Jadi Episentrum Penularan, Penanganan COVID-19 di Makassar Harus Diseriusi

Selasa, 23 Juni 2020 - 09:10 WIB
loading...
A A A
"Kita rencanakan launching itu dengan menggabungkan 24 kabupaten/kota. Salah satu kabupaten akan memperlihatkan tentu bagaimana protokol itu di mesjid, yang kabupaten lain di pasar sebagainya, sehingga itu menjadi bahan evaluasi kita nantinya," kata Ichsan.

Dia menegaskan, agenda kampanye massal protokol kesehatan menjadi langkah utama dalam pencegahan COVID-19. Dibanding apa yang dilakukan selama ini yang dinilai masih fokus pada penanganannya saja semisal, tracing contact dan testing masif.

Ichsan mengaku, tim Gugus Tugas COVID-19 masih akan membahas lebih jaug terkait agenda kampanye massal ini. Diharapkan jadwal dan konsep pelaksanaannya bisa segera dimatangkan untuk dilaksanakan dalam waktu dekat.

Terpisah, Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin menambahkan, selama ini penangana COVID-19 di Sulsel dilaksanakan melalui program trisula. Atau yang disebut tiga upaya pengendalian pengendalian Covid-19, yakni massive tracking, intensive testing, dan public health education.

Belakangan, massive tracking dan intensive tesfing sementara terus berjalan. Dari dua upaya ini, penelusuran warga yang terdampak COVID-19 semakin banyak yang ditemukan untuk segera mendapat penanganan. Disamping dua langkah itu, public health education turut menjadi fokus.

Dalam pelaksanaan edukasi intensif, rencananya akan dibentuk komunitas yang melibatkan RT/RW. Mereka yang menjadi garda terdepan dalam memberikan edukasi akan pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan kepada masyarakat.

"Program trisula diantaranya edukasi intensif. Edukasinya dengan membentuk Warga Tangguh Covid berbasis komunitas, RT, RW. Penguatan lembaga kemasyarakatan sangat penting. Jadi meningkatkan keterlibatan communitas secara massive sangat strategis untuk mengendalikan covid," papar Ridwan kepada SINDOnews.

Penerapan protokol kesehatan ini selama ini belum berjalan baik di tengah masyarakat. Jika dipersentasikan, angkanya masih jauh dari kata maksimal. "Tingkat kepatuhan dan disiplin masyarakat terhadap protokol kesehatan sekira 31-35%," sebut dia.

Ridwan memaparkan, beberapa alasan kurangnya pelaksanaan protokol kesehatan, diantaranya karena belum memahami pentingnya pencegahan. Selanjutnya faktor lingkungan yang tidak mendukung, tidak ada sanksi, risih pakai masker, dan malu.

Sementara Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah menegaskan, langkah pencegahan harus menjadi agenda penting dalam upaya penanganan COVID-19 di Sulsel. Dengan kota Makassar menjadi fokus sebagai wilayah episentrum.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2095 seconds (0.1#10.140)