Kisah Raja Mataram Menaklukkan Surabaya dan Daerah di Timur Jawa

Jum'at, 22 Juli 2022 - 12:51 WIB
loading...
Kisah Raja Mataram Menaklukkan Surabaya dan Daerah di Timur Jawa
Perang Trunojoyo pada masa Kerajaan Mataram. Foto ilustrasi SINDOnews
A A A
Panembahan Senopati terus berupaya memperluas ekspansi wilayah kekuasaannya pasca dikukuhkan sebagai Raja Mataram. Politik ekspansi Mataram di bawah komando Panembahan Senopati ini konon memicu konflik antara Mataram dengan wilayah-wilayah yang menjadi target penaklukannya.



Hampir seluruh wilayah di Jawa bagian tengah dan timur tunduk di bawah Mataram, kecuali Blambangan, yang tetap bertahan belum memeluk agama Islam, sebagaimana dicita-citakan Panembahan Senopati. Ekspansi Kerajaan Mataram, sebagaimana dikisahkan pada buku "Tuah Bumi Mataram: Dari Panembahan Senopati hingga Amangkurat II" tulisan Peri Mardiyono, membuat Mataram menjadi salah satu kekuatan di Jawa abad ke-6.

Ketika memasuki agar ke-17, ada tiga yang muncul sebagai kekuatan terkemuka, Kesultanan Banten di Jawa Barat, Kesultanan Mataram di pedalaman Jawa Tengah, dan Kadipaten Surabaya di pesisir Jawa Timur. Alhasil Panembahan Senopati mencanangkan target ekspansi ke Surabaya. Ini dikarenakan Adipati Surabaya saat itu dipandang sebagai penguasa yang paling tangguh, dan memiliki banyak daerah bawahan.

Penaklukan Surabaya dianggap secara otomatis daerah-daerah lain di bawah kekuasaan Surabaya menjadi kekuasaan Mataram. Kerajaan Mataram pun mengonsolidasikan kekuatannya dengan menyatukan kerajaan-kerajaan lain, seperti Pajang sekitar tahun 1588, Demak pada 1588, Madiun pada 1590, dan Kerajaan Kediri pada 1591.

Mataram juga menjadikan serangan ke Surabaya, obat dari kegagalan ekspansinya ke barat ke wilayah Kerajaan Banten, sekitar tahun 1597 Masehi.

Penaklukan Surabaya juga dipandang Panembahan Senopati sebagai penguasaan wilayah strategis, terutama sebagai basis perdagangan mengingat Surabaya merupakan pusat pelabuhan yang ramai di bagian timur.

Kadipaten Surabaya berpusat kira-kira di Kota Surabaya sekarang, tepatnya di pantai utara Jawa Timur, terkenal sebagai kaya dan kuat, kota pelabuhan tercatat sebagai rute perdagangan penting antara Malaka dan kepulauan penghasil rempah-rempah Maluku.

Surabaya juga dikenal dengan sekutu dengan wilayah terdekat Pasuruan, yang membuat kadipaten ini memperluas pengaruhnya ke seluruh bagian timur Pulau Jawa di awal abad ke-17. Kadipaten Surabaya juga mengontrol daerah Gresik dan Sedayu di Jawa Timur. Bahkan kekuasaan Surabaya, juga menguasai wilayah Sukadana dan Banjarmasin, di Kalimantan Selatan.

Terdapat sebuah laporan namun masih diragukan kebenarannya, bahwa Surabaya juga berusaha memperluas pengaruhnya ke Pasuruan, Blambangan, wilayah lembah Sungai Brantas, dan Wirasaba. Selain itu Surabaya juga bersekutu dengan Tuban, Malang, Kediri, Lasem, dan semua wilayah di Jawa Timur, serta Madura di lepas pantai utaranya.

Koalisi ini dibangun terutama dipicu oleh perkembangan Mataram yang semakin menguat dan Surabaya merupakan pendiri dan sekaligus anggota yang paling kuat. Konon upaya penaklukan Mataram ke Surabaya, dilakukan oleh tiga generasi raja yakni Panembahan Senopati, Hanyokrowati, dan Sultan Agung.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2084 seconds (0.1#10.140)