Migor Langka di Papua Barat, 3 Kadis Perdagangan Sorong Raya Dipanggil Kejari

Senin, 30 Mei 2022 - 21:01 WIB
loading...
Migor Langka di Papua Barat, 3 Kadis Perdagangan Sorong Raya Dipanggil Kejari
Kepala Seksi Intelijen, Kejaksaan Negeri Sorong, I Putu Sastra Adi Wicaksono. Foto: MPI/Chanry Andrew Suripaty
A A A
SORONG - Minyak goreng ( migor ) di Papua Barat hingga kini masih langka. Kejaksaan Negeri (Kejari) Sorong memanggil tiga Kepala Dinas Perdagangan se-Sorong Raya untuk mempertanyakan kelangkaan yang masih terjadi.

Sebelum memanggil tiga Kepala Dinas Perdagangan, Kejari sebelumnya telah memanggil distributor minyak goreng yang ada di daerah itu. Mereka di antaranya, CV MIP, CV PS dan CV DM.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sorong, Erwin Priyadi Hamonangan Saragih, melalui Kepala Seksi Intelijen, I Putu Sastra Adi Wicaksono mengatakan, untuk hari ini (Senin 30/5/2022), Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Sorong Marthen Luther Pajala, Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Raja Ampat Samsudin Nimanuho dan Kadis Perdagangan Kabupaten Sorsel Agustinus Wamafma telah diperiksa terkait kelangkaan dan mahalnya minyak goreng.



Untuk sementara, kata Kasi Intel, yang belum memenuhi pemanggilan adalah kepala dinas Perdagangan Kota Sorong, Kabupaten Maybrat dan Kadis Perdagangan Kabupaten Tambrauw,

“Kepala-kepala dinas perdagangan ini kami mintai keterangan masih terkait kelangkaan minyak goreng yang sampai hari ini masih dirasakan oleh masyarakat,” kata Kasi Intel Kejari Sorong itu, Senin (30/5/2022).



Selain itu, dia mengatakan terkait bagaimana pendistribusian dan pengawasan minyak goreng kepada masyarakat terhadap harga jual di pasaran.

Sebelumnya, pada Jumat, (27/5/2022) lalu, Kepala Dinas Perdagangan l Raja Ampat Samsudin Nimanuho yang lebih dahulu diperiksa mengatakan, pemanggilan ini terkait dengan kasus minyak goreng yang mana sudah ditetapkan tersangkanya di Jakarta oleh Kejaksaan Agung.

Untuk minyak goreng, kata Kadis, distributornya seluruhnya berada di Sorong. Menurut dia, kalau di Sorong minyak goreng sudah langka, imbasnya juga terjadi di Raja Ampat.

"Kalau mau dibilang langka tidak juga, sebab masyarakat di sini kan kebanyakan membuat minyak kelapa sendiri. Sudah pasti, kondisinya tidak sama dengan di Sorong," katanya.


Kelangkaan itu dirasakan oleh masyarakat yang ada di Kota Waisai. Meski demikian, lanjut Kadis jumlah konsumen di Raja Ampat lebih banyak di Sorong.

Kelangkaan Minyak goreng ini, kata Kadis sudah menjadi isu yang menimbulkan kepanikan dan ketakutan di kalangan masyarakat. Yang terjadi di Raja Ampat, kata dia berbeda, ketika terjadi antrean pembelian minyak goreng, antreannya habis akan tetapi stok minyak goreng masih ada.

Saat terjadi kelangkaan, harga minyak goreng kemasan 5 liter mencapai Rp140.000, sedangkan harga minyak goreng curah Rp40.000 per 5 liter. Kemasan premier satu liter, harganya di kisaran Rp27.000 sampai Rp34.000.

Kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Raja Ampat berlangsung sebulan. Namun, di minggu kedua bulan April, Dinas Perdagangan Kabupaten Raja Ampat melepas 5,2 ton minyak goreng murah ke masyarakat untuk antisipasi menghadapi hari raya Idul Fitri 1443 H



Mengenai kuota, lanjut Samsudin, tidak ada, semuanya tergantung pengiriman dari Sorong. Meski sekarang sudah sedikit normal tetapi harganya masih di kisaran Rp20.000-24.000, untuk minyak goreng curah, sedangkan migor kemasan di harga Rp 30.000.

"Khusus minyak goreng curah ini menyesuaikan dengan Peraturan Menteri Perdagangan yang terbaru," kata dia

Dia pun menegaskan, pihaknya masih bergantung pada Sorong. Lain halnya jika pengiriman minyak goreng ini menggunakan Tol Laut, harganya mungkin sedikit lebih murah. “Operasi pasar ini pun dilakukan dua kali dalam setahun, yakni momen lebaran dan natal,” tandasnya.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3054 seconds (0.1#10.140)