Pasar Barter Wulondoni Khas Lembata Dapat Rp3 Miliar
loading...
A
A
A
LEMBATA - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyediakan dana miliaran rupiah sebagai hadiah untuk Pemerintah Daerah (Pemda) yang memenangkan lomba video singkat inovasi daerah terkait penerapan protokol kesehatan Covid-19 di era new normal. Ada tujuh sektor yang dilombahkan oleh Kemendagri, sektor pasar tradisional, pasar modern, hotel, restoran, tempat wisata, transportasi publik dan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP).
Dari ketujuh sektor perlombaan inovasi tersebut Kabupaten Lembata mengikuti dua lomba yakni pasar tradisional dan tempat wisata. Hal itu disampaikan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur usai mengikuti video Conference (Vicon) pengumuman lomba video singkat inovasi daerah di rumah jabatan Bupati yang berada di desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, pada Senin, (22/6/2020).
Dari kedua konten video yang dikirim untuk mengikuti lomba inovasi daerah menjelang penerapan tatanan new normal. Akan tetapi hanya satu konten yang mendapat peringkat satu tingkat nasional menyingkirkan ratusan konten video dari kabupaten/kota se-Indonesia. "Ada dua sektor yang diikuti oleh kabupaten kita. Tapi hanya satu yang masuk nominasi, dan itu sektor Pasar Tradisional Wulandoni yang kita kenal dengan pasar barter," tutur Sunur.
Penghargaan ini tidak semata-mata karena kerja pemerintah saja. Namun semua pihak terlibat mengambil andil dalam menyukseskan kegiatan yang mengharumkan nama bumi paus ke tingkat nasional ini."Ini bukti kerja keras kita selama ini. Bukan hanya pemerintah kabupaten saja, tapi pemerintah kecamatan, pemerintah desa dan seluruh masyarakat. Sehingga video yang dikirim ini ril yang terjadi di Kabupaten Lembata," tandas Sunur.
Lanjut Sunur, selain dua sektor yang ikut dilombakan tersebut. Pasar Walangsawa yang juga menjadi bidikan untuk diikutsertakan dalam mata lomba sektor pasar modern, hanya terlambat untuk masukan dalam mata lomba inovasi yang diadakan dioleh Kemendagri. "Pasar Walangsawa sebenarnya juga ikut dalam lomba Inovasi daerah. Namun kita terlambat karena tinggal sehari mau ditutup", tutur Sunur.
Berdasarkan penilaian tim juri kabupaten Lembata mendapatkan penghargaan inovasi daerah terkait penerapan tatanan new normal sektor pasar tradisional klaster daerah tertinggal dengan meraih peringkat satu. Untuk itu, Kemendagri memberikan penghargaan berupa Dana Insentif Daerah (DID) kepada pemerintah daerah yang masuk nominasi. "Sesuai hasil yang diumumkan tadi kita mendapat penghargaan inovasi daerah berupa dana insentif daerah sebesar 3 miliar. Bukan soal insentif yang kita kejar tapi bagaiman masyarakat Lembata semuanya tetap aman dan terbebas dari penyebaran covid-19", ujar Sunur.
Sektor pasar tradisonal barter Wulandoni menjadi andalan karena kearifan lokal Kabupaten Lembata yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Selain itu juga pasar barter Wulandoni ini, mempunyai keterikatan dengan tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional. Oleh karena itu harus dijaga dan lestarikan budaya yang diwarisi oleh leluhur. "Antara pasar barter Wulandoni dan penangkapan ikan paus secara tradisional itu, mempunyai satu mata rantai ekonomi yang tidak bisa pisahkan. Orang dari Lamalera menangkap ikan paus lalu menukarnya dengan pisang, ubi, kelapa dan jagung dengan masyarakat desa yang tinggal di lereng gunung dan proses penukaran dilakukan di pasar barter wulandoni itu", tutup Sunur.
Dalam kegiatan ini dihadiri juga oleh Wakil Bupati Lembata Thomas Ola, Ketua DPRD Kabupaten Lembata, Petrus Gero, Sekretaris Daerah Paskalis Ola Tapobali, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata Yuni Damayanti, para Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah serta Camat Wulandoni, Fransiskus Dangku dan Camat Lebatukan Piter Ruing. (yan moruk)
Dari ketujuh sektor perlombaan inovasi tersebut Kabupaten Lembata mengikuti dua lomba yakni pasar tradisional dan tempat wisata. Hal itu disampaikan Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur usai mengikuti video Conference (Vicon) pengumuman lomba video singkat inovasi daerah di rumah jabatan Bupati yang berada di desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, pada Senin, (22/6/2020).
Dari kedua konten video yang dikirim untuk mengikuti lomba inovasi daerah menjelang penerapan tatanan new normal. Akan tetapi hanya satu konten yang mendapat peringkat satu tingkat nasional menyingkirkan ratusan konten video dari kabupaten/kota se-Indonesia. "Ada dua sektor yang diikuti oleh kabupaten kita. Tapi hanya satu yang masuk nominasi, dan itu sektor Pasar Tradisional Wulandoni yang kita kenal dengan pasar barter," tutur Sunur.
Penghargaan ini tidak semata-mata karena kerja pemerintah saja. Namun semua pihak terlibat mengambil andil dalam menyukseskan kegiatan yang mengharumkan nama bumi paus ke tingkat nasional ini."Ini bukti kerja keras kita selama ini. Bukan hanya pemerintah kabupaten saja, tapi pemerintah kecamatan, pemerintah desa dan seluruh masyarakat. Sehingga video yang dikirim ini ril yang terjadi di Kabupaten Lembata," tandas Sunur.
Lanjut Sunur, selain dua sektor yang ikut dilombakan tersebut. Pasar Walangsawa yang juga menjadi bidikan untuk diikutsertakan dalam mata lomba sektor pasar modern, hanya terlambat untuk masukan dalam mata lomba inovasi yang diadakan dioleh Kemendagri. "Pasar Walangsawa sebenarnya juga ikut dalam lomba Inovasi daerah. Namun kita terlambat karena tinggal sehari mau ditutup", tutur Sunur.
Berdasarkan penilaian tim juri kabupaten Lembata mendapatkan penghargaan inovasi daerah terkait penerapan tatanan new normal sektor pasar tradisional klaster daerah tertinggal dengan meraih peringkat satu. Untuk itu, Kemendagri memberikan penghargaan berupa Dana Insentif Daerah (DID) kepada pemerintah daerah yang masuk nominasi. "Sesuai hasil yang diumumkan tadi kita mendapat penghargaan inovasi daerah berupa dana insentif daerah sebesar 3 miliar. Bukan soal insentif yang kita kejar tapi bagaiman masyarakat Lembata semuanya tetap aman dan terbebas dari penyebaran covid-19", ujar Sunur.
Sektor pasar tradisonal barter Wulandoni menjadi andalan karena kearifan lokal Kabupaten Lembata yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Selain itu juga pasar barter Wulandoni ini, mempunyai keterikatan dengan tradisi penangkapan ikan paus secara tradisional. Oleh karena itu harus dijaga dan lestarikan budaya yang diwarisi oleh leluhur. "Antara pasar barter Wulandoni dan penangkapan ikan paus secara tradisional itu, mempunyai satu mata rantai ekonomi yang tidak bisa pisahkan. Orang dari Lamalera menangkap ikan paus lalu menukarnya dengan pisang, ubi, kelapa dan jagung dengan masyarakat desa yang tinggal di lereng gunung dan proses penukaran dilakukan di pasar barter wulandoni itu", tutup Sunur.
Dalam kegiatan ini dihadiri juga oleh Wakil Bupati Lembata Thomas Ola, Ketua DPRD Kabupaten Lembata, Petrus Gero, Sekretaris Daerah Paskalis Ola Tapobali, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lembata Yuni Damayanti, para Pimpinan Organisasi Perangkat Daerah serta Camat Wulandoni, Fransiskus Dangku dan Camat Lebatukan Piter Ruing. (yan moruk)
(alf)