Pilkada Calon Tunggal Kecelakaan Sejarah, Tak Boleh Terulang
loading...
A
A
A
Baron mengatakan, sejauh ini belum ada nama pasangan calon yang diajukan ke DPP untuk mendapat rekomendasi.
Saat ini, PKB masih menggodok sekaligus menimbang sejumlah nama yang dari segi bibit, bobot, dan bebetnya apakah layak diusung atau tidak. "Karena kami tidak sekedar menggugurkan kewajiban atau sekedar meramaikan pesta demokrasi. Calon yang kami usung nanti harus betul betul layak sekaligus bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Blitar," kata Baron.
Seperti diketahui di sela peringatan haul di Makam Bung Karno (20/6), Ketua PDI P Jawa Timur Kusnadi mengatakan, Kabupaten Blitar berpotensi terulang pilkada calon tunggal. Selain Kabupaten Blitar adalah Kabupaten Kediri. "Potensi (calon tunggal) ada, Blitar Kabupaten," ujar Kusnadi menjawab SINDOnews.com.
Bagi Kusnadi pilkada calon tunggal juga demokratis. Menurut dia, tidak ada hak rakyat yang dibunuh. Rakyat masih bisa memberikan pilihan setuju atau tidak setuju dengan pasangan calon tunggal yang ada. "Apakah itu (calon tunggal) tidak demokratis? Ya demokrasi," kata Kusnadi.
Politisi yang berpengalaman sebagai dosen itu mencontohkan pasangan petahana Kabupaten Blitar Rijanto-Marheinis Urip Widodo. Jika tahun ini memang terjadi lagi calon tunggal, dan rakyat Kabupaten Blitar tidak puas dengan kinerja Rijanto-Marheinis, pasangan ini bisa kalah.
"Ya kalau banyak yang tidak setuju ya kalah. Mekanismenya gimana? Ya diulang," pungkas Kusnadi.
Saat ini, PKB masih menggodok sekaligus menimbang sejumlah nama yang dari segi bibit, bobot, dan bebetnya apakah layak diusung atau tidak. "Karena kami tidak sekedar menggugurkan kewajiban atau sekedar meramaikan pesta demokrasi. Calon yang kami usung nanti harus betul betul layak sekaligus bermanfaat bagi masyarakat Kabupaten Blitar," kata Baron.
Seperti diketahui di sela peringatan haul di Makam Bung Karno (20/6), Ketua PDI P Jawa Timur Kusnadi mengatakan, Kabupaten Blitar berpotensi terulang pilkada calon tunggal. Selain Kabupaten Blitar adalah Kabupaten Kediri. "Potensi (calon tunggal) ada, Blitar Kabupaten," ujar Kusnadi menjawab SINDOnews.com.
Bagi Kusnadi pilkada calon tunggal juga demokratis. Menurut dia, tidak ada hak rakyat yang dibunuh. Rakyat masih bisa memberikan pilihan setuju atau tidak setuju dengan pasangan calon tunggal yang ada. "Apakah itu (calon tunggal) tidak demokratis? Ya demokrasi," kata Kusnadi.
Politisi yang berpengalaman sebagai dosen itu mencontohkan pasangan petahana Kabupaten Blitar Rijanto-Marheinis Urip Widodo. Jika tahun ini memang terjadi lagi calon tunggal, dan rakyat Kabupaten Blitar tidak puas dengan kinerja Rijanto-Marheinis, pasangan ini bisa kalah.
"Ya kalau banyak yang tidak setuju ya kalah. Mekanismenya gimana? Ya diulang," pungkas Kusnadi.
(nth)