Kisah Jenderal Sudirman, Santri yang Jadi Panglima Besar

Selasa, 29 Maret 2022 - 05:02 WIB
loading...
Kisah Jenderal Sudirman, Santri yang Jadi Panglima Besar
Seorang tokoh besar selalu memiliki cita-cita mulia yang menjadi dasar dan spirit perjuangannya. Jenderal Sudirman atau dikenal dengan Panglima Besar Jenderal Sudirman memiliki cita-cita mulia. Foto ilustrasi SINDOnews
A A A
JAKARTA - Seorang tokoh besar selalu memiliki cita-cita mulia yang menjadi dasar dan spirit perjuangannya. Jenderal Sudirman atau dikenal dengan sebutan Panglima Besar Jenderal Sudirman memiliki cita-cita mulia. Cita-cita itu mendasari seluruh perjuangannya.

Dalam pidatonya yang tercatat dalam buku 'Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman, Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia' karya Letjen (purn) TNI AD Tjokropranolo, terang-benderang cita-cita luhur sang Panglima Besar.

"Kita dasarkan perjuangan sekarang ini atas dasar kesucian. Kami yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa tidak akan melalaikan hambanya yang memperjuangkan sesuatu yang adil berdasarkan kesucian batin. Kita insya Allah akan menang jika berjuang kita sungguh berdasarkan kesucian, membela kebenaran dan keadilan," kata sang Panglima Besar dikutip buku tersebut.



Pidato tersebut disampaikan Sudirman saat memberikan pembinaan terhadap pemuda Muhammadiyah. Katanya, “Wahai para Pemuda Muhammadiyah, ada dua pilihan penting dalam kehidupan yang kita jalani saat ini, yang pertama iskhariman, yakni hidup yang mulia. Dan yang kedua adalah musyahidan, yakni mati syahid. Kalian memilih yang mana?"

Kalau memilih iskhariman, jelasnya, maka harus selalu beribadah dan berjuang untuk agama Islam. Jika memilih musyahidan, maka harus berjuang melawan setiap bentuk kebatilan dan berjuang untuk memajukan Islam.

“Kedua pilihan itu (iskhariman dan musyahidan) seimbang. Kita akan mendapatkan semua kalau mau, sebab seorang yang mendapatkan kemuliaan tentu harus berlaku sesuai ajaran dan berjuang di jalan Islam. Salah satu musuh penghalangnya saat ini adalah penjajahan. Karena itu, agar pemuda mendapatkan kemuliaan maka harus bersiap untuk berjuang, siap syahid untuk mendapatkan kemerdekaan, para pemuda harus berani untuk jihad fisabillilah.”

Garis perjuangan mulia Panglima Besar Jenderal Sudirman tidak lepas dari kehidupan masa kecilnya. Jiwa dan raganya dibentuk oleh lingkungan keluarga yang taat menghayati ajaran Islam.

Sudirman lahir pada 24 Januari 1916 di Kampung Bodas, Dukuh Rembang, Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah. Ia lahir dari seorang ibu bernama Siyem, dari garis keturunan darah biru atau ningrat, Wedana Rembang. Ayahnya bernama Karsid Kartowirodji, seoran pekerja di Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas.

Ketika usianya baru enam tahun, Sudirman ditinggalkan selamanya oleh ayahanda tercinta. Raden Tjokrosoenaryo, paman Sudirman, kemudian berinisiatif untuk mengasuhnya. Dalam asuhan sang paman, Sudirman kecil dididik dengan pelajaran agama secara ketat di bawah bimbingan Kyai Haji Qahar.

Oleh pamannya, Sudirman juga dimasukkan ke Hollandsch Inlandsche School. Dua tahun, pada pada 3 Juli 1922 M, Sudirman pindah ke Sekolah Tamansiswa, yaitu sekolah nasionalis yang didirikan oleh Ki hadjar Dewantara.

Tamat dari Tamansiswa, Sudirman melanjutkan pendidikannya di sebuah Sekolah Menengah Pertama di Wirotomo. Setelah lulus, Sudirman melanjutkan pendidikannya di Sekolah Guru milik Persyarikatan Muhammadiyah di Solo dan tidak sampai tamat.

Selanjutnta, setelah pamannya pensiun sebagai camat, Sudirman dan keluarganya hijrah ke Manggisan, Cilacap. Di sana dia ikut merintis pendirian Hizbul Wath, sebuah organisasi Kepanduan Putra yang didirikan oleh Persyarikatan Muhammadiyah.

Di Cilacap ini, Sudirman diangkat menjadi guru oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah untuk mengajar di HIS Muhammadiyah. Sudirman dikenal sebagai sosokyang adil dan sabar dalam mendidik muridnya. Pada 1937, Sudirman diangkat menjadi Ketua Kelompok Pemuda Muhammadiyah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2110 seconds (0.1#10.140)
pixels