak mau menjauh dari lokasi.

"Pencarian ditunda hingga pagi hari dan berhasil mengumpulkan tulang-belulang korban lalu dimakamkan di Dusun Sitalak," terangnya.

Saat melakukan pencarian korban, kata Haray, warga menemukan banyak jerat di sekitar lokasi.

Pada pertengahan Juni, YALS bersama relawan mengangkat 40 jerat dari seling baja tidak jauh dari Dusun Sitalak, Desa Lobu Tayas dan telah melakukan sosialisasi tentang dampak pemasangan jerat.

Kawasan hutan lindung di sekitar Desa Lobu Tayas yang masuk kedalam wilayah KPH V Aek Kanopan ini, sudah sejak sepuluh tahun lalu menjadi wilayah monitoring kegiatan pelestarian alam dan perlindungan satwa khususnya harimau Sumatera dari YALS.

Data YALS terdapat dua harimau sumatera yang memiliki teritori di sekitar Desa Lobu Tayas.

Sejak dihuninya Dusun Sitalak, Lobu Tayas ratusan tahun lalu, tidak pernah terjadi konflik di desa ini. Bahkan harimau sumatera bukanlah ancaman bagi penduduk desa.



Tidak jarang warga berjumpa langsung dengan harimau Sumatera saat beraktivitas.

Sesuai arahan Kepala Desa Lobu Tayas agar warga tidak beraktivitas dan mengosongkan Dusun Sitalak, Lobu Tayas untuk jangka yang tidak ditentukan.

YALS melakukan sosialisasi dengan warga dan telah berkoordinasi dengan beberapa kepala desa terdekat juga dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara untuk mengambil langkah-langkah penanganan konflik di Desa Lobu Tayas dan desa lainnya yang berdekatan.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1845 seconds (0.1#10.140)