Riwayat Pemberontakan Ronggo Prawirodirjo III yang Mengilhami Perang Jawa

Sabtu, 09 April 2022 - 05:05 WIB
loading...
A A A
Sebagai kepala pemerintahan distrik-distrik di wilayah timur, Raden Ronggo kerap dijadikan kambing hitam kericuhan itu.

Mengetahui hal itu, emosi Raden Ronggo terbakar. Ditambah, pada waktu itu istrinya Ratu Maduretno meninggal dunia, pada pertengahan 1809. Kepergian istri tercinta sangat memukul batinnya. Ditambah, Deandels makin kejam.

Dia melakukan kerja paksa terhadap penduduk untuk membangun jalan raya pos lintas Jawa. Proyek jalan ini, telah memakan lebih dari 12.000 jiwa orang Jawa. Alhasil, banyak warga yang mengungsi ke wilayah kerajaan.



Sementara itu, konflik perbatasan antara wilayah Jogjakarta dan Surakarta mencapai puncaknya yang pertama di Delanggu. Saat itu, terjadi insiden yang menewaskan kepala desa Delanggu oleh pasukan Raden Ronggo.

Puncak konflik selanjutnya perampokan dan pembunuhan, pada peristiwa Ngebel-Sekedok, pada 31 Januari 1810. Dalam peristiwa itu, tiga orang warga tewas dibunuh oleh orang Madiun yang diduga disuruh Raden Ronggo.

Menurut penyelidikan Dendeals, Raden Ronggo bersalah atas peristiwa ini. Dia lalu menjatuhkan hukum tangkap hidup atau mati kepada Raden Ronggo. Sejak peristiwa itulah, perlawanan Raden Ronggo terhadap Belanda dimulai.

Seperti disinggung sejak awal, pemberontakan itu berlangsung singkat saja. Meski demikian berdampak sangat besar.



Raden Ronggo lalu mendeklarasikan dirinya sebagai Ratu Adil yang mengayomi semua korban kekejaman dan ketidakadilan Belanda. Dalam hal ini, dia berhasil menarik golongan Tionghoa ke dalam barisannya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4219 seconds (0.1#10.140)