Serangan Koloni Besar Belalang Kembara Resahkan Warga Sumba Timur

Rabu, 17 Juni 2020 - 10:22 WIB
loading...
Serangan Koloni Besar Belalang Kembara Resahkan Warga Sumba Timur
Warga di lima kecamatan yang ada di Kabupaten Sumba Timur, NTT, dicemaskan adanya serangan koloni besar belalang kembara. Foto/iNews TV/Dionisius Umbu Ana Lodu
A A A
SUMBA TIMUR - Lima kecamatan di Kabupaten Sumba Timur, NTT, dicemaskan adanya serangan koloni besar belalang kembara. Serangga penyerang rerumputan dan juga tumbuhan sumber pangan warga itu, hingga kini terus dalam pantauan.

(Baca juga: Dilema AJ vs Fury, di Mana Duo Raja Kelas Berat Inggris Bertarung? )

Pergerakan koloni besar belalang kembara ini selanjutnya akan dikendalikan, agar tidak terus meluas, dan merambah daerah-daerah pertanian milik masyarakat.

"Sementara kami mendata ada lima kecamatan yang telah diserang atau ditemukan koloni belalang kembara. Petugas kami bersama warga terus berupaya untuk mengendalikannya. Umumnya untuk sementara memang masih di hamparan padang sabana, belum sampai memasuki pemukiman dan lahan pertanian warga," jelas Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Sumba Timur, Oktavianus Mb. Muku, Rabu (17/06/ 2020).

(Baca juga: O-Film Luncurkan Modul Periskop Super-Tipis dengan Zoom Memukau )

Oktavianus yang dihubungi via WhattsApp (WA) juga menjelaskan, belalang kembara itu sempat merusakan lahan pertanian di Kelurahan Mauliru, Kecamatan Kambera. "Ada satu hektar padi usia satu bulan yang rusak oleh serangan belalang itu, beruntung bisa cepat dikendalikan dan kemudian terbang menjauhi lahan lainnya," katanya.

Adapun kelima kecamatan yang menjadi lokasi populasi koloni belalang kembara itu yakni, Kecamatan Pahunga Lodu, Rindi, Kahaungu Eti, Pandawai, dan Kecamatan Kambera. Upaya untuk memerangi atau mengendalikan populasinya terus dilakukan warga dan juga tim dari dinas terkait.

(Baca juga: Waspada! 3 Gejala Ini Bisa Pengaruhi Darah Tinggi hingga Stroke )

Upaya pengendalian serangan belalang tersebut, menghadapi tantangan yang sangat besar, karena luasnya padang pengembalaan dan hamparan sabana yang menjadi tempat ideal bagi belalang untuk berkembang biak, dan sewaktu-waktu bisa datang menyerang lahan pertanian.

"Walau belalang banyak di padang sabana, tapi tetap buat kita kawatir. Kalau rumput di padang habis dimakan, kami punya kuda dan ternak lain mau makan apa lagi? Juga kalau sampai rumput terlalu banyak kena semprot obat untuk bunuh belalang, bagaimana dengan hewan kita, jangan sampai membuat kuda dan sapi kami sakit," ungkap Mehang Paratu, salah satu warga Pandawai, kepada wartawan.

(Baca juga: Farah Puteri Sesalkan Medsos Jadi Debat Emosi, Bukan Substansi )

Dalam mengendalikan populasi belalang, instansi terkait memang mengandalkan penggunaan pestisida kimia. Hal itu oleh instansi terkait didasari pada kondisi serangan belalang yang sudah sangat masif. Hingga pengendalian dengan menggunakan pestisida menjadi langkah yang paling cepat untuk menghadapi tingginya populasi belalang kembara.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1389 seconds (0.1#10.140)