Bupati Pasaman Ngamuk di Posko Penanganan Bencana Gempa Bumi
loading...
A
A
A
PASAMAN - Bupati Pasaman, Benny Utama meluapkan kemarahannya di posko induk penanganan bencana gempa bumi di kantor Kecamatan Tigo Nagari. Pasalnya, dia mendapati distribusi bantuan untuk korban gempa bumi yang tidak sesuai prosedur.
Saat itu, Benny menemukan tumpukan bantuan yang siap diangkut tanpa mekanisme yang jelas. Dengan nada tinggi, Benny menanyakan sistem pendisitribusian bantuan untuk korban gempa bumi tanpa prosedural itu ke camat.
"Pak camat, saya ingin tahu siapa yang menyetujui? Katanya untuk Bukit Lintang. Katanya Bukit Lintang tidak dapat apa-apa. Itu kan tidak baik terdengarnya keluar. Mereka dapat tapi dikatakan tidak," ujar Benny dengan nada tinggi.
Petugas posko penanganan gempa bumi, kedapatan Benny tengah memberikan bantuan pada pengungsi secara pribadi, tanpa prosedur dan mekanisme yang jelas. Benny memastikan semua bantuan akan dibagikan kepada warganya yang terdampak gempa bumi, tentunya dengan jalur distribusi yang benar.
Benny semakin emosi, ketika melihat tumpukan bantuan yang siap untuk dibawa tanpa prosedur. Sehingga mempertanyakan kepada camat, tentang pihak yang menyetujui bantuan keluar dari posko. Pada malam sebelumnya, Benny telah menegaskan kepada petugas, agar pendistribusian bantuan untuk korban gempa bumi harus sesuai prosedur.
"Ini posko induk, cara pendistribusian dan cara menerima bantuan harus jelas. Bantuan untuk masyarakat harus sampai sesuai dengan peruntukannya. Kita juga mendengar keluhan-keluhan dari masyarakat terkait distribusi bantuan," tegas Benny.
Hingga Kamis (3/3/2022), bantuan untuk korban gempa di Kabupaten Pasaman, terus berdatangan. Sesuai prosedurnya, seluruh bantuan di drop ke posko induk di kantor kecamatan, lalu diambil oleh wali nagari dan didistribusikan oleh jorong kepada korban gempa di wilayahnya masing-masing.
Bantuan juga dapat diambil langsung dengan cara datang posko, oleh pihak yang membawa surat pertanggung jawaban pendistribusian dari wali nagari. Banyaknya masalah dalam proses pendistribusian bantuan, juga disorot oleh anggota DPR, Ade Rezki Pratama, saat memberikan bantuan ke posko gempa di Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Pasaman Barat.
Ade meminta bantuan yang telah sampai di posko, agar didistribusikan secara bijak. "Ini tanggung jawab kemanusiaan kita bersama, untuk saudara kita baik di Pasaman Barat, dan Pasaman. Tadi melihat begitu banyak yang membawa bantuan lalu lalang, menandakan persaudaraan kita masih kuat. Agar kiranya bantuan ini dapat didistribusikan secara bijak, sesuai porsi masing-masing," tegasnya.
Sementara, melihat mulai banyaknya bantuan dari berbagai pihak yang tiba di posko induk, membuat pengungsi berharap juga mendapat bagian, karena beberapa kebutuhan selama mengungsi seperti tikar, alat masak, dan bahan makanan belum terpenuhi.
"Pondok tenda sudah ada tapi belum ada alasnya. Tempat masak belum ada. Tidak ada yang bisa kami bawa ke sini. Tikar untuk alas tempat tidur, alat masak, dan gas untuk memasak belum ada. Kami membutuhkan juga minyak serta beras," ujar pengungsi korban gempa, Tina.
Sebanyak 7.500 jiwa korban gempa di Kabupaten Pasaman, masih berada di pengungsian. Jumlah ini sudah jauh menurun, karena sebagian pengungsi yang rumahnya rusak ringan mencoba kembali dan tinggal di rumah masing-masing.
Saat itu, Benny menemukan tumpukan bantuan yang siap diangkut tanpa mekanisme yang jelas. Dengan nada tinggi, Benny menanyakan sistem pendisitribusian bantuan untuk korban gempa bumi tanpa prosedural itu ke camat.
"Pak camat, saya ingin tahu siapa yang menyetujui? Katanya untuk Bukit Lintang. Katanya Bukit Lintang tidak dapat apa-apa. Itu kan tidak baik terdengarnya keluar. Mereka dapat tapi dikatakan tidak," ujar Benny dengan nada tinggi.
Petugas posko penanganan gempa bumi, kedapatan Benny tengah memberikan bantuan pada pengungsi secara pribadi, tanpa prosedur dan mekanisme yang jelas. Benny memastikan semua bantuan akan dibagikan kepada warganya yang terdampak gempa bumi, tentunya dengan jalur distribusi yang benar.
Benny semakin emosi, ketika melihat tumpukan bantuan yang siap untuk dibawa tanpa prosedur. Sehingga mempertanyakan kepada camat, tentang pihak yang menyetujui bantuan keluar dari posko. Pada malam sebelumnya, Benny telah menegaskan kepada petugas, agar pendistribusian bantuan untuk korban gempa bumi harus sesuai prosedur.
"Ini posko induk, cara pendistribusian dan cara menerima bantuan harus jelas. Bantuan untuk masyarakat harus sampai sesuai dengan peruntukannya. Kita juga mendengar keluhan-keluhan dari masyarakat terkait distribusi bantuan," tegas Benny.
Hingga Kamis (3/3/2022), bantuan untuk korban gempa di Kabupaten Pasaman, terus berdatangan. Sesuai prosedurnya, seluruh bantuan di drop ke posko induk di kantor kecamatan, lalu diambil oleh wali nagari dan didistribusikan oleh jorong kepada korban gempa di wilayahnya masing-masing.
Bantuan juga dapat diambil langsung dengan cara datang posko, oleh pihak yang membawa surat pertanggung jawaban pendistribusian dari wali nagari. Banyaknya masalah dalam proses pendistribusian bantuan, juga disorot oleh anggota DPR, Ade Rezki Pratama, saat memberikan bantuan ke posko gempa di Kabupaten Pasaman, dan Kabupaten Pasaman Barat.
Ade meminta bantuan yang telah sampai di posko, agar didistribusikan secara bijak. "Ini tanggung jawab kemanusiaan kita bersama, untuk saudara kita baik di Pasaman Barat, dan Pasaman. Tadi melihat begitu banyak yang membawa bantuan lalu lalang, menandakan persaudaraan kita masih kuat. Agar kiranya bantuan ini dapat didistribusikan secara bijak, sesuai porsi masing-masing," tegasnya.
Sementara, melihat mulai banyaknya bantuan dari berbagai pihak yang tiba di posko induk, membuat pengungsi berharap juga mendapat bagian, karena beberapa kebutuhan selama mengungsi seperti tikar, alat masak, dan bahan makanan belum terpenuhi.
"Pondok tenda sudah ada tapi belum ada alasnya. Tempat masak belum ada. Tidak ada yang bisa kami bawa ke sini. Tikar untuk alas tempat tidur, alat masak, dan gas untuk memasak belum ada. Kami membutuhkan juga minyak serta beras," ujar pengungsi korban gempa, Tina.
Sebanyak 7.500 jiwa korban gempa di Kabupaten Pasaman, masih berada di pengungsian. Jumlah ini sudah jauh menurun, karena sebagian pengungsi yang rumahnya rusak ringan mencoba kembali dan tinggal di rumah masing-masing.
(eyt)