Selama Januari - April 2022, Neraca Perdagangan Jawa Timur Defisit USD2,38 Miliar
loading...
A
A
A
SURABAYA - Selama Januari - April 2022, neraca perdagangan Jawa Timur (Jatim) mengalami defisit sebesar USD2,38 miliar. Hal ini disebabkan karena defisit pada sektor migas sebesar USD2,23 miliar dan sektor nonmigas sebesar USD 147,56 juta.
"Kondisi ini membuat kedua sektor tersebut perlu peningkatan kinerja agar neraca perdagangan Jawa Timur secara kumulatif berubah menjadi surplus di periode berikutnya. Selain itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Rabu (18/5/2022).
Baca juga: 3 Bulan Lagi Bisa Bebas, Ini Rencana Napiter Umar Patek
Neraca perdagangan Jawa Timur selama bulan April 2022 juga mengalami defisit sebesar USD573,49 juta. Defisit ini disebabkan karena selisih nilai perdagangan pada sektor migas sebesar USD489,39 juta.
Demikian juga di sektor nonmigas mengalami defisit nilai perdagangan sebesar USD84,10 juta. Ekspor Jatim pada April 2022 sebesar USD2,20 miliar. Sedangkan impor sebesar USD 2,77 miliar. "Pada bulan April 2022, ekspor Jatim masih didominasi sektor Industri dengan nilai ekspor USD1,92 miliar," imbuh Umar.
Menurut negara tujuan utama ekspor nonmigas, terbesar adalah Amerika Serikat senilai USD344,22 juta. Disusul Tiongkok sebesar USD318,11 juta dan Jepang USD 297,25 juta. "Kalau impor nonmigas, terbesar dari Tiongkok dengan kontribusi 26,39 persen atau senilai USD573,61 juta. Diikuti impor nonmigas dari Argentina sebesar USD169,14 juta," tandas Umar.
Tiga komoditas yang berkontribusi besar terhadap nilai total ekspor Jatim di bulan April 2022 adalah tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda sebesar 7,32 persen. Kemudian minyak petroleum mentah sebesar 4,68 persen dan sisa dan skrap dari logam mulia lainnya sebesar 4,60 persen.
Sedangkan untuk komoditas impor, terbesar adalah bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON 90 dan lebih tetapi di bawah RON 97 tidak dicampur senilai USD365,22 juta. Komoditas ini mayoritas diimpor dari Singapura sebesar USD135,68 juta. Kemudian komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan nilai impor USD178,33 juta. Komoditas ini mayoritas diimpor dari Brazil sebesar USD95,23 juta.
"Kondisi ini membuat kedua sektor tersebut perlu peningkatan kinerja agar neraca perdagangan Jawa Timur secara kumulatif berubah menjadi surplus di periode berikutnya. Selain itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Rabu (18/5/2022).
Baca juga: 3 Bulan Lagi Bisa Bebas, Ini Rencana Napiter Umar Patek
Neraca perdagangan Jawa Timur selama bulan April 2022 juga mengalami defisit sebesar USD573,49 juta. Defisit ini disebabkan karena selisih nilai perdagangan pada sektor migas sebesar USD489,39 juta.
Demikian juga di sektor nonmigas mengalami defisit nilai perdagangan sebesar USD84,10 juta. Ekspor Jatim pada April 2022 sebesar USD2,20 miliar. Sedangkan impor sebesar USD 2,77 miliar. "Pada bulan April 2022, ekspor Jatim masih didominasi sektor Industri dengan nilai ekspor USD1,92 miliar," imbuh Umar.
Menurut negara tujuan utama ekspor nonmigas, terbesar adalah Amerika Serikat senilai USD344,22 juta. Disusul Tiongkok sebesar USD318,11 juta dan Jepang USD 297,25 juta. "Kalau impor nonmigas, terbesar dari Tiongkok dengan kontribusi 26,39 persen atau senilai USD573,61 juta. Diikuti impor nonmigas dari Argentina sebesar USD169,14 juta," tandas Umar.
Tiga komoditas yang berkontribusi besar terhadap nilai total ekspor Jatim di bulan April 2022 adalah tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda sebesar 7,32 persen. Kemudian minyak petroleum mentah sebesar 4,68 persen dan sisa dan skrap dari logam mulia lainnya sebesar 4,60 persen.
Sedangkan untuk komoditas impor, terbesar adalah bahan bakar motor, tanpa timbal dari RON 90 dan lebih tetapi di bawah RON 97 tidak dicampur senilai USD365,22 juta. Komoditas ini mayoritas diimpor dari Singapura sebesar USD135,68 juta. Kemudian komoditas hasil dari ekstraksi minyak kacang kedelai lainnya dengan nilai impor USD178,33 juta. Komoditas ini mayoritas diimpor dari Brazil sebesar USD95,23 juta.
(msd)