Kisah Cinta 2 Alam Antara Pangeran Sudhana dan Bidadari Manohara
loading...
A
A
A
Manohara adalah kinnari (makhluk surgawi berwujud setengah manusia setengah burung dalam mitologi Hindu dan Buddha) yang tinggal di Gunung Kailash. Dia merupakan putri bungsu dari tujuh bersaudara dari raja Kinnara.
Suatu hari, dia berpergian ke alam manusia dan ternyata dia tertangkap oleh seorang pemburu yang kemudian menyerahkannya kepada Pangeran Sudhana, pangeran kerajaan Pancala. Pangeran Sudhana ternyata jatuh cinta kepada Manohara dan kemudian menikahinya.
Ketika Pangeran Sudhana pergi berperang selama berbulan-bulan, Manohara dituduh membawa sial oleh penasihat kerajaan yang jahat. Manohara kemudian melarikan diri, terbang kembali menuju ke kerajaan Kinnara.
Baca juga: Kisah Raja Mataram Menaklukkan Surabaya dan Daerah di Timur Jawa
Namun, di tengah perjalanan ke kerajaan Kinnara ia meninggalkan cincin kepada seorang resi, sehingga Pangeran Sudhana dapat mengikutinya. Ketika Pangeran Sudhana kembali dari peperangan, ia sadar bahwa Manohara menghilang dan segera pergi untuk mencari jejaknya.
Ini merupakan perjalanan yang panjang. Ia melewati banyak cobaan dan tantangan hingga akhirnya dia dapat bertemu dengan Manohara. Setelah itu mereka hidup berbahagia.
Kisah Asrama
Cerita Putri Manohara terdapat di 20 panel relief Candi Borobudur, di lantai kedua bagian dalam, di bawah kisah dari kitab Lalitavistara.
Budayawan Magelang, Bambang Eka menceritakan kisah tentang Manohara, bidadari jelita yang jadi istri Pangeran Sudhana, perwujudan tokoh sentral Buddha. "Cerita Manohara menggambarkan udanakumaravada, yaitu kisah perkawinan Pangeran Sudhana dengan bidadari Manohara," katanya.
Alkisah, Halaka, seorang pemburu, berjasa menyelamatkan seekor naga dan mendapat hadiah laso dari orang tua naga.
Saat duduk di samping kolam teratai, dia menemukan seorang peri bernama Manohara dan saudara perempuannya sedang mandi.
Sebelumnya, ia telah belajar mantra dari orang bijak untuk melumpuhkan Manohara. Dia berhasil melumpuhkan Manohara untuk tidak dapat bergerak , sementara peri lainnya terbang ke langit.
Oleh karena Halaka tidak sepadan dengan Manohara, maka Manohara dipersembahkan kepada Pangeran Sudhana.
Manohara menikah dengan Sudhana dan tinggal di istana bersama Sudhana dan ayahnya yang juga seorang raja.
Versi lain mengisahkan bahwa Putri Manohara digambarkan sebagai putri berwajah cantik dengan dua kaki burung.
Cerita asli Putri Manohara itu ada di Buku Jataka-Avadana. Seorang pemburu bernama Halaka dikisahkan menangkap dengan jaring istimewa manusia burung di suatu pemandian. Manusia burung yang cantik itu adalah putri dari Kerajaan Manusia Burung yang bernama Manohara.
Seorang pangeran menukar Putri Manohara dengan hadiah melimpah kepada Halaka. Dikisahkan, Manohara hidup bahagia sebagai istri Sang Pangeran.
Banyaknya rintangan tak dapat menghalangi pernikahan Sudhana dengan Manohara. Para wanita di istana cemburu dengan kecantikan Manohara dan berencana untuk membunuhnya saat Sudhana melakukan ekspedisi militer.
Ayah Sudhana juga tidak setuju. Ayah Sudhana ini pernah bermimpi tahtanya akan direbut sang anak. "Atas bisikan penasehatnya, ayah Sudhana meminta ada bangsawan yang harus dikorbanan. Sosok yang dipilih adalah Manohara," ujar Bambang Eka.
Manohara diusirnya dari kerajaan itu. Dia lalu pulang ke kampung halamannya di Kerajaan Manusia Burung. Manohara telah mendapatkan kekuatannya untuk terbang dan melarikan diri dari istana.
Suaminya yang pulang dari medan peperangan sedih karena tidak menjumpai isteri tercintanya di istana. Ia lalu menemui Halaka untuk mencari Manohara. (diolah dari berbagai sumber/okezone)
Suatu hari, dia berpergian ke alam manusia dan ternyata dia tertangkap oleh seorang pemburu yang kemudian menyerahkannya kepada Pangeran Sudhana, pangeran kerajaan Pancala. Pangeran Sudhana ternyata jatuh cinta kepada Manohara dan kemudian menikahinya.
Ketika Pangeran Sudhana pergi berperang selama berbulan-bulan, Manohara dituduh membawa sial oleh penasihat kerajaan yang jahat. Manohara kemudian melarikan diri, terbang kembali menuju ke kerajaan Kinnara.
Baca juga: Kisah Raja Mataram Menaklukkan Surabaya dan Daerah di Timur Jawa
Namun, di tengah perjalanan ke kerajaan Kinnara ia meninggalkan cincin kepada seorang resi, sehingga Pangeran Sudhana dapat mengikutinya. Ketika Pangeran Sudhana kembali dari peperangan, ia sadar bahwa Manohara menghilang dan segera pergi untuk mencari jejaknya.
Ini merupakan perjalanan yang panjang. Ia melewati banyak cobaan dan tantangan hingga akhirnya dia dapat bertemu dengan Manohara. Setelah itu mereka hidup berbahagia.
Kisah Asrama
Cerita Putri Manohara terdapat di 20 panel relief Candi Borobudur, di lantai kedua bagian dalam, di bawah kisah dari kitab Lalitavistara.
Budayawan Magelang, Bambang Eka menceritakan kisah tentang Manohara, bidadari jelita yang jadi istri Pangeran Sudhana, perwujudan tokoh sentral Buddha. "Cerita Manohara menggambarkan udanakumaravada, yaitu kisah perkawinan Pangeran Sudhana dengan bidadari Manohara," katanya.
Alkisah, Halaka, seorang pemburu, berjasa menyelamatkan seekor naga dan mendapat hadiah laso dari orang tua naga.
Saat duduk di samping kolam teratai, dia menemukan seorang peri bernama Manohara dan saudara perempuannya sedang mandi.
Sebelumnya, ia telah belajar mantra dari orang bijak untuk melumpuhkan Manohara. Dia berhasil melumpuhkan Manohara untuk tidak dapat bergerak , sementara peri lainnya terbang ke langit.
Oleh karena Halaka tidak sepadan dengan Manohara, maka Manohara dipersembahkan kepada Pangeran Sudhana.
Manohara menikah dengan Sudhana dan tinggal di istana bersama Sudhana dan ayahnya yang juga seorang raja.
Versi lain mengisahkan bahwa Putri Manohara digambarkan sebagai putri berwajah cantik dengan dua kaki burung.
Cerita asli Putri Manohara itu ada di Buku Jataka-Avadana. Seorang pemburu bernama Halaka dikisahkan menangkap dengan jaring istimewa manusia burung di suatu pemandian. Manusia burung yang cantik itu adalah putri dari Kerajaan Manusia Burung yang bernama Manohara.
Seorang pangeran menukar Putri Manohara dengan hadiah melimpah kepada Halaka. Dikisahkan, Manohara hidup bahagia sebagai istri Sang Pangeran.
Banyaknya rintangan tak dapat menghalangi pernikahan Sudhana dengan Manohara. Para wanita di istana cemburu dengan kecantikan Manohara dan berencana untuk membunuhnya saat Sudhana melakukan ekspedisi militer.
Ayah Sudhana juga tidak setuju. Ayah Sudhana ini pernah bermimpi tahtanya akan direbut sang anak. "Atas bisikan penasehatnya, ayah Sudhana meminta ada bangsawan yang harus dikorbanan. Sosok yang dipilih adalah Manohara," ujar Bambang Eka.
Manohara diusirnya dari kerajaan itu. Dia lalu pulang ke kampung halamannya di Kerajaan Manusia Burung. Manohara telah mendapatkan kekuatannya untuk terbang dan melarikan diri dari istana.
Suaminya yang pulang dari medan peperangan sedih karena tidak menjumpai isteri tercintanya di istana. Ia lalu menemui Halaka untuk mencari Manohara. (diolah dari berbagai sumber/okezone)
(msd)