Tuntut Pemakzulan Bupati, Pendemo Nekat Ikat Anggota Dewan
loading...
A
A
A
BUTON SELATAN - Unjuk rasa pemakzulan Bupati Buton Selatan La Ode Arusani di Kantor DPRD Buton Selatan, Sulawesi Tenggara (Sultra) berakhir ricuh, Kamis (18/6/2020). Kericuhan terjadi saat puluhan pengunjukrasa mencoba menyandera seorang anggota dewan.
Aksi ini sebagai buntut kekecewaan pendemo terhadap legislatif yang dinilai tidak menindak Bupati Buton Selatan yang diduga menggunakan ijazah palsu saat Pilkada 2017 silam. (Baca:2 Balita Positif COVID-19 di Salatiga Dinyatakan Sembuh)
Unjukrasa yang bermula damai berujung ricuh pengunjukrasa kecewa dan mengamuk karena hanya ditemui seorang anggota DPRD karena anggota yang lain sedang berada di luar daerah
Pendemo akhirnya mencoba menyandera La Hijira seorang anggota DPRD Buton Selatan dengan cara menarik anggota dewan tersebut sambil mencoba mengikatnya dengan tali rapia.
Sang anggota dewan yang tak terima mendapat perlakuan kasar pun sempat emosi sehingga nyaris adu jotos dengan pendemo. Beruntung aksi ini dihalau aparat Kepolisian yang berjaga.
Unjukrasa ini dipicu karena kekesalan pengunjukrasa yang menilai Bupati Buton Selatan La Ode Arusani tidak layak menjadi pemimpin karena sejumlah permasalahan yang terjadi di Buton Selatan diantaranya bupati diduga menggunakan ijazah palsu saat mencalonkan diri di Pilkada Buton Selatan.
Pengunjukrasa mengancam akan terus melakukan aksinya dengan massa yang lebih banyak jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
Aksi ini sebagai buntut kekecewaan pendemo terhadap legislatif yang dinilai tidak menindak Bupati Buton Selatan yang diduga menggunakan ijazah palsu saat Pilkada 2017 silam. (Baca:2 Balita Positif COVID-19 di Salatiga Dinyatakan Sembuh)
Unjukrasa yang bermula damai berujung ricuh pengunjukrasa kecewa dan mengamuk karena hanya ditemui seorang anggota DPRD karena anggota yang lain sedang berada di luar daerah
Pendemo akhirnya mencoba menyandera La Hijira seorang anggota DPRD Buton Selatan dengan cara menarik anggota dewan tersebut sambil mencoba mengikatnya dengan tali rapia.
Sang anggota dewan yang tak terima mendapat perlakuan kasar pun sempat emosi sehingga nyaris adu jotos dengan pendemo. Beruntung aksi ini dihalau aparat Kepolisian yang berjaga.
Unjukrasa ini dipicu karena kekesalan pengunjukrasa yang menilai Bupati Buton Selatan La Ode Arusani tidak layak menjadi pemimpin karena sejumlah permasalahan yang terjadi di Buton Selatan diantaranya bupati diduga menggunakan ijazah palsu saat mencalonkan diri di Pilkada Buton Selatan.
Pengunjukrasa mengancam akan terus melakukan aksinya dengan massa yang lebih banyak jika tuntutan mereka tidak dipenuhi.
(sms)