Ketua RW di Pekanbaru Mengeluh Dana Bantuan COVID-19 Tak Menetes

Rabu, 17 Juni 2020 - 10:55 WIB
loading...
Ketua RW di Pekanbaru...
Warga petugas posko protes karena tak dapat batuan ke pos siaga COVID-19. Foto/SINDOnews/Banda Haruddin Tanjung
A A A
PEKANBARU - Pemprov Riau, sudah menyalurkan dana Rp100 juta untuk setiap kelurahan. Dana itu untuk bantuan petugas Siaga COVID-19 di Pekanbaru. Namun sejumlah pengurus mengaku hanya mendapatkan dana minim dari kelurahan. Mereka terpaksa memakai dana warga.

(Baca juga: Selama Mei, Impor Jatim Didominasi Perlengkapan Tempur )

Sejumlah RW, RT dan warga di Kelurahan Sidomulyo Timur, melakukan protes atas minimnya dana yang diberikan oleh kelurahan. Padahal mereka mengetahui anggaran Rp100 juta untuk posko siaga COVID-19. Namun paling banter jika diuangkan tiap RW atau posko COVID-19 hanya mendapatkan Rp2 juta.

"Kita cuma dapat 100 masker dan hand sanitizer 12 botol kecil, sama uang Rp560 ribu. Kalau uang dibagi tiga orang. Selebihnya tidak ada. Padahal dalam juknis anggaran ada dana spanduk, dana makan, minum, uang minyak petugas posko dan lainnya," kata Ketua RW 3, Zubir Rabu (17/6/2020).

Ketua RW 12 Aris Munandar mengatakan, bahwa posko siaga COVID-19 yang dibangun warga juga minim bantuan. Padahal seuai juknis posko COVID-19 yang di bangun di tengah masyarakat setiap RW harus mendapatkan bantuan yang sudah dianggarkan Rp100 juta/kelurahan.

"Sama juga dapat masker 100, tapi diminta lurah lagi sehingga kita hanya dapat 90 masker. Hand sanitizer juga gitu, awalnya kita dapat 15 diminta kelurahan lagi sisa 12. Kemudian uang pendataan Rp300 ribu/orang. Untuk tiga petugas posko COVID-19 diberikan Rp200 ribu," ucap Aris.

(Baca juga: Jelang Final Coppa Italia, Presiden Napoli Siratkan Dendam ke Sarri )

Seharusnya sesuai juknis (petunjuk teksnis) uang itu disalurkan oleh kelurahan untuk pembelian spanduk imbauan ke warga untuk mengantisipasi penularan COVID-19. Uang listrik di pos.

"Harusnya ada uang untuk makan dan minum selama jaga, serta memberikan imbauan ke warga. Uang tranportasi, APD dalam juknis juga ada, uang tranportasi juga sudah dianggarkan, tapi kita tidak dapat. Karena tidak dapat, kita pakai uang warga. Makan malam setiap hari 12 kotak tapi ini tidak ada. Semua pakai uang pribadi," keluhnya.

Hal senada juga diungkapkan Ketua RW 7 Joyfikar. Dia mempertanyakan kemana anggaran yang diperuntukan bagi warga dan petugas satgas COVID-19 yang ada di tengah warga. "Hanya dapat masker, hand sanitizer, dan uang Rp600 ribu untuk petugas yang jaga di pos. Selebihnya tidak ada," keluhnya.

(Baca juga: Dua Perangkat AIoT Realme Hadir di Indonesia, Apa Saja? )

Ketua RW 5 Novis mengatakan, selain dapat masker dan hand sanitizer, dia hanya mendapat uang pencatatan Rp100 untuk tiap RT, dan uang pendistribusian Rp188 ribu. Selebihnya uang transportasi, makan, listrik, APD dan spanduk tidak ada. Kita menggunakan uang warga melalui swadaya," imbuh Novis.

Pendirian posko COVID-19 disetiap RW diberlakukan sejak April 2020, atau sejak diberlakukan PSBB di Kota Pekanbaru. Untuk PSBB di Pekanbaru sendiri diberlakukan selama tiga priode atau hampir dua bulan.

Sementara itu, Lurah Sidomulyo Timur, Edwar Brata yang dihubungi mengatakan, uang setiap RW anggarannya berbeda sesuai jumlah RT. "Kalau anggaran sepanduk tidak banyak, sehingga dialihkan ke kegiatan yang lebih besar, seperti pengadaan sembako. Beli hand sanitizer kan mahal juga. Semua sudah diberikan," kilahnya.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1196 seconds (0.1#10.140)