Klaim China Terhadap Fitur di Laut China Selatan Bisa Picu Serangan Balasan

Sabtu, 25 April 2020 - 21:21 WIB
loading...
Klaim China Terhadap...
Klaim China terhadap 80 fitur geografis di Laut China Selatan dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional. Foto : SINDOnews/Doc
A A A
BEIJING - Klaim China terhadap 80 fitur geografis di Laut China Selatan dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional. Tindakan itupun disebut para analis, dapat memicu serangan balasan dari negara-negara Asia Tenggara yang terlibat sengketa wilayah perairan tersebut.

Selama akhir pekan, Beijing memberi nama untuk 25 pulau, beting dan terumbu, dan 55 gunung dan punggung bukit di bawah laut. Beijing terakhir kali melakukan tindakan seperti itu pada tahun 1983, ketika mengidentifikasi 287 fitur di wilayah di mana beberapa negara memegang klaim teritorial yang saling tumpah tindih.

Meskipun dapat diterima oleh negara dan ilmuwan kelautan untuk memberikan nama pada fitur geografis, Konvensi PBB tentang Hukum Laut menyatakan bahwa negara-negara tidak dapat mengklaim kedaulatan atas fitur bawah laut kecuali dalam jarak 12 mil laut dari fitur darat.

Ke-80 formasi topografi yang diidentifikasi oleh Beijing selama akhir pekan terdiri dari 10 gundukan pasir dan dua terumbu kecil di rantai Pulau Paracel yang sebelumnya tidak disebutkan namanya, 13 terumbu yang lebih kecil yang digambarkan sebagai "fitur" di sekitar West Reef, yang saat ini ditempati oleh Vietnam, dan 55 fitur bawah laut yang tersebar di Laut China Selatan.

Gregory Poling, direktur Asia Maritime Transparency Initiative yang berbasis di Washington—sebuah platform untuk informasi tentang masalah keamanan maritim di seluruh Asia—mengatakan langkah Beijing untuk menamai fitur Laut China Selatan itu tidak biasa dan mungkin melanggar hukum internasional.

"Tidak jelas mengapa China memutuskan untuk memberikan 13 poin di sekitar tepi nama terumbu karang baru (West Reef). Tidak ada terumbu lain di Laut China Selatan yang diperlakukan seperti itu," katanya.

"Dan fitur dasar laut tidak terbuka untuk klaim kedaulatan berdasarkan hukum internasional," ujarnya, seperti dikutip South China Morning Post, Sabtu (25/4/2020).

Terlepas dari pandangan para rival sengketa, yakni Vietnam, Filipina, Malaysia, dan lainnya, Beijing telah berulang kali menegaskan klaimnya terhadap sekitar 90 persen laut, yang merupakan salah satu rute perdagangan tersibuk di dunia dan memiliki signifikansi geopolitik yang sangat besar.

Selama enam tahun terakhir, Beijing telah berusaha untuk memperkuat klaim itu dengan menciptakan beberapa pulau buatan dan mengembangkan infrastruktur untuk kemungkinan penggunaan militer.

Jay Batongbacal, seorang profesor di Fakultas Hukum Universitas Filipina dan direktur Institut Urusan Maritim dan Hukum Laut Universitas Filipina, mengatakan penamaan fitur-fitur oleh Beijing tidak sesuai dengan hukum internasional.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Pengaruh China dalam...
Pengaruh China dalam Perekonomian Majapahit yang Jadi Pusat Perdagangan Dunia
Warga Indramayu Jadi...
Warga Indramayu Jadi Korban TPPO Berkedok Pernikahan, Dijanjikan Hidup Enak tapi Malah Sengsara di China
Murka Raja Singasari...
Murka Raja Singasari Kertanegara, Potong Telinga Utusan Kaisar China dan Usir Pulang
Pakar Hukum Dukung Kejari...
Pakar Hukum Dukung Kejari Ketapang Ajukan Kasasi Vonis Bebas WN China Pencuri 774 Kg Emas
Kisah Perseteruan Majapahit...
Kisah Perseteruan Majapahit Timur dan Majapahit Barat Dipicu Stempel dari Kaisar China
Cerita Kiriman Beras...
Cerita Kiriman Beras China ke Bali Berujung Serangan Pasukan Mataram
Hubungan Diplomatik...
Hubungan Diplomatik China dan Sriwijaya di Bandar Dagang Internasional Abad 7 Masehi
Politik Adu Domba Kaisar...
Politik Adu Domba Kaisar Yung Lo Picu Perang Berdarah Paregreg di Kerajaan Majapahit
Kisah Hayam Wuruk Kirim...
Kisah Hayam Wuruk Kirim Surat Lempeng Emas untuk Merajut Hubungan dengan Dinasti Ming
Rekomendasi
Israel Sebar Perangkat...
Israel Sebar Perangkat Mata-mata Sebesar Serangga saat Buka Puasa dan Sahur di Gaza
Kolaborasi PNM dan Kementerian...
Kolaborasi PNM dan Kementerian UMKM Perkuat Literasi Usaha Nasabah
Diduga Bermotif Politik,...
Diduga Bermotif Politik, Israel Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Komunitas Druze di Suriah
Berita Terkini
Motif Pembunuh Ibu dan...
Motif Pembunuh Ibu dan Anak di Tambora karena Sakit Hati Dimarahi Korban
1 jam yang lalu
Produsen MinyaKita Ilegal...
Produsen MinyaKita Ilegal di Banten Digerebek, Raup Untung Rp45 Juta Setiap Bulan
2 jam yang lalu
Tebarkan Kebahagiaan...
Tebarkan Kebahagiaan Ramadan hingga Pelosok Banten
2 jam yang lalu
Partai Perindo Dorong...
Partai Perindo Dorong Bupati Vera E. Laruni Buat Gebrakan Sejahterakan Donggala
3 jam yang lalu
Partai Perindo Pacu...
Partai Perindo Pacu Pengembangan OKU Timur untuk Sejahterakan Rakyat
4 jam yang lalu
Awal Ramadan, Pos Indonesia...
Awal Ramadan, Pos Indonesia Salurkan Bansos PKH dan Program Sembako di Bogor
7 jam yang lalu
Infografis
China Klaim Usir Kapal...
China Klaim Usir Kapal Perang AS dari Pulau Sengketa di LCS
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved