Kronologi Prada Sandi Wiratama Saputra Tewas Tertembak Senjata SPR 3 di Kepala
loading...
A
A
A
JAYAPURA - Tragis dialami Prada Sandi Wiratama Saputra, anggota Pos Balingga Satgas Yonif Mekanis 203/AK, dengan NRP 31200979630399. Dirinya tewas tertembak di kepala karena kelalaian saat memegang senjata SPR 3.
Komandan 172 Korem Praja Wira Yakti, Brigjen J.O Sembiring menceritakan kronologis peristiwa tragis tersebut.
"Peristiwa bermula saat personel Pos Balingga sejumlah 12 orang, berencana melaksanakan patroli pengambilan air ke arah bawah dengan jarak 400 meter dari titik kuat," katanya, Jumat (5/8/2022).
Sekitar pukul 16.15 WIT, personel Pos Balingga yang berada di titik kuat akan melaksanakan patroli pengambilan air sejumlah 8 orang yang dipimpin oleh Pratu Eky.
Kemudian, Serda Supriadi mengambil senjata SPR 3 dengan tujuan untuk digunakan sebagai senjata pemantau dalam rangka melindungi personel yang sedang melaksanakan patroli.
"Pada pukul 16.50 WIT, personel Pos Balingga selesai melaksanakan patroli. Kemudian senjata SPR 3 tersebut dikosongkan oleh Pratu Andika, sambil diajarkan cara mengosongkan senjata SPR 3 oleh Serka Endro," jelasnya.
Selain Pratu Andika, Serda Supreadi juga ikut diajari cara mengosongkan senjata SPR 3 oleh Serka Endro.
Saat senjata SPR 3 tersebut akan dimasukkan kembali kedalam pos oleh Pratu Satria, Pratu Leroy meminjam dari Pratu Satria dan mengajak Serda Supriadi untuk berfoto sambil memegang Senjata SPR 3 tersebut.
"Pukul 17.00 WIT, Prada Sandi Wiratama (almarhum) datang dan meminta Pratu Leroy untuk difoto menggunakan senjata SPR 3. Lalu senjata tersebut diberikan kepada Prada Sandi Wiratama (almarhum)," jelasnya.
Kemudian, Prada Sandi difoto oleh Pratu Leroy. Setelah itu, Pratu Leroy mengambil senjata SPR 3 dari Prada Sandi Wiratama (almarhum) dan meminta untuk di foto kembali.
"Pukul 17.11 WIT, Pratu Leroy difoto Prada Sandi Wiratama (almarhum) dari arah depan. Setelah itu, Pratu Leroy kembali memerintahkan Prada Sandi Wiratama (almarhum) untuk mengambil foto dari arah belakang," paparnya.
Mengikuti perintah dari Pratu Leroy, Prada Sandi Wiratama (almarhum) kemudian menuju ke arah belakang dari Pratu Leroy, di mana posisi Senjata SPR 3 dipanggul oleh Pratu Leroy dengan laras menghadap kebelakang.
"Tetapi tiba-tiba senjata itu meletus dan mengenai bagian kepala belakang Prada Sandi Wiratama," sambungnya.
Saat mendengar letusan senjata tersebut, semua anggota yang berada di titik kuat langsung masuk kedudukan ke box steling, dan Serka Endro Dantim melaporkan kepada Danpos Lettu Inf Faisal Ramadan Karo-karo.
Awalnya, petugas berpikir ada kontak senjata. Danpos langsung memerintahkan untuk menaikan dron dari Pos Balinggal ke arah titik kuat, dan pada saat itu Pratu Andika berada di box steling.
"Saat itu, posisinya berada 3 meter di depan Pratu Leroy dan almarhum sedang berfoto menggunakan senjata SPR 3. Pratu Andika menyaksikan langsung saat posisi senjata SPR 3 tersebut meletus terkena Prada Sandi Wiratama (almarhum), dan Pratu Andika langsung melaporkan kepada Serka Endro sebagai Dantim," jelasnya.
Sekitar pukul 17.18 WIT, Serka Endro sebagai Dantim langsung melaporkan kembali kepada Danpos Lettu Inf Faisal Ramadan Karo-karo yang berada di Pos Balingga, kalau letusan senjata tersebut adalah SPR 3.
"Danpos Balingga Lettu Inf Faisal Ramadan Karo-Karo lalu melaporkan kepada Dansatgas Yonif Mekanis 203/AK. Kalau ada bunyi letusan tembakan di Pos Balingga dan satu orang anggota terkena tembakan," paparnya.
Kemudian, Danpos Balingga Dansatgas Yonif Mekanis 203/AK memerintahkan 1 Tim Sus Dpp Lettu Inf Dawut (Pasiops Satgas) beserta dokter untuk melaksanakan evakuasi ke Pos Balingga, kemudian menuju ke RSUD TIOM.
"Pukul 20.30 WIT, Tim Evakuasi korban tiba di RSDU Tiom. Pukul 00.45 WIT jenazah diberangkatkan dari RSUD Tiom menuju Wamena untuk disemayamkan di Yonif 756 dan akan diberangkatkan besok pagi dari Bandara Wamena menuju Cariuk Bogor," pungkasnya.
Komandan 172 Korem Praja Wira Yakti, Brigjen J.O Sembiring menceritakan kronologis peristiwa tragis tersebut.
"Peristiwa bermula saat personel Pos Balingga sejumlah 12 orang, berencana melaksanakan patroli pengambilan air ke arah bawah dengan jarak 400 meter dari titik kuat," katanya, Jumat (5/8/2022).
Baca Juga
Sekitar pukul 16.15 WIT, personel Pos Balingga yang berada di titik kuat akan melaksanakan patroli pengambilan air sejumlah 8 orang yang dipimpin oleh Pratu Eky.
Kemudian, Serda Supriadi mengambil senjata SPR 3 dengan tujuan untuk digunakan sebagai senjata pemantau dalam rangka melindungi personel yang sedang melaksanakan patroli.
"Pada pukul 16.50 WIT, personel Pos Balingga selesai melaksanakan patroli. Kemudian senjata SPR 3 tersebut dikosongkan oleh Pratu Andika, sambil diajarkan cara mengosongkan senjata SPR 3 oleh Serka Endro," jelasnya.
Selain Pratu Andika, Serda Supreadi juga ikut diajari cara mengosongkan senjata SPR 3 oleh Serka Endro.
Saat senjata SPR 3 tersebut akan dimasukkan kembali kedalam pos oleh Pratu Satria, Pratu Leroy meminjam dari Pratu Satria dan mengajak Serda Supriadi untuk berfoto sambil memegang Senjata SPR 3 tersebut.
"Pukul 17.00 WIT, Prada Sandi Wiratama (almarhum) datang dan meminta Pratu Leroy untuk difoto menggunakan senjata SPR 3. Lalu senjata tersebut diberikan kepada Prada Sandi Wiratama (almarhum)," jelasnya.
Kemudian, Prada Sandi difoto oleh Pratu Leroy. Setelah itu, Pratu Leroy mengambil senjata SPR 3 dari Prada Sandi Wiratama (almarhum) dan meminta untuk di foto kembali.
"Pukul 17.11 WIT, Pratu Leroy difoto Prada Sandi Wiratama (almarhum) dari arah depan. Setelah itu, Pratu Leroy kembali memerintahkan Prada Sandi Wiratama (almarhum) untuk mengambil foto dari arah belakang," paparnya.
Mengikuti perintah dari Pratu Leroy, Prada Sandi Wiratama (almarhum) kemudian menuju ke arah belakang dari Pratu Leroy, di mana posisi Senjata SPR 3 dipanggul oleh Pratu Leroy dengan laras menghadap kebelakang.
"Tetapi tiba-tiba senjata itu meletus dan mengenai bagian kepala belakang Prada Sandi Wiratama," sambungnya.
Saat mendengar letusan senjata tersebut, semua anggota yang berada di titik kuat langsung masuk kedudukan ke box steling, dan Serka Endro Dantim melaporkan kepada Danpos Lettu Inf Faisal Ramadan Karo-karo.
Awalnya, petugas berpikir ada kontak senjata. Danpos langsung memerintahkan untuk menaikan dron dari Pos Balinggal ke arah titik kuat, dan pada saat itu Pratu Andika berada di box steling.
"Saat itu, posisinya berada 3 meter di depan Pratu Leroy dan almarhum sedang berfoto menggunakan senjata SPR 3. Pratu Andika menyaksikan langsung saat posisi senjata SPR 3 tersebut meletus terkena Prada Sandi Wiratama (almarhum), dan Pratu Andika langsung melaporkan kepada Serka Endro sebagai Dantim," jelasnya.
Sekitar pukul 17.18 WIT, Serka Endro sebagai Dantim langsung melaporkan kembali kepada Danpos Lettu Inf Faisal Ramadan Karo-karo yang berada di Pos Balingga, kalau letusan senjata tersebut adalah SPR 3.
"Danpos Balingga Lettu Inf Faisal Ramadan Karo-Karo lalu melaporkan kepada Dansatgas Yonif Mekanis 203/AK. Kalau ada bunyi letusan tembakan di Pos Balingga dan satu orang anggota terkena tembakan," paparnya.
Kemudian, Danpos Balingga Dansatgas Yonif Mekanis 203/AK memerintahkan 1 Tim Sus Dpp Lettu Inf Dawut (Pasiops Satgas) beserta dokter untuk melaksanakan evakuasi ke Pos Balingga, kemudian menuju ke RSUD TIOM.
"Pukul 20.30 WIT, Tim Evakuasi korban tiba di RSDU Tiom. Pukul 00.45 WIT jenazah diberangkatkan dari RSUD Tiom menuju Wamena untuk disemayamkan di Yonif 756 dan akan diberangkatkan besok pagi dari Bandara Wamena menuju Cariuk Bogor," pungkasnya.
(san)