Kisah Taubat Mantan Anak Punk Naik Haji, Kini Jadi Rajin Salat
loading...
A
A
A
Kehidupannya bersama anak punk, tentu di luar sepengetahuan kedua orang tuanya. Baginya, pantang membuat bapak ibu yang ia sayangi merasa sedih dengan kehidupan yang ia jalani saat itu.
"Waktu itu, bapak ibu saya tidak tahu dengan kehidupan yang saya jalani. Apalagi bapak saya pas jadi TKI di Malaysia," ungkap anggota TNI yang berdinas di Kabupaten Kediri ini.
Menghabiskan masa mudanya bersama teman punk, akhirnya berdampak pada kehidupan ritualnya. "Kalau minum minuman keras sudah biasa, ninggalin salat ya sudah biasa, namanya juga ikut pergaulan yang ada," ungkapnya.
Meski demikian, jemaah haji yang berangkat bersama ibu tercintanya ini pantang meninggalkan salat Jumat. "Satu kali pun saya ga pernah meninggalkan salat Jumat, karena itu harga diri seorang laki-laki," ujarnya.
Merasakan kehampaan dalam dunia punk, setahun berikutnya ia ikut pamannya berjualan tahu campur Lamongan di Kota Surabaya. Di kota pahlawan inilah, Fatchul bertemu dengan seorang TNI yang akhirnya mengantarkan ia menjadi seorang abdi negara.
Suami dari Nia Mafulah ini berharap, melalui perjalanan ritualnya ini ia bisa makin memantapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
"Sebelum terdaftar ahli waris pengganti haji, salat saya masih sering bolong. Kalau sudah capek, ya sudah sering lewat salatnya. Sekarang saya berusaha salat lima waktu tepat waktu," harap Fatchul.
Di tempat mustajabah Makkah Madinah nanti, Fatchul ingin mendoakan sang bapak yang telah meninggal dunia mendahuluinya, diberikan kehidupan yang berkah, serta dikarunia putra yang belum didapatkan di dua tahun pernikahannya ini.
"Waktu itu, bapak ibu saya tidak tahu dengan kehidupan yang saya jalani. Apalagi bapak saya pas jadi TKI di Malaysia," ungkap anggota TNI yang berdinas di Kabupaten Kediri ini.
Menghabiskan masa mudanya bersama teman punk, akhirnya berdampak pada kehidupan ritualnya. "Kalau minum minuman keras sudah biasa, ninggalin salat ya sudah biasa, namanya juga ikut pergaulan yang ada," ungkapnya.
Meski demikian, jemaah haji yang berangkat bersama ibu tercintanya ini pantang meninggalkan salat Jumat. "Satu kali pun saya ga pernah meninggalkan salat Jumat, karena itu harga diri seorang laki-laki," ujarnya.
Merasakan kehampaan dalam dunia punk, setahun berikutnya ia ikut pamannya berjualan tahu campur Lamongan di Kota Surabaya. Di kota pahlawan inilah, Fatchul bertemu dengan seorang TNI yang akhirnya mengantarkan ia menjadi seorang abdi negara.
Suami dari Nia Mafulah ini berharap, melalui perjalanan ritualnya ini ia bisa makin memantapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
"Sebelum terdaftar ahli waris pengganti haji, salat saya masih sering bolong. Kalau sudah capek, ya sudah sering lewat salatnya. Sekarang saya berusaha salat lima waktu tepat waktu," harap Fatchul.
Di tempat mustajabah Makkah Madinah nanti, Fatchul ingin mendoakan sang bapak yang telah meninggal dunia mendahuluinya, diberikan kehidupan yang berkah, serta dikarunia putra yang belum didapatkan di dua tahun pernikahannya ini.