Belum Genap 2 Bulan Menjabat, Kades di Banyuasin Bangun Jalan dengan Uang Pribadi

Rabu, 06 April 2022 - 14:16 WIB
loading...
Belum Genap 2 Bulan...
Penampilan M Adam sebagai Kepala Desa Muara Baru, jauh dari kesan glamour dan sangat sederhana dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala desa, meskipun telah banyak membangun untuk desanya. Foto SINDOnews
A A A
BANYUASIN - Penampilan M Adam sebagai Kepala Desa Muara Baru, jauh dari kesan glamour dan sangat sederhana dalam menjalankan tugasnya sebagai kepala desa, meskipun telah banyak membangun untuk desanya.

Meski baru dilantik 11 Februari 2022 lalu sebagai kepala desa, namun sejumlah terobosan telah dilakukannya. Seperti pembangunan jalan desa setempat dengan spesifikasi lebar jalan enam meter dan panjang mencapai empat kilometer Baca juga:
Perampokan Emas 3 Kg di Bekasi, Polisi Curiga Orang Dekat


Jalan tersebut dibangunnya dengan dana pribadi, bukan menggunakan anggaran dana desa . Menurutnya, gebrakan pembangunan yang dilakukannya hanyalah menjalankan program pribadi. "Saya sebenarnya prihatin dengan keadaan desa saya, jadi saya berani berkorban untuk desa. Itu merupakan program sendiri karena saat ini belum memiliki program untuk pemerintahan desa," ujar M Adam, Rabu (6/4/2022).



Dijelaskan Adam, dalam mewujudkan program pribadi seperti membangun akses jalan sepanjang empat kilometer tersebut, dirinya juga enggan dan malu-malu membeberkan jumlah dana yang dikeluarkan.

"Kalau perkiraan dana belum tahu, saya hanya menugaskan pekerja untuk terus melakukan pekerjaan pembangunan jalan itu. Urusan biaya tidak terlalu pusing, berapa pun biayanya tidak jadi masalah, yang penting bisa dilewati kendaraan," jelasnya.

Selain telah membangun jalan desa secara pribadi, lanjut M Adam, dirinya juga akan meminta kepada Pemkab Banyuasin untuk membangun sebuah jembatan besar yang dapat menghubungkan dengan Kota Palembang yang menelan anggaran Rp2 miliar.

"Saat ini sudah ada enam jembatan kecil yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Tapi untuk membangun jembatan besar yang bisa dilintasi kendaraan mobil, kita minta bantuan ke Pemkab," jelasnya.

Terobosan lainnya yang dilakukan M Adam sebagai Kades Muara Baru yakni berani tidak menerima gaji yang berjumlah sekitar Rp3 juta. Gaji yang seharusnya diterimanya tersebut direncanakan akan digunakan untuk membuka lapangan pekerjaan.

Dengan uang Rp3 juta tersebut, M Adam akan membeli mesin pencetak batako dari Surabaya. Dengan demikian, warganya bisa mendapatkan pekerjaan dengan menjadi pengrajin batako. Lalu, batako hasil dari warganya tersebut akan dibelinya dengan gaji Kades.

Tak hanya itu, M Adam juga akan memberikan bantuan kepada warganya yang melahirkan dengan besaran bantuan yakni Rp800 ribu, yang juga merupakan uang pribadi. Hal ini dilakukan hanya demi kemanusiaan.

Wakil Ketua BPD Desa Muara Baru, Indra Yuda menjelaskan, batako hasil produksi warga tersebut selanjutnya akan disumbangkan kepada warganya yang membutuhkan, terutama bagi warga yang kondisi rumahnya tidak layak ditempati."Rencananya untuk satu rumah warga yang tidak layak akan mendapatkan bantuan 1.000 batako. Seperti dinding rumah yang terbuat dari kayu dan atap rumah dari daun," jelasnya.

Melihat sejumlah terobosan sebagai Kades yang berani mengeluarkan uang pribadi untuk kepentingan warganya, ternyata M Adam memiliki sumber keuangan yang tak ternilai. Dirinya diketahui merupakan warga asli setempat dan merupakan orang kaya lama desa tersebut. Orangtuanya merupakan perintis desa tersebut sejak 1946 sebagai Kepala Parit, yang memiliki 13 hektar kebun kelapa yang sudah berproduksi.

Selain itu, sumber keuangan M Adam lainnya sebagai Kades yakni berasal dari perkebunan sawit seluas 8 hektar yang merupakan miliknya, serta telah menjalani bisnis sejak berusia muda sebagai pengepul kelapa untuk diekspor ke luar negeri.

Bupati Banyuasin, Askolani, mengapresiasi M Adam yang baru menjabat sebagai Kades Muara Baru 11 Februari 2022 lalu, tetapi langsung melakukan sebuah terobosan yang luar biasa. Askolani mengatakan, pembangunan infrastruktur dengan dana pribadi tidak diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri. Sehingga dalam membangun desa tidak harus menunggu bantuan dari pemerintah.

"Ketika masyarakat bisa bergotong royong maka itu sangat baik, karena dalam membangun desa, selain menggunakan dana desa bisa juga dilakukan dengan menggunakan dana CSR dan lainnya. Desa Muara Baru ini bisa dijadikan contoh, memang setiap desa memiliki kemampuan masing-masing dan tidak sama," ucap Askolani.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3041 seconds (0.1#10.140)