Curah Hujan Tinggi, Petani di Sinjai Terancam Gagal Panen
loading...
A
A
A
SINJAI - Tingginya curah hujan yang mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Sinjai beberapa hari belakangan ini berdampak ke petani. Sebagian dari pahlawan pangan itu mengaku terancam gagal panen .
Seperti sawah milik petani di Desa Bulutellue, Kecamatan Bulupoddo, yang rusak tersapu luapan air dari sungai kecil yang ada di dekat areal pesawahan.
Peristiwa ini terjadi saat curah hujan tinggi, Jumat (22/7/2022) lalu. Akibat luapan air tersebut, tanaman padi warga yang rencananya akan panen di awal Agustus ini rusak parah.
Salah satu petani bernama Ile mengaku, sebagian sawah sangat sulit untuk dipanen alias terancam gagal panen.
"Rata-rata sawah yang rusak milik anggota Kelompok Tani Tobalo luasnya sekitar 20 hektar. Kami minta Dinas Pertanian maupun pihak terkait untuk turun langsung melihat sawah petani yang rusak," katanya, Minggu (24/7/2022).
Terpisah, petani lainnya di Kecamatan Sinjai Timur, Malik mengaku, sawahnya juga terendam air. Akibatnya, tanaman padi di area persawahan miliknya rusak.
Warga kelurahan Samataring itu berharap ada pembangunan talud atau tanggul di sekitar areal pesawahan.
Diketahui, intensitas hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Sinjai pada tanggal 21 dan 22 Juli mengakibatkan sejumlah wilayah terendam banjir.
Bahkan, delapan ekor Sapi milik warga di Dusun Macconggi, Desa Lamatti Riawang, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai ditemukan mati.
Sapi tersebut mati setelah terendam air akibat meluapnya Sungai Tangka saat hujan deras mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Sinjai .
Menurut Kepala Desa Lamatti Riawang, Andi Hasbudi, peristiwa ini membuat dirinya bersama para pemilik sapi prihatin. Pasalnya sapi-sapi yang mati tersebut tidak berasuransi.
Dari data yang dihimpun Pemdes Lamatti Riawang, delapan ekor sapi yang mati Milik A Sira (3 ekor), Irwan (1 ekor), A Arif (3 ekor), dan Tarappe (1 ekor).
Semua sapi yang mati ditambatkan, dan dikandangkan warga tak jauh dari bibir sungai Tangka.
Sementara, Kepala Kantor BPBD Sinjai, Budiaman menjelaskan, dampak curah hujan tingggi yang terjadi di sejumlah wilayah di Sinjai juga mengakibatkan longsor.
"Kalau Kecamatan Sinjai Utara, sejumlah pemukiman terendam banjir di bagian kelurahan Lappa, Balangnipa," sebut Budiaman.
Sementara dampak curah hujan di Kecamatan Sinjai Barat dan Tengah mengakibatkan longsor di jalan poros Desa Bonto Salama-Desa Terasa.
"Sedangkan, di Kecamatan Pulau Sembilan, warga tidak bisa melaut dan menyebrang ke kota lantaran ombak besar dan curah hujan yang deras," pungkasnya.
Seperti sawah milik petani di Desa Bulutellue, Kecamatan Bulupoddo, yang rusak tersapu luapan air dari sungai kecil yang ada di dekat areal pesawahan.
Peristiwa ini terjadi saat curah hujan tinggi, Jumat (22/7/2022) lalu. Akibat luapan air tersebut, tanaman padi warga yang rencananya akan panen di awal Agustus ini rusak parah.
Salah satu petani bernama Ile mengaku, sebagian sawah sangat sulit untuk dipanen alias terancam gagal panen.
"Rata-rata sawah yang rusak milik anggota Kelompok Tani Tobalo luasnya sekitar 20 hektar. Kami minta Dinas Pertanian maupun pihak terkait untuk turun langsung melihat sawah petani yang rusak," katanya, Minggu (24/7/2022).
Terpisah, petani lainnya di Kecamatan Sinjai Timur, Malik mengaku, sawahnya juga terendam air. Akibatnya, tanaman padi di area persawahan miliknya rusak.
Warga kelurahan Samataring itu berharap ada pembangunan talud atau tanggul di sekitar areal pesawahan.
Diketahui, intensitas hujan tinggi yang mengguyur Kabupaten Sinjai pada tanggal 21 dan 22 Juli mengakibatkan sejumlah wilayah terendam banjir.
Bahkan, delapan ekor Sapi milik warga di Dusun Macconggi, Desa Lamatti Riawang, Kecamatan Bulupoddo, Kabupaten Sinjai ditemukan mati.
Sapi tersebut mati setelah terendam air akibat meluapnya Sungai Tangka saat hujan deras mengguyur sebagian besar wilayah Kabupaten Sinjai .
Menurut Kepala Desa Lamatti Riawang, Andi Hasbudi, peristiwa ini membuat dirinya bersama para pemilik sapi prihatin. Pasalnya sapi-sapi yang mati tersebut tidak berasuransi.
Dari data yang dihimpun Pemdes Lamatti Riawang, delapan ekor sapi yang mati Milik A Sira (3 ekor), Irwan (1 ekor), A Arif (3 ekor), dan Tarappe (1 ekor).
Semua sapi yang mati ditambatkan, dan dikandangkan warga tak jauh dari bibir sungai Tangka.
Sementara, Kepala Kantor BPBD Sinjai, Budiaman menjelaskan, dampak curah hujan tingggi yang terjadi di sejumlah wilayah di Sinjai juga mengakibatkan longsor.
"Kalau Kecamatan Sinjai Utara, sejumlah pemukiman terendam banjir di bagian kelurahan Lappa, Balangnipa," sebut Budiaman.
Sementara dampak curah hujan di Kecamatan Sinjai Barat dan Tengah mengakibatkan longsor di jalan poros Desa Bonto Salama-Desa Terasa.
"Sedangkan, di Kecamatan Pulau Sembilan, warga tidak bisa melaut dan menyebrang ke kota lantaran ombak besar dan curah hujan yang deras," pungkasnya.
(agn)