Indahnya Masjid Jin di Bireun Aceh, Saksi Bisu Peradaban Islam di Tanah Rencong
loading...
A
A
A
Namun karena jamaah pengajian mengingkari janjinya, sehingga sejak itu jamaah jin tersebut tak bisa lagi dilihat manusia di masjid ini. Terlepas dari cerita turun-temurun tentang jamaah jin di masjid yang kini dikenal dengan Masjid Kuta Blang tersebut, kondisi masjid hinngga kini masih berdiri kokoh.
Sementara Ketua Pembangunan Masjid Kuta Blang, Asnawi Abdul Hamid menyatakan, bahwa masjid ini masih berdiri kokoh di Desa Kuta Blang Samalanga, setelah dilakukan beberapa kali renovasi dengan tidak mengubah bentuk dasar masjid.
Bahkan, di belakang masjid ini juga terdapat beberapa makam bersejarah, di antaranya makam keluarga Tun Sri Lanang, dan makam keluarga Abu Syim Awe Geutah. "Masjid ini, dinamakan Masjid Teungku Syik Kuta Blang, yang di masyarakat dikenal Thon Sa atau Tahun Satu, karena masjid dibangun tahun 1901," ungkapnya.
Bangunan masjid ini dikerjakan oleh seorang kepala tukang mualaf dari China bernama Ibrahim. Arsitekturnya mengikuti model Masjid Nabawi, di desain sedemikian rupa dengan arsiteknya Teungku Syekh Abdul Jalil sendiri.
Masjid yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda ini, bentuknya terlihat unik dan indah. Bahkan sampai saat ini, masjid tersebut masih digunakan oleh para jamaah yang merupakan warga setempat, untuk aktivitas ibadah seperti biasanya, serta untuk ibadah terawih di bulan suci Ramadhan.
Sementara Ketua Pembangunan Masjid Kuta Blang, Asnawi Abdul Hamid menyatakan, bahwa masjid ini masih berdiri kokoh di Desa Kuta Blang Samalanga, setelah dilakukan beberapa kali renovasi dengan tidak mengubah bentuk dasar masjid.
Bahkan, di belakang masjid ini juga terdapat beberapa makam bersejarah, di antaranya makam keluarga Tun Sri Lanang, dan makam keluarga Abu Syim Awe Geutah. "Masjid ini, dinamakan Masjid Teungku Syik Kuta Blang, yang di masyarakat dikenal Thon Sa atau Tahun Satu, karena masjid dibangun tahun 1901," ungkapnya.
Bangunan masjid ini dikerjakan oleh seorang kepala tukang mualaf dari China bernama Ibrahim. Arsitekturnya mengikuti model Masjid Nabawi, di desain sedemikian rupa dengan arsiteknya Teungku Syekh Abdul Jalil sendiri.
Masjid yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda ini, bentuknya terlihat unik dan indah. Bahkan sampai saat ini, masjid tersebut masih digunakan oleh para jamaah yang merupakan warga setempat, untuk aktivitas ibadah seperti biasanya, serta untuk ibadah terawih di bulan suci Ramadhan.
(eyt)