Demi Sekolah, Para Orang Tua Gendong Anak Seberangi Aliran Lahar Dingin Gunung Semeru
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Puluhan murid sekolah dasar (SD) di lereng Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur harus digendong orang tua menyeberangi aliran lahar dingin Sungai Regoyo untuk sampai di sekolah.
Para murid SD terpaksa digendong lantaran jembatan yang menjadi akses satu-satunya warga untuk beraktivitas jebol diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru dua bulan lalu.
Kini, warga dan para murid berharap jembatan yang menghubungkan Dusun Sumberlangsep dengan Jugosari segera dibangun agar mobilitas mereka menjadi lancar.
Gendong anak menyeberangi banjir lahar menjadi rutinitas warga saat mengantar ke SD Negeri 03 Jugosari, Candipuro, Lumajang yang berada di seberang desa.
Namun tidak sedikit murid SD harus menyeberangi banjir lahar dingin Sungai Regoyo sendiri lantaran orang tuanya tak kuat menggendongnya sampai ke seberang.
Meski menantang bahaya namun tidak ada pilihan lain lantaran akses ini menjadi akses satu-satunya warga menyeberangi banjir lahar dingin Sungai Regoyo.
Sedikitnya ada 42 murid SD yang tinggal di Dusun Sumberlangsep. Mereka setiap berangkat dan pulang sekolah harus menyeberangi jalur lahar dingin Gunung Semeru yang mengalir di Sungai Regoyo.
Eriawati, guru SDN Jugosari 03 berharap pemerintah segera membangun jembatan penyeberangan sehingga murid bisa aman berangkat ke sekolah.
Sementara itu sejak jembatan jebol diterjang banjir lahar Gunung Semeru, sebanyak 125 kepala keluarga (KK) atau 470 warga yang tinggal di Dusun Sumberlangsep terisolir. Untuk sampai di desa seberang warga harus bertaruh nyawa menyeberangi jalur lahar dingin Sungai Regoyo.
Lihat Juga: Komplotan Pencuri Kerbau Modus Mutilasi di Lumajang Ditangkap, Sudah Beraksi di 7 Lokasi
Para murid SD terpaksa digendong lantaran jembatan yang menjadi akses satu-satunya warga untuk beraktivitas jebol diterjang banjir lahar dingin Gunung Semeru dua bulan lalu.
Kini, warga dan para murid berharap jembatan yang menghubungkan Dusun Sumberlangsep dengan Jugosari segera dibangun agar mobilitas mereka menjadi lancar.
Gendong anak menyeberangi banjir lahar menjadi rutinitas warga saat mengantar ke SD Negeri 03 Jugosari, Candipuro, Lumajang yang berada di seberang desa.
Namun tidak sedikit murid SD harus menyeberangi banjir lahar dingin Sungai Regoyo sendiri lantaran orang tuanya tak kuat menggendongnya sampai ke seberang.
Meski menantang bahaya namun tidak ada pilihan lain lantaran akses ini menjadi akses satu-satunya warga menyeberangi banjir lahar dingin Sungai Regoyo.
Sedikitnya ada 42 murid SD yang tinggal di Dusun Sumberlangsep. Mereka setiap berangkat dan pulang sekolah harus menyeberangi jalur lahar dingin Gunung Semeru yang mengalir di Sungai Regoyo.
Eriawati, guru SDN Jugosari 03 berharap pemerintah segera membangun jembatan penyeberangan sehingga murid bisa aman berangkat ke sekolah.
Sementara itu sejak jembatan jebol diterjang banjir lahar Gunung Semeru, sebanyak 125 kepala keluarga (KK) atau 470 warga yang tinggal di Dusun Sumberlangsep terisolir. Untuk sampai di desa seberang warga harus bertaruh nyawa menyeberangi jalur lahar dingin Sungai Regoyo.
Lihat Juga: Komplotan Pencuri Kerbau Modus Mutilasi di Lumajang Ditangkap, Sudah Beraksi di 7 Lokasi
(shf)