Gubernur Khofifah Ajak Warga Madura Tingkatkan Daya Saing

Senin, 16 Mei 2022 - 15:46 WIB
loading...
Gubernur Khofifah Ajak Warga Madura Tingkatkan Daya Saing
Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengajak warga Madura untuk meningkatkan daya saing.Foto/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa mengajak masyarakat Jatim, khususnya Madura untuk meningkatkan daya saing. Pulau Madura memiliki dianggap punya banyak peluang bagi investasi.

Dia menyatakan, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, investasi triwulan I 2022 di Jatim tumbuh 39 persen. Angka itu jauh lebih tinggi dibanding nasional yang sebesar 28,5 persen. Pada periode yang sama pertumbuhan ekonomi Jatim tumbuh 5,20 persen sementara nasional tumbuh 5,01 persen.

Baca juga: 6 Korban Tewas Kecelakaan Bus di Tol Sumo Satu Keluarga, Teridentifikasi dari Pakaian

"Jika ada investasi masuk ke Madura, maka harus menjadi satu kesatuan maupun berseiring dengan kultur Madura yang penuh suasana spiritualitas," katanya saat menggelar halal bihalal dengan komunitas warga Madura, Senin (16/5/2022).

Seruan Khofifah ini bukan tanpa alasan. Kultur masyarakat Madura di empat Kabupaten yang terkenal akan kereligiusannya, menjadi ciri khas sekaligus daya tarik berbasis kearifan lokal bagi para investor.

Namun dirinya juga berpesan, bahwa hadirnya investor tidak boleh bertentangan dengan kultur religi yang sudah melekat di Madura. "Sehingga perlu ada pemetaan lebih detail terhadap titik-titik yang berpotensi bagi investor," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD mengajak segenap masyarakat Madura untuk tidak pernah melupakan sejarah. Ia mengatakan, kemajuan Jatim dan Indonesia bergantung pada generasi yang senantiasa mengingat perjuangan bangsanya.

"Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah karena darinya kita bisa belajar kearifan. Dari masa lalu kita dapat maju ke depan," ujarnya.

Mahfud MD pun mengimbau agar masyarakat Madura turut menjaga persatuan bangsa. Sebab dengan mengingat sejarah, masyarakat dapat dijauhkan dari perpecahan seperti disorientasi paham. "Disorientasi paham bisa berujung pada ketidakpercayaan satu sama lain dan ketidakpatuhan seseorang terhadap hukum pada negara," jelasnya
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1260 seconds (0.1#10.140)