5 Program Unggulan Dilahirkan dalam Peringatan HPI ke-167 di Tanah Papua

Senin, 28 Februari 2022 - 21:39 WIB
loading...
5 Program Unggulan Dilahirkan dalam Peringatan HPI ke-167 di Tanah Papua
Lima program unggulan dan prioritas dihasilkan dalam lokakarya membangun paradigma inklusif di Entrop, Kota Jayapura. Foto/iNews TV/Edy Siswanto
A A A
JAYAPURA - Lima program unggulan dan prioritas dihasilkan dalam workshop membangun paradigma inklusif (MPI) yang digelar oleh PGLII, PGGP dan Wahana Visi Indonesia di Entrop, Kota Jayapura. Kegiatan yang mengusung tema Api Injil Terus Menyala dari Tanah Papua ini merupakan rangkaian peringatan Hari Pekabaran Injil (HPI) ke-167.

Kegiatan yang dihadiri 13 peserta yang terdiri para pendeta, pimpinan gereja, pastor, fasilitator dan co-fasilitator menghasilkan program turunan berupa lima program unggulan dan prioritas.



Hal itu terdiri dari dua program pendidikan, yaitu integrasi sekolah minggu dan PAUD melalui program pembekalan guru sekolah minggu dan PAUD program penggalangan pendanaan.

Sedangkan bidang ekonomi membuat dua program unggulan dan prioritas yaitu pendataan pemberdayaan ekonomi jemaat dan pedagang di pasar tradisonal.

Dan program unggulan di dalam menangani isu-isu sosial termasuk di antaranya penanganan 60.000 pengungsi dan pembangunan shelter (penampungan sementara untuk para pengungsi) masyarakat korban konflik.

Ketua II PGGP, Pdt Metusaleh PA Maury S.Th mengatakan, kegiatan workshop tersebut masih dalam rangkaian peringatan HPI ke-167.

"Workshop MPI merupakan bagian dari rangkaian HPI yang menegaskan bahwa kehadiran gereja-gereja Papua adalah sebagai umat Allah yang dipanggil untuk menghadirkan tanda-tanda Kerajaan Allah yang dinampakkan dalam kepeduliaan untuk menyelesaikan masalah pendidikan, ekonomi dan isu-isu sosial di Papua," katanya, Senin (28/2/2022).


Dia menjelaskan, salah satu masalah utama yang dibahas dalam penyusunan program adalah belum terintegrasinya antara sekolah minggu dan PAUD akibat perbedaan doktrin. Termasuk kurangnya dukungan stakeholder dan minimnya pendanaan, serta belum adanya sistem rekrutmen dan kurikulum yang memadai.

Penyusunan program lainnya di bidang ekonomi dan isu-isu sosial terkait dengan penanganan pengungsi juga menjadi analisa MPI.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2983 seconds (0.1#10.140)