Himpuh: Gerakan Ramah Lingkungan dalam Proses Ibadah Haji Penting

Rabu, 28 Juni 2023 - 20:26 WIB
loading...
Himpuh: Gerakan Ramah Lingkungan dalam Proses Ibadah Haji Penting
Himpuh mengatakan, gerakan ramah lingkungan dalam proses ibadah haji sangat penting. Sebab, Indonesia adalah negara terbesar dalam jumlah jamaah hajinya setelah Mesir dan Pakistan. Foto ist
A A A
JAKARTA - Himpunan Penyelenggaraan Umrah dan Haji (Himpuh) mengatakan, gerakan ramah lingkungan dalam proses ibadah haji sangat penting. Sebab, Indonesia adalah negara terbesar dalam jumlah jamaah hajinya setelah Mesir dan Pakistan.

Anggota Dewan Kehormatan Himpuh, HB Tamam Ali mengatakan, dalam satu tahun dapat melibatkan 17 ribu jamaah Indonesia.Menurutnya, ini bukan hanya kebanggaan, tapi juga tanggung jawab.


"Saya usul agar bagaimana Manasik Haji juga dibekali dengan materi untuk menjaga lingkungan," ujar Taman Ali dalam diskusi bertema Menjadi Haji yang Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan di One Hotel, Jakarta, Selasa (27/6/2023).

Kalau bicara jumlah penduduk 270 juta, lanjut dia, umat Islam di Indonesia yang mencapai 240 juta. Itu sangat strategis untuk dikibarkan setiap komponennya.

"Bukan hanya asosiasi termasuk juga pesantren hingga majelis taklim juga beberapa lembaga pendidikan lainnya yang berhubungan dengan masyarakat hingga di pedesaan," ujarnya.

"Sikap awareness pentingnya menjaga lingkungan. Islam itu kan ada dua prinsip dasar di antaranya dekat dengan alam,” imbuhnya.
Aktivis Lingkungan dan Dosen Pascasarjana Universitas Nasional Fachruddin Mangunwijaya mengatakan, aksi berkelanjutan ini perlu terus dilakukan agar perubahan cuaca ekstrim ini tidak memburuk.

Menurutnya, sebagaimana penelitian, iklim lingkungan ditakutkan terus naik dua derajat per tahunnya. Bila perubahan iklim itu terus terjadi maka 20 tahun lagi panas di saat ibadah haji dan umroh akan mencapai 70 derajat celcius.

"Semua negara berjanji memenuhi target penurunan emisi termasuk di Indonesia. emisi dari batubara dan pembakaran energi di bumi itu terangkut di atmosfer sehingga banyak panas matahari yang terperangkap. Kalau sampai di kondisi itu, kita tak akan mampu bertahan di luar. Rombongan jamaah haji tak akan bertahan di luar," ujarnya.

Karena itu, menurutnya, setiap pihak harus memperbaiki langkahnya mendorong penurunan emisi segera.
“Kalau tidak lansia tak akan kuat lagi mendatang untuk menjalani ibadah jamaah haji," paparnya.

Peneliti Pusat Pengkajian Islam & Masyarakat UIN Jakarta Dadi Darmadi mengatakan bahwa telah banyak kesaksian dari jamaah yang naik haji dan umroh dan telah direfleksikan terkait umat dan agama.

"Kesederhanaan. Mengelola sampah, sebagaiman ajaran jangan sampai makanan kita mubazir dan jangan berlebihan, izraf dan tafzir. Orang pemenuhan kewajiban lupa makna simbolik dan hal seperti itu," ujar Dadi lagi.

Dia juga mengatakan bahwa tema menjaga kebersihan dan lingkungan sebagai tema yang sebaiknya disampaikan di saat Manasik Haji. Ini penting karena merupakan juga bagian dari struktur dan ibadah hajinya.

"Jadi, menurut saya, itu perlu koordinasi tak hanya pemerintah, tiap lembaga yang termasuk rombongan jemaah hajinya. Agar sejak Manasik Haji ini sudah harus tersinergikan. Ibadah juga diperlukan tingkat kesalehan sosial seperti jangan membuang sampah, air jangan boros karena mahal dan langka," tambahnya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1925 seconds (0.1#10.140)