Kegawatan Semakin Berkurang, Angka Kesembuhan Meningkat Drastis
loading...
A
A
A
Baca Juga : Warga Binaan Lapas Perempuan Terpapar Corona Tembus 62 Orang
PDP yang berkurang inipun diklaim menandakan bahwa kondisi orang yang dicurigai terjangkit COVID-19, penangananya tidak menjadi berat. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah yang akan masuk atau dirawat di rumah sakit akan semakin berkurang. Saat ini, angka kasus positif di Sulsel juga didominasi dari kalangan OTG.
"Ada analisis yang ingin saya sampaikan bahwa dibanding yang positif, jumlah PDP juga semakin menurun. Ini sebuah analisis yang menggambarkan bahwa tingkat kegawatan COVID-19 di Sulsel itu semakin kurang," tegasnya.
Penanganam pengendalian COVID-19 di Sulsel saat ini difokuskan lewat program trisula. Atau diistilahkan sebagai tiga upaya pengendalian Covid-19 di Sulsel, yakni massive tracking, intensive testing, dan public health education.
"Tim konsultan Gugus Tugas COVID-19 Sulsel juga akan berkunjung ke Luwu Timur dulu. Untuk memberikan ide bagaimana upaya pengendalian Covid-19 disana. Setelah itu kita lihat perkembangan selanjutnya. Kalau di Makassar kan, setiap hari koordinasi," tukasnya.
Untuk tahap pertama pelaksanaan program trisula, didahulu dengan massive tracking. Proses ini rencananya ditargetkan dilakukan kepada 157.500 contact tracking. Dengan asumsi, tiap satu petugas mengidentifikasi minimal 5 kontak dari satu pasien positif.
Kaya Ichsan, langkah ini akan menggandeng pihak relawan, maupun tim dari Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam melakukan penelusuran. "Sementara ini teman-teman dari Unhas akan membantu, mahasiswa, ataupun relawan. Kemungkinan akan dilaksanakan dulu di Makassar, dan Luwu timur. Ini akan dibicarakan lebih lanjut," urai dia.
Dari hasil massive tracking ini, kemudian akan dilanjutkan dengan intensive testing. Rencananya, testing masif ditargetkan kepada 31.500 orang beresiko untuk memenuhi standar 3.500 per 1 juta penduduk.
Pemeriksaannya sendiri akan didahului melalui rapid test sebagai screening. Jika ada yang hasilnya reaktif, dilanjutkan dengan pemeriksaan swab. Pelaksanaan intensive testing ini juga didukung dengan adanya tujuh laboratorium PCR di Sulsel.
Dengan bertambahnya lab PCR itu, kemampuan pemeriksaan spesimen pun semakin besar bisa mencapai 800-1.000 sampel swab per hari. Dikatakan Ichsan, hingga saat pemeriksaan swab di Sulsel sudah mencapai 26.417 pemeriksaan spesimen.
PDP yang berkurang inipun diklaim menandakan bahwa kondisi orang yang dicurigai terjangkit COVID-19, penangananya tidak menjadi berat. Hal ini mengindikasikan bahwa jumlah yang akan masuk atau dirawat di rumah sakit akan semakin berkurang. Saat ini, angka kasus positif di Sulsel juga didominasi dari kalangan OTG.
"Ada analisis yang ingin saya sampaikan bahwa dibanding yang positif, jumlah PDP juga semakin menurun. Ini sebuah analisis yang menggambarkan bahwa tingkat kegawatan COVID-19 di Sulsel itu semakin kurang," tegasnya.
Penanganam pengendalian COVID-19 di Sulsel saat ini difokuskan lewat program trisula. Atau diistilahkan sebagai tiga upaya pengendalian Covid-19 di Sulsel, yakni massive tracking, intensive testing, dan public health education.
"Tim konsultan Gugus Tugas COVID-19 Sulsel juga akan berkunjung ke Luwu Timur dulu. Untuk memberikan ide bagaimana upaya pengendalian Covid-19 disana. Setelah itu kita lihat perkembangan selanjutnya. Kalau di Makassar kan, setiap hari koordinasi," tukasnya.
Untuk tahap pertama pelaksanaan program trisula, didahulu dengan massive tracking. Proses ini rencananya ditargetkan dilakukan kepada 157.500 contact tracking. Dengan asumsi, tiap satu petugas mengidentifikasi minimal 5 kontak dari satu pasien positif.
Kaya Ichsan, langkah ini akan menggandeng pihak relawan, maupun tim dari Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam melakukan penelusuran. "Sementara ini teman-teman dari Unhas akan membantu, mahasiswa, ataupun relawan. Kemungkinan akan dilaksanakan dulu di Makassar, dan Luwu timur. Ini akan dibicarakan lebih lanjut," urai dia.
Dari hasil massive tracking ini, kemudian akan dilanjutkan dengan intensive testing. Rencananya, testing masif ditargetkan kepada 31.500 orang beresiko untuk memenuhi standar 3.500 per 1 juta penduduk.
Pemeriksaannya sendiri akan didahului melalui rapid test sebagai screening. Jika ada yang hasilnya reaktif, dilanjutkan dengan pemeriksaan swab. Pelaksanaan intensive testing ini juga didukung dengan adanya tujuh laboratorium PCR di Sulsel.
Dengan bertambahnya lab PCR itu, kemampuan pemeriksaan spesimen pun semakin besar bisa mencapai 800-1.000 sampel swab per hari. Dikatakan Ichsan, hingga saat pemeriksaan swab di Sulsel sudah mencapai 26.417 pemeriksaan spesimen.