Pangeran Bratakelana, Putra Sunan Gunung Jati yang Tewas Dibunuh Bajak Laut
loading...
A
A
A
Dalam sumber lain disebutkan, Pangeran Seda Ing Lautan (Pangeran yang wafat di tengah lautan) dan Ki Gede Ing Sura dalam cerita rakyat Palembang merupakan tokoh yang sama dalam dinasti Jawa di Palembang.
Sesudah runtuhnya Majapahit, Palembang menjadi daerah protektorat Kerajaan Demak-Pajang, dan Kerajaan Mataram selama 71 tahun. Penguasa Demak di Palembang yang pertama adalah Pengeran Seda Ing Lautan.
Dalam uraian itu juga disebutkan, bahwa Pangeran Seda Ing Lautan wafat di laut Jawa dalam pelayaran pulang ke Palembang, setelah mengantarkan upeti ke Demak. Di sini, ada perbedaan versi dengan kisah dari Cirebon.
Sampai di sini uraian singkat Cerita Pagi diakhiri. Semoga bermanfaat.
Sumber tulisan:
1. Prof. Dr. H. J. Suyuthi Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Buku Elektronik.
2. Wawan Hernawan, Ading Kusdiana, Biografi Sunan Gunung Djati: Sang Penata Agama di Tanah Sunda, LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Buku Elektronik.
3. Besta Basuki Kertawibawa, Syarif Hidayatullah, Sang Pengembang Kerajaan Cirebon, Kiblat Buku Utama, 2009.
Lihat Juga: Kisah Ki Gede Bungko, Laksamana Kesultanan Cirebon yang Dikenang dengan Musik dan Tarian
Sesudah runtuhnya Majapahit, Palembang menjadi daerah protektorat Kerajaan Demak-Pajang, dan Kerajaan Mataram selama 71 tahun. Penguasa Demak di Palembang yang pertama adalah Pengeran Seda Ing Lautan.
Dalam uraian itu juga disebutkan, bahwa Pangeran Seda Ing Lautan wafat di laut Jawa dalam pelayaran pulang ke Palembang, setelah mengantarkan upeti ke Demak. Di sini, ada perbedaan versi dengan kisah dari Cirebon.
Sampai di sini uraian singkat Cerita Pagi diakhiri. Semoga bermanfaat.
Sumber tulisan:
1. Prof. Dr. H. J. Suyuthi Pulungan, Sejarah Peradaban Islam, Amzah, Buku Elektronik.
2. Wawan Hernawan, Ading Kusdiana, Biografi Sunan Gunung Djati: Sang Penata Agama di Tanah Sunda, LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Buku Elektronik.
3. Besta Basuki Kertawibawa, Syarif Hidayatullah, Sang Pengembang Kerajaan Cirebon, Kiblat Buku Utama, 2009.
Lihat Juga: Kisah Ki Gede Bungko, Laksamana Kesultanan Cirebon yang Dikenang dengan Musik dan Tarian
(san)