Gunung Semeru Bergolak, Muncul Semburan Awan Panas Disertai Hujan Abu
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur kembali bergolak dengan munculnya semburan awan panas guguran disertai guyuran hujan abu, Senin (28/2/2022) sore.
Gunung Semeru kembali meluncurkan awan panas guguran dengan amplitudo maksimal hingga dua puluh dua milimeter dan durasi 1.080 detik. Petugas pemantauan belum bisa mengkonfirmasi jarak luncur awan panas ini karena kondisi gunung tertutup kabut.
Akibat semburan awan panas guguran ini, sejumlah desa di kaki Gunung Semeru diguyur hujan abu.
Dalam rekaman video CCTV milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang yang terpasang di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo terlihat jelas kepulan asap hitam pekat membumbung tinggi dari balik kabut di area Gunung Semeru.
Berdasarkan data pengamatan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf pada pukul 15.48 WIB, dengan amplitudo maksimal mencapai dua puluh dua mili meter.
Rekaman getaran awan panas itu terekam selama 1.080 detik, dari pukul 15.48 WIB hingga pukul 16.15 WIB saat gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini tertutup kabut.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi menjelaskan, petugas melakukan beberapa langkah antisipasi, salah satunya menutup jalur alternatif Curah Kobokan. Hal itu karena sungai di Curah Kobokan merupakan lokasi luncuran material Gunung Semeru.
Akibat awan panas guguran ini, sejumlah desa di kaki Gunung Semeru yakni Desa Penanggal dan Desa Candipuro diguyur hujan abu.
“Penyebrangan Curah Kobokan sementara kita tutup. Mohon diperhatikan agar kita bisa menyelamatkan diri apabila sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi," kata Patria.
Hingga kini petugas telah menerjunkan sejumlah tim untuk melakukan asessmen di lapangan terkait dampak dan upaya pencegahan terjadinya korban jiwa. Sementara itu hingga 28 Februari 2022 status Gunung Semeru masih bertahan di level III atau Siaga.
Gunung Semeru kembali meluncurkan awan panas guguran dengan amplitudo maksimal hingga dua puluh dua milimeter dan durasi 1.080 detik. Petugas pemantauan belum bisa mengkonfirmasi jarak luncur awan panas ini karena kondisi gunung tertutup kabut.
Akibat semburan awan panas guguran ini, sejumlah desa di kaki Gunung Semeru diguyur hujan abu.
Dalam rekaman video CCTV milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang yang terpasang di Desa Oro-oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo terlihat jelas kepulan asap hitam pekat membumbung tinggi dari balik kabut di area Gunung Semeru.
Berdasarkan data pengamatan petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf pada pukul 15.48 WIB, dengan amplitudo maksimal mencapai dua puluh dua mili meter.
Rekaman getaran awan panas itu terekam selama 1.080 detik, dari pukul 15.48 WIB hingga pukul 16.15 WIB saat gunung api tertinggi di Pulau Jawa ini tertutup kabut.
Kepala Pelaksana BPBD Lumajang, Patria Dwi Hastiadi menjelaskan, petugas melakukan beberapa langkah antisipasi, salah satunya menutup jalur alternatif Curah Kobokan. Hal itu karena sungai di Curah Kobokan merupakan lokasi luncuran material Gunung Semeru.
Akibat awan panas guguran ini, sejumlah desa di kaki Gunung Semeru yakni Desa Penanggal dan Desa Candipuro diguyur hujan abu.
“Penyebrangan Curah Kobokan sementara kita tutup. Mohon diperhatikan agar kita bisa menyelamatkan diri apabila sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi," kata Patria.
Hingga kini petugas telah menerjunkan sejumlah tim untuk melakukan asessmen di lapangan terkait dampak dan upaya pencegahan terjadinya korban jiwa. Sementara itu hingga 28 Februari 2022 status Gunung Semeru masih bertahan di level III atau Siaga.
(shf)