Hindari Kasus BMT Banyumas Terulang, OJK dan BI Harus Gencar Sosialisasi Investasi Keuangan
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Kasus nasabah BMT di Banyumas yang kehilangan uang yang diinvestasikan hingga Rp5 miliar menjadi catatan besar bagi semua warga dan lembaga lembaga terkait.
Sangat penting dilakukan edukasi kepada masyarakat yang dilakukan ororitas jasa keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI). (BACA JUGA: Ratusan Nasabah di Banyumas Histeris Mengetahui Uangnya Rp5 M Raib)
"Kasus BMT Banyumas hampir sama dengan kasus koperasi Pandawa. Jadi masyarakat tergiur hasil besar. Disini pentingnya edukasi dari OJK dan BI. Meskipun sudah dilakukan harus lebih masif lagi," ujar pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Eddy Junarsin kepada Sindonews pada Jumat (19/6/2020).
Menurutnya masyarakat harus disadarkan logika investasi. Jika investasi hasilnya sangat menggiurkan atau di luar nalar maka risikonya sangat tinggi juga. " Nah, risiko ini harus dipahamkan kepada masyarakat. OJK dan BI harus masif sosialisasi. Kuncinya disitu," katanya.
Selain itu, Eddy juga mengingatkan pentingnya melihat kredibilitas lembaga yang menawarkan investasi. Dalam kasus di Banyumas, dia melihat lembaga tersebut tidak kredibel. (BACA JUGA: Polresta Banyumas Belum Terima Laporan Kasus BMT Insan Mandiri)
"Jadi masyarakat memang penting dipahamkan atas lembaga lembaga keuangan yang kredibel," pungkas Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini.
Sangat penting dilakukan edukasi kepada masyarakat yang dilakukan ororitas jasa keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI). (BACA JUGA: Ratusan Nasabah di Banyumas Histeris Mengetahui Uangnya Rp5 M Raib)
"Kasus BMT Banyumas hampir sama dengan kasus koperasi Pandawa. Jadi masyarakat tergiur hasil besar. Disini pentingnya edukasi dari OJK dan BI. Meskipun sudah dilakukan harus lebih masif lagi," ujar pengamat ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Eddy Junarsin kepada Sindonews pada Jumat (19/6/2020).
Menurutnya masyarakat harus disadarkan logika investasi. Jika investasi hasilnya sangat menggiurkan atau di luar nalar maka risikonya sangat tinggi juga. " Nah, risiko ini harus dipahamkan kepada masyarakat. OJK dan BI harus masif sosialisasi. Kuncinya disitu," katanya.
Selain itu, Eddy juga mengingatkan pentingnya melihat kredibilitas lembaga yang menawarkan investasi. Dalam kasus di Banyumas, dia melihat lembaga tersebut tidak kredibel. (BACA JUGA: Polresta Banyumas Belum Terima Laporan Kasus BMT Insan Mandiri)
"Jadi masyarakat memang penting dipahamkan atas lembaga lembaga keuangan yang kredibel," pungkas Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini.
(vit)