Tim Asesor UNESCO Global Geopark Sebut Karst Maros Unik
loading...
A
A
A
MAROS - Tim asesor dari UNESCO Global Geopark (UGG) melakukan peninjauan dan evaluasi untuk penilaian Geopark Maros-Pangkep . Hari pertama dipusatkan di Kabupaten Maros, Rabu (15/6/2022). Beberapa situs dikunjungi oleh tim asesor untuk penilaian mendapatkan rekomendasi UGG.
General Manager Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep , Dedy Irfan, yang mendampingi tim asesor UNESCO mengatakan, untuk hari pertama dilakukan kunjungan ke Pattunuang, cagar alam hutan Karaenta, penangkaran kupu-kupu dan Taman Wisata Alam Bantimurung.
“Ini hari pertama tim asesor berkeliling di Maros, salah satunya ke Pattunuang. Mereka juga ke kawasan hutan Karaenta untuk melihat langsung macaca maura yang merupakan monyet yang menghuni hutan. Saat tim asesor datang, ada sekitar 5 monyet yang keluar hutan dan dilihat langsung oleh tim asesor. Mungkin karena kondisi hujan sehingga tidak semua monyet keluar,” jelasnya.
Tim asesor, kata Dedy, menilai karst Maros unik dan luar biasa. “Intinya mereka menilai karst di Maros sangat unik. Mereka juga meminta adanya kolaborasi antara Taman Nasional dan masyarakat setempat. Ada beberapa hal permintaan mereka untuk perbaikan kawasan dan pemberdayaan masyarakat disekitar kawasan Taman Nasional,” ujarnya.
Dedy menambahkan, pihaknya optimis Geopark Maros Pangkep mendapat rekomendasi untuk menjadi bagian UNESCO Global Geopark.
“Sejauh ini kita optimis, dan untuk Maros tim asesor akan berakhir di Rammang-rammang untuk melihat karst. Selanjutnya akan ke Pangkep selama dua hari karena Pengkep selain karst juga akan dinilai beberapa pulaunya,” bebernya.
Tim asesor akan melakukan assesment di Maros dan Pangkep sampai tanggal 18 Juni mendatang. Usai melakukan asesment, jika dianggap layak tim asesor yang terdiri dari dua orang ini akan memberikan rekomendasi untuk ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO Global Geopark.
Lihat Juga: Geopark Ijen Dikukuhkan sebagai UNESCO Global Geopark, Khofifah: Ini Butuh Perjuangan Panjang
General Manager Badan Pengelola Geopark Maros-Pangkep , Dedy Irfan, yang mendampingi tim asesor UNESCO mengatakan, untuk hari pertama dilakukan kunjungan ke Pattunuang, cagar alam hutan Karaenta, penangkaran kupu-kupu dan Taman Wisata Alam Bantimurung.
“Ini hari pertama tim asesor berkeliling di Maros, salah satunya ke Pattunuang. Mereka juga ke kawasan hutan Karaenta untuk melihat langsung macaca maura yang merupakan monyet yang menghuni hutan. Saat tim asesor datang, ada sekitar 5 monyet yang keluar hutan dan dilihat langsung oleh tim asesor. Mungkin karena kondisi hujan sehingga tidak semua monyet keluar,” jelasnya.
Tim asesor, kata Dedy, menilai karst Maros unik dan luar biasa. “Intinya mereka menilai karst di Maros sangat unik. Mereka juga meminta adanya kolaborasi antara Taman Nasional dan masyarakat setempat. Ada beberapa hal permintaan mereka untuk perbaikan kawasan dan pemberdayaan masyarakat disekitar kawasan Taman Nasional,” ujarnya.
Dedy menambahkan, pihaknya optimis Geopark Maros Pangkep mendapat rekomendasi untuk menjadi bagian UNESCO Global Geopark.
“Sejauh ini kita optimis, dan untuk Maros tim asesor akan berakhir di Rammang-rammang untuk melihat karst. Selanjutnya akan ke Pangkep selama dua hari karena Pengkep selain karst juga akan dinilai beberapa pulaunya,” bebernya.
Tim asesor akan melakukan assesment di Maros dan Pangkep sampai tanggal 18 Juni mendatang. Usai melakukan asesment, jika dianggap layak tim asesor yang terdiri dari dua orang ini akan memberikan rekomendasi untuk ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO Global Geopark.
Lihat Juga: Geopark Ijen Dikukuhkan sebagai UNESCO Global Geopark, Khofifah: Ini Butuh Perjuangan Panjang
(tri)