Indahnya Masjid Jin di Bireun Aceh, Saksi Bisu Peradaban Islam di Tanah Rencong
loading...
A
A
A
BIREUEN - Pilar-pilar kokoh menjadi tumpuan kuat bagi bangunan masjid yang berdiri di Gampong Lueng Angen Kuta Blang, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireun, Aceh. Coraknya yang berwarna-warni, membuah masjid ini begitu indah di tengah keheningan alam sekitarnya.
Baca Juga: Hari Pertama Puasa, Masjid Istiqlal Ramai Didatangi Pengunjung
Anehnya, warga setempat menyebut masjid tersebut sebagai masjid jin. Nama jin yang disematkan, mengundang banyak tanya, mengingat jin identik dengan makhluk halus. Siapa sangka, di antara misteri namanya, masjid ini ternyata telah berdiri sejak tahun 1901.
Bangunan masjid yang berdiri kokoh di tengah area persawahan ini, semakin menunjukkan keindahannya, layaknya berada di negeri kayangan. Dari kisah yang berkembang di tengah masyarakat, masjid ini didirikan oleh Teungku Haji Syekh Abdul Jalil.
Teungku Haji Syekh Abdul Jalil yang baru pulang menimba ilmu di tanah suci Mekkah, mengelar pengajian di masjid jin ini. Namun pada satu ketika, para jamaah pengajian merasa heran kenapa ada dua tirai di dalam masjid, sementara itu jamaah yang ikut pengajian hanya satu tirai.
Karena penasaran adanya dua tirai, maka jamaah pun bertanya kepada Teungku Haji Syekh Abdul Jalil, sehingga Teungku Haji Syekh Abdul Jalil menjawab bahwa ada jin muslim yang juga ikut menghadiri pengajiannya.
Hingga satu ketika, jamaah meminta kepada Teungku Haji Syekh Abdul Jalil agar menyakinkan mereka, dengan menunjukkan jamaah jin agar dapat dilihat dengan mata mereka. Permintaan itu dikabulkan oleh Teungku Haji Syekh Abdul Jalil, namun dengan syarat jamaah tak boleh ketawa ketika melihat jamaah jin yang berbeda beberapa bentuk tubuhnya dengan manusia.
Namun karena jamaah pengajian mengingkari janjinya, sehingga sejak itu jamaah jin tersebut tak bisa lagi dilihat manusia di masjid ini. Terlepas dari cerita turun-temurun tentang jamaah jin di masjid yang kini dikenal dengan Masjid Kuta Blang tersebut, kondisi masjid hinngga kini masih berdiri kokoh.
Sementara Ketua Pembangunan Masjid Kuta Blang, Asnawi Abdul Hamid menyatakan, bahwa masjid ini masih berdiri kokoh di Desa Kuta Blang Samalanga, setelah dilakukan beberapa kali renovasi dengan tidak mengubah bentuk dasar masjid.
Bahkan, di belakang masjid ini juga terdapat beberapa makam bersejarah, di antaranya makam keluarga Tun Sri Lanang, dan makam keluarga Abu Syim Awe Geutah. "Masjid ini, dinamakan Masjid Teungku Syik Kuta Blang, yang di masyarakat dikenal Thon Sa atau Tahun Satu, karena masjid dibangun tahun 1901," ungkapnya.
Bangunan masjid ini dikerjakan oleh seorang kepala tukang mualaf dari China bernama Ibrahim. Arsitekturnya mengikuti model Masjid Nabawi, di desain sedemikian rupa dengan arsiteknya Teungku Syekh Abdul Jalil sendiri.
Masjid yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda ini, bentuknya terlihat unik dan indah. Bahkan sampai saat ini, masjid tersebut masih digunakan oleh para jamaah yang merupakan warga setempat, untuk aktivitas ibadah seperti biasanya, serta untuk ibadah terawih di bulan suci Ramadhan.
Baca Juga: Hari Pertama Puasa, Masjid Istiqlal Ramai Didatangi Pengunjung
Anehnya, warga setempat menyebut masjid tersebut sebagai masjid jin. Nama jin yang disematkan, mengundang banyak tanya, mengingat jin identik dengan makhluk halus. Siapa sangka, di antara misteri namanya, masjid ini ternyata telah berdiri sejak tahun 1901.
Bangunan masjid yang berdiri kokoh di tengah area persawahan ini, semakin menunjukkan keindahannya, layaknya berada di negeri kayangan. Dari kisah yang berkembang di tengah masyarakat, masjid ini didirikan oleh Teungku Haji Syekh Abdul Jalil.
Teungku Haji Syekh Abdul Jalil yang baru pulang menimba ilmu di tanah suci Mekkah, mengelar pengajian di masjid jin ini. Namun pada satu ketika, para jamaah pengajian merasa heran kenapa ada dua tirai di dalam masjid, sementara itu jamaah yang ikut pengajian hanya satu tirai.
Karena penasaran adanya dua tirai, maka jamaah pun bertanya kepada Teungku Haji Syekh Abdul Jalil, sehingga Teungku Haji Syekh Abdul Jalil menjawab bahwa ada jin muslim yang juga ikut menghadiri pengajiannya.
Hingga satu ketika, jamaah meminta kepada Teungku Haji Syekh Abdul Jalil agar menyakinkan mereka, dengan menunjukkan jamaah jin agar dapat dilihat dengan mata mereka. Permintaan itu dikabulkan oleh Teungku Haji Syekh Abdul Jalil, namun dengan syarat jamaah tak boleh ketawa ketika melihat jamaah jin yang berbeda beberapa bentuk tubuhnya dengan manusia.
Namun karena jamaah pengajian mengingkari janjinya, sehingga sejak itu jamaah jin tersebut tak bisa lagi dilihat manusia di masjid ini. Terlepas dari cerita turun-temurun tentang jamaah jin di masjid yang kini dikenal dengan Masjid Kuta Blang tersebut, kondisi masjid hinngga kini masih berdiri kokoh.
Sementara Ketua Pembangunan Masjid Kuta Blang, Asnawi Abdul Hamid menyatakan, bahwa masjid ini masih berdiri kokoh di Desa Kuta Blang Samalanga, setelah dilakukan beberapa kali renovasi dengan tidak mengubah bentuk dasar masjid.
Bahkan, di belakang masjid ini juga terdapat beberapa makam bersejarah, di antaranya makam keluarga Tun Sri Lanang, dan makam keluarga Abu Syim Awe Geutah. "Masjid ini, dinamakan Masjid Teungku Syik Kuta Blang, yang di masyarakat dikenal Thon Sa atau Tahun Satu, karena masjid dibangun tahun 1901," ungkapnya.
Bangunan masjid ini dikerjakan oleh seorang kepala tukang mualaf dari China bernama Ibrahim. Arsitekturnya mengikuti model Masjid Nabawi, di desain sedemikian rupa dengan arsiteknya Teungku Syekh Abdul Jalil sendiri.
Masjid yang berdiri sejak zaman kolonial Belanda ini, bentuknya terlihat unik dan indah. Bahkan sampai saat ini, masjid tersebut masih digunakan oleh para jamaah yang merupakan warga setempat, untuk aktivitas ibadah seperti biasanya, serta untuk ibadah terawih di bulan suci Ramadhan.
(eyt)