Dinkes Makassar Perketat Pengawasan Takjil Selama Ramadan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Dinas Kesehatan Kota Makassar memperketat pengawasan peredaran penjualan takjil atau makanan berbuka puasa.
Dinkes ingin memastikan bahwa hidangan tersebut bebas dari kandungan bahan pengawet dan bahan berbahasa lainnya.
Sebanyak enam pasar tradisional menjadi sasaran inspeksi mendadak (sidak) Dinas Kesehatan, yakni Pasar Terong, Pasar Maricaya, Pasar Pabbaeng-baeng, Pasar Daya, Pasar Mandai, dan Pasar Toddopuli.
Kepala Dinas Kesehatan Makassar , Nursaidah Sirajuddin, menuturkan berdasarkan pemantauan pada tahun sebelumnya, pihaknya banyak menemukan takjil yang mengandung boraks, formalin, hingga metanil yellow atau pewarna tekstil.
"Tahun-tahun sebelumnya kami menemukan banyak takjil mengandung boraks dan pewarna yang tidak boleh ada dalam makanan," kata Ida, sapaan akrabnya.
Khusus pada pemantauan kali ini, Dinkes belum menemukan adanya kandungan berbahaya dari takjil yang diperiksa.
"Di Pasar Terong tadi aman, pasar-pasar yang ambil pasokan dari Pasar Terong itu sudah kami pastikan aman, karena kami periksa langsung di agennya," jelasnya.
Meski begitu, pemantauan dan pemeriksaan langsung di lapangan tetap bakal dilakukan. Selain di pasar tradisional, sidak juga bakal dilakukan di pasar modern.
Ke depannya, kata Ida, jika ditemukan ada pedagang yang menjual takjil dengan kandungan berbahaya, maka dagangannya akan segera ditarik dari pasaran.
Oleh karena itu, dia meminta agar para pedagang tetap mempertahankan kualitas dagangannya demi kesehatan dan kebersihan bersama.
Dinkes ingin memastikan bahwa hidangan tersebut bebas dari kandungan bahan pengawet dan bahan berbahasa lainnya.
Sebanyak enam pasar tradisional menjadi sasaran inspeksi mendadak (sidak) Dinas Kesehatan, yakni Pasar Terong, Pasar Maricaya, Pasar Pabbaeng-baeng, Pasar Daya, Pasar Mandai, dan Pasar Toddopuli.
Kepala Dinas Kesehatan Makassar , Nursaidah Sirajuddin, menuturkan berdasarkan pemantauan pada tahun sebelumnya, pihaknya banyak menemukan takjil yang mengandung boraks, formalin, hingga metanil yellow atau pewarna tekstil.
"Tahun-tahun sebelumnya kami menemukan banyak takjil mengandung boraks dan pewarna yang tidak boleh ada dalam makanan," kata Ida, sapaan akrabnya.
Khusus pada pemantauan kali ini, Dinkes belum menemukan adanya kandungan berbahaya dari takjil yang diperiksa.
"Di Pasar Terong tadi aman, pasar-pasar yang ambil pasokan dari Pasar Terong itu sudah kami pastikan aman, karena kami periksa langsung di agennya," jelasnya.
Meski begitu, pemantauan dan pemeriksaan langsung di lapangan tetap bakal dilakukan. Selain di pasar tradisional, sidak juga bakal dilakukan di pasar modern.
Ke depannya, kata Ida, jika ditemukan ada pedagang yang menjual takjil dengan kandungan berbahaya, maka dagangannya akan segera ditarik dari pasaran.
Oleh karena itu, dia meminta agar para pedagang tetap mempertahankan kualitas dagangannya demi kesehatan dan kebersihan bersama.
(tri)