Sebelum Dibunuh di Dalam Kelas, Ternyata Siswa SD Itu Sempat Diancam dan Dicekik
loading...
A
A
A
DELISERDANG - Bocah berinisial SRB (10) tewas setelah ditikam pamannya sendiri saat belajar di ruang kelas di SD Yayasan Baiti Jannati, Jalan Murai, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deliserdang , Sumatera Utara, Selasa (9/8/0/2022) pagi.
Ternyata sebelum dibunuh, beberapa waktu lalu korban pernah dicekik sang paman. Ia juga sempat diancam akan dibunuh.
Perihal ancaman pembunuhan itu disampaikan Nadya, kakak korban. Menurut Nadya, dia mendengar ucapan ancaman itu sekitar 2 pekan lalu. Namun saat itu Nadya tak menanggapi serius ancaman tersebut.
"Mereka memang ga cocok. Sering ribut. Padahal adikku ini periang. Kami benar-benar enggak sangka dia serius dengan ancamannya," katanya.
Nadya menuturkan, dia sendiri yang mengantar korban ke sekolah pada pagi tadi. Satu jam setelah mengantar sang adik, dia dihubungi pihak sekolah perihal insiden tersebut.
Nadya dan keluarganya berharap agar pelaku segera ditangkap. Mereka khawatir jika pelaku berkeliaran, akan ada korban lain yang jatuh akibat perbuatan pelaku. "Jangan ada korban selanjutnya," pungkasnya.
Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Chandra Yudha Pranata, mengaku saat ini pihaknya tengah mengejar pelaku pembunuhan tersebut.
Mereka melibatkan keluarga pelaku untuk mengidentifikasi lokasi yang mungkin dijadikan pelaku untuk bersembunyi.
"Pelaku masih dalam pengejaran. Kita minta pelaku segera menyerahkan diri," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SD berinisial SRB tewas dibunuh saat mengikuti pelajaran di sekolahnya, SD Yayasan Baiti Jannati, Jalan Murai, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara pada Selasa (9/8/2022) pagi.
Pelaku pembunuhan itu diduga adalah paman korban bernama Rahmat (32). Dia datang ke sekolah dan masuk ke kelas korban serta langsung menikam korban.
"Kejadiannya sekitar pukul 7:30 WIB tadi. Sehabis apel, korban bersama anak-anak lainnya masuk kelas dan mulai belajar. Tiba-tiba pelaku masuk ke kelas dan langsung menikam perut korban. Korban langsung ambruk sementara pelaku melarikan diri," kata Waluyo, Ketua Yayasan Baiti Jannati.
Waluyo bersama Wali Kelas korban berusaha menolong korban dan membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Namun setibanya di rumah sakti, korban dinyatakan meninggal dunia. "Korban meninggal akibat luka tikaman di perutnya," kata Waluyo.
Ternyata sebelum dibunuh, beberapa waktu lalu korban pernah dicekik sang paman. Ia juga sempat diancam akan dibunuh.
Perihal ancaman pembunuhan itu disampaikan Nadya, kakak korban. Menurut Nadya, dia mendengar ucapan ancaman itu sekitar 2 pekan lalu. Namun saat itu Nadya tak menanggapi serius ancaman tersebut.
"Mereka memang ga cocok. Sering ribut. Padahal adikku ini periang. Kami benar-benar enggak sangka dia serius dengan ancamannya," katanya.
Nadya menuturkan, dia sendiri yang mengantar korban ke sekolah pada pagi tadi. Satu jam setelah mengantar sang adik, dia dihubungi pihak sekolah perihal insiden tersebut.
Nadya dan keluarganya berharap agar pelaku segera ditangkap. Mereka khawatir jika pelaku berkeliaran, akan ada korban lain yang jatuh akibat perbuatan pelaku. "Jangan ada korban selanjutnya," pungkasnya.
Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Chandra Yudha Pranata, mengaku saat ini pihaknya tengah mengejar pelaku pembunuhan tersebut.
Mereka melibatkan keluarga pelaku untuk mengidentifikasi lokasi yang mungkin dijadikan pelaku untuk bersembunyi.
"Pelaku masih dalam pengejaran. Kita minta pelaku segera menyerahkan diri," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SD berinisial SRB tewas dibunuh saat mengikuti pelajaran di sekolahnya, SD Yayasan Baiti Jannati, Jalan Murai, Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sumatera Utara pada Selasa (9/8/2022) pagi.
Pelaku pembunuhan itu diduga adalah paman korban bernama Rahmat (32). Dia datang ke sekolah dan masuk ke kelas korban serta langsung menikam korban.
"Kejadiannya sekitar pukul 7:30 WIB tadi. Sehabis apel, korban bersama anak-anak lainnya masuk kelas dan mulai belajar. Tiba-tiba pelaku masuk ke kelas dan langsung menikam perut korban. Korban langsung ambruk sementara pelaku melarikan diri," kata Waluyo, Ketua Yayasan Baiti Jannati.
Waluyo bersama Wali Kelas korban berusaha menolong korban dan membawa korban ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Namun setibanya di rumah sakti, korban dinyatakan meninggal dunia. "Korban meninggal akibat luka tikaman di perutnya," kata Waluyo.
(nic)