Bulog Akui Sulit Serap Beras Petani Lokal, Ini Penyebabnya

Jum'at, 24 Juni 2022 - 07:06 WIB
loading...
Bulog Akui Sulit Serap Beras Petani Lokal, Ini Penyebabnya
Perusahaan Umum Bulog mengaku kesulitan menyerap beras hasil panen petani lokal. Itu karena harga beras petani lokal selalu lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP). Foto SINDOnews
A A A
MEDAN - Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) mengaku kesulitan menyerap beras hasil panen petani lokal. Itu karena harga beras petani lokal selalu lebih tinggi dari harga pembelian pemerintah (HPP).

Pemimpin Wilayah Perum Bulog Sumut, Arif Mandu, mengatakan hingga pertengahan Juni 2022 ini, pihaknya baru mampu menyerap sekira 1.600 ton beras petani lokal. Padahal target yang mereka beli mencapai 27 ribu ton.

"Bahkan sepanjang tahun lalu kita hanya mampu menyerap 2.000 ton beras petani. Itu pun hanya untuk cadangan beras pemerintah," kata Arif, Kamis (23/6/2022).



Arif menjelaskan, HPP saat ini senilai Rp8.300 per kilogram. Sementara harga beras standar medium di Sumatera Utara sudah mencapai Rp9 ribu per kilogram.

"Kendalanya yah di harga yang di atas HPP. Tetapi kalau harganya tinggi, enggak apa-apa, karena itu kan lebih baik untuk petani,” katanya.

Untuk bisa dibeli sebagai beras PSO, kata Arif Mandu, ada kriteria yang harus dipenuhi, diantaranya, kualitas beras dengan kadar air yang harus 14 persen dan tingkat kepatahan (broken) sebesar 20 persen.

“Artinya itu standar beras medium untuk cadangan beras pemerintah. Tapi kalau beras komersial, yah bebas saja,” lanjutnya.

Saat ini, Perum Bulog Divre Sumut memiliki stok beras sebanyak 9.000 ton yang diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan beras hingga tiga bulan ke depan.

"Untuk memenuhi kebutuhan di Sumut, kita harus mendatangkan stok beras dari daerah lain. Salah satunya dari Sulawesi Selatan," pungkasnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2371 seconds (0.1#10.140)